Dibantu IOC, tim basket putri bidik medali
A
A
A
Sindonews.com - Tim basket putri Indonesia menargetkan medali di SEA Games XXVII di Myanmar. Mirisnya, tekad dan semangat itu tidak mendapatkan sokongan dana dari pemerintah. Beruntung, srikandi Merah Putih itu, mendapatkan bantuan dana dari IOC (International Olympic Committee) sebesar USD600 ribu.
Kendati torehan prestasi yang mereka capai dikatakan belum maksimal, IOC memberanikan diri membantu srikandi-srikandi Indonesia tersebut. Ini dikarenakan prestasi ranking yang didapat tim basket putri Indonesia mengalami peningkatan dari peringkat 65 menjadi 55 dunia.
Hasilnya itu mendapat penilaian positif dari Federasi Internasional Basketball Association (FIBA). Atas rekomendasi FIBA, IOC tergugah kucurkan dana dari pos pengembangan senilai USD600 ribu. Bukan dinilai dari gelar, melainkan progres prestasi dari tahun ke tahun.
Lewat dana tersebut, diharapkan tim basket putri Indonesia bisa menghasilkan prestasi yang lebih setiap tahunnya. Termasuk pada Asian Games 2014 dan SEA Games XXVIII/2015.
"Terpenting, tim putri langsung lolos ke Asian Games 2014 Incheon tanpa penyisihan. Ini jadi semacam wild card," kata Sekjen PB Perbasi Agus Mauro.
Sebelumnya, Satlak Prima nyaris mencoret tim basket putri Indonesia dari kesertaan ke SEA Games 2013. Tapi, PB Perbasi dan manajer timnas putri Hasan Gozali ngotot timnas tetap ambil bagian. Caranya, mereka ambil risiko dengan mendanai kebutuhan secara mandiri.
Dengan kepastian itu, tim basket putri terus melakukan serangkaian uji coba guna mengukur kemampuan para atlet di Myanmar 11-22 Desember mendatang. Apalagi, Thailand dan tuan rumah Myanmar jadi pesaing terkuat untuk merebut medali emas di ajang tersebut. Hal itu disebut Kepala pelatih timnas basket putri, Raoul Miguel Hadinoto.
Namun, sejak minggu ini, intensitas latihan mulai dikurangi. Itu dilakukan agar pick performa para atlet bisa terjaga saat bertanding nanti. Sebab, berdasarkan hasil pengundian timnas basket putri Indonesia akan langsung bertemu dengan Myanmar di pertandingan perdana.
Menurut Ebos -sapaan akrab Raoul - mengatakan timnya buta dengan kekuatan Myanmar. Terlebih, tim tuan rumah diperkuat oleh pemain naturalisasi dari China. Secara postur tubuh dan teknik permainan China jelas lebih unggul dari rata-rata pemain Asia. Meski begitu, Ebos tetap optimistis pasukannya bisa sukses menghadapi tuan rumah.
Selain itu, masalah lain yang mempersulit langkah tim basket putri Indonesia yakni kacaunya jadwal penyelenggaraan yang dibuat panitia SEA Games XXVII. Bagaimana tidak, setelah melawan tim tuan rumah, Indonesia mendapat jatah libur selama empat hari.
Jika tidak berlatih maksimal dan diantisipasi dengan baik tentunya akan mengganggu performa atlet untuk pertandingan selanjutnya. "Kami akan coba protes saat technical meeting berlangsung," kata Ebos.
Kendati torehan prestasi yang mereka capai dikatakan belum maksimal, IOC memberanikan diri membantu srikandi-srikandi Indonesia tersebut. Ini dikarenakan prestasi ranking yang didapat tim basket putri Indonesia mengalami peningkatan dari peringkat 65 menjadi 55 dunia.
Hasilnya itu mendapat penilaian positif dari Federasi Internasional Basketball Association (FIBA). Atas rekomendasi FIBA, IOC tergugah kucurkan dana dari pos pengembangan senilai USD600 ribu. Bukan dinilai dari gelar, melainkan progres prestasi dari tahun ke tahun.
Lewat dana tersebut, diharapkan tim basket putri Indonesia bisa menghasilkan prestasi yang lebih setiap tahunnya. Termasuk pada Asian Games 2014 dan SEA Games XXVIII/2015.
"Terpenting, tim putri langsung lolos ke Asian Games 2014 Incheon tanpa penyisihan. Ini jadi semacam wild card," kata Sekjen PB Perbasi Agus Mauro.
Sebelumnya, Satlak Prima nyaris mencoret tim basket putri Indonesia dari kesertaan ke SEA Games 2013. Tapi, PB Perbasi dan manajer timnas putri Hasan Gozali ngotot timnas tetap ambil bagian. Caranya, mereka ambil risiko dengan mendanai kebutuhan secara mandiri.
Dengan kepastian itu, tim basket putri terus melakukan serangkaian uji coba guna mengukur kemampuan para atlet di Myanmar 11-22 Desember mendatang. Apalagi, Thailand dan tuan rumah Myanmar jadi pesaing terkuat untuk merebut medali emas di ajang tersebut. Hal itu disebut Kepala pelatih timnas basket putri, Raoul Miguel Hadinoto.
Namun, sejak minggu ini, intensitas latihan mulai dikurangi. Itu dilakukan agar pick performa para atlet bisa terjaga saat bertanding nanti. Sebab, berdasarkan hasil pengundian timnas basket putri Indonesia akan langsung bertemu dengan Myanmar di pertandingan perdana.
Menurut Ebos -sapaan akrab Raoul - mengatakan timnya buta dengan kekuatan Myanmar. Terlebih, tim tuan rumah diperkuat oleh pemain naturalisasi dari China. Secara postur tubuh dan teknik permainan China jelas lebih unggul dari rata-rata pemain Asia. Meski begitu, Ebos tetap optimistis pasukannya bisa sukses menghadapi tuan rumah.
Selain itu, masalah lain yang mempersulit langkah tim basket putri Indonesia yakni kacaunya jadwal penyelenggaraan yang dibuat panitia SEA Games XXVII. Bagaimana tidak, setelah melawan tim tuan rumah, Indonesia mendapat jatah libur selama empat hari.
Jika tidak berlatih maksimal dan diantisipasi dengan baik tentunya akan mengganggu performa atlet untuk pertandingan selanjutnya. "Kami akan coba protes saat technical meeting berlangsung," kata Ebos.
(aww)