Ponaryo korban Tangan Besi sang manajer

Selasa, 03 Desember 2013 - 16:02 WIB
Ponaryo korban Tangan Besi sang manajer
Ponaryo korban Tangan Besi sang manajer
A A A
Sindonews.com - Perjalanan Sriwijaya FC (SFC) sebelum mengarungi kompetisi liga Indonesia musim 2013/2014, sangat berliku. Semua penuh drama mulai dari masa persiapan nonteknis maupun dalam perekrutan pemain.
Kendati untuk hal-hal nonteknis belum begitu tercium media, namun isu-isu tentang masih banyaknya kewajiban yang harus diselesaikan manajemen terus bermunculan. Mulai dari gaji Herman Dzumafo Epandi yang belum dilunasi dua bulan hingga November lalu. Dan, bernyanyinya mantan asisten pelatih fisik SFC U-21 yang juga mempersoalkan gaji, hingga yang lainnya.

Tapi yang lebih seru adalah bagaimana cara manajemen yang telah membentuk Tim Lima untuk mencari pemain musim ini. Meski ada lima nama dalam tim tersebut, tapi sepertinya sosok yang lebih berkuasa dalam merekrut pemain hanyalah manajer SFC Robert Heri.

Perubahan yang dilakukan Robert Heri sudah terlihat saat menghabiskan semua pemain musim lalu, yang menjadi aktor mogok latihan dan bertanding. Jadi, semua pemain yang menjadi penggawa Laskar Wong Kito musim ini, merupakan pemain-pemain baru. Setelah berhasil membuat kiper utama Ferry Rotinsulu keluar dari SFC, meski Ferry berjanji setia.

Kini giliran Ponaryo Astaman yang mau tak mau mundur dari SFC karena Robert Heri. Padahal Presiden SFC Dodi Reza Alex telah memastikan tidak akan merubah kontrak Popon yang masih menyisakan satu musim lagi.

Menanggapi hal itu, Dodi Reza menyatakan bahwa intinya Ponaryo tetao dipertahankan. Namun kalau memang tidak bisa, pihaknya akan mencari solusi.

''Saya serahkan kepada aturan kontraknya dan Direktur Keuangan (Augie Bunyamin). Sebagai pemain, Popon sebaiknya menghargai kontrak yang ada. Tapi manajemen juga tidak akan mengemis kepada satu pemain atau pelatih. Karena dalam dunia profesional ada yang keluar pasti akan ada gantinya bisa lebih baik,” ucapnya.

Dodi menjelaskan, munculnya konflik antara Robert Heri dan Ponaryo, tak lebih dari sebua dinamika. Namun pihaknya harus melakukan koreksi dan tidak ingin menyalahkan satu atau dua pihak. ''Manajer memang perlu memperhatikan kaidah dalam komunikasi dengan pemain. Pemain juga harus lapang dada ketika melihat suatu persoalan dan saling memaafkan. Karena setiap musim akan selalu ada evaluasi kepada manajemen dan tim, selalu ada pergantian,” jelasnya.

Putra sulung gubernur Sumsel Alex Noerdin ini menyatakan, khusus untuk semua hal yang menyangkut Ponaryo, dirinya sudah mengatakan pada opsi untuk bertahan. “Karena karirnya panjang dan dia kapten, bisa saja ada opsi sembari merangkap asisten pelatih. Untuk itu kepada manajemen maupun Popon, untuk Benar-benar bisa menghargai apa yang sudah ditetapkan,” katanya.

Sayangnya, meski Dodi telah memperjelas semuanya tapi pada beberapa kesempatan, Robert menyatakan tidak akan menggunakan lagi tenaga Ponaryo untuk musim ini dengan berbagai alasan. Bahkan sikap dingin selalu ditunjukkan Robert kepada Popon jika bertemu baik di lapangan maupun kesempatan lainnya.

Terpisah Ponaryo sendiri menyesalkan, munculnya pernyataan manajer SFC yang mengatakan nilai kontraknya (Rp1,2 miliar) terlalu tinggi, hingga dijadikan alasan tepat untuk mendepaknya. Menurutnya nilai kontrak bukan faktor penentu keputusan memilih klub yang akan dibelanya. ''Jika dibilang nilai kontrak saya terlalu mahal, seharusnya duduk bersama dibicarakan secara baik-baik. Bukan malah mengumbar kepada media,” tegas Popon.

Pemain 34 tahun ini juga justru berpesan pada manajemen SFC, agar mencari pemain pengganti dirinya, yang memiliki kualitas yang lebih baik darinya. ''Jangan yang (kualitasnya) jelek seperti saya,” ucapnya seraya menambahkan, SFC sebenarnya sudah memiliki kerangka tim yang baik dan solid musim lalu.

Kalaupun ada perombakan hanya memoles sedikit saja khususnya pemain cadangan yang sama kualitasnya dengan pemain inti. Akan tetapi semuanya rusak karena sifat egois dari beberapa orang di manajemen yang membuat kondisi tim tidak kondusif.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.2009 seconds (0.1#10.140)