Antok melenggang pimpin Asosiasi PSSI DIY
A
A
A
Sindonews.com – dr Hadianto Ismangoen atau akrab disapa dr Antok melenggang tanpa hambatan untuk kembali memimpin Asosiasi PSSI DIY untuk periode ketiga. Dr Antok terpilih secara aklamasi setelah seluruh voter dalam Musda di Hotel OGH Doni, Minggu (15/12/2013) mengajukan namanya sebagai kandidat.
Musda yang dibuka Executive Kommittee PSSI Djamal Aziz diawali penetapan statuta asosiasi yang baru. Setelah itu dilanjutkan dengan laporan pertanggung jawaban dan pemilihan Ketua Umum asosiasi pun hanya berlangsung beberapa menit. Tidak ada protes keras dari 11 voter apalagi aksi walkout selama musyawarah berlangsung.
Dr Antok sendiri mengaku banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan di kemudian hari. Pekerjaan rumah paling krusial adalah minimnya regenerasi dalam kepengurusan PSSI. Dia mengaku sebenarnya banyak kandidat potensial dari generasi muda, namun belum berani muncul ke permukaan.
Selain itu, kepengurusan yang baru dibebani tanggung jawab besar karena harus mengelola asosiasi secara mandiri. Dia berharap melalui pembagian komite-komite sesuai dengan statuta yang baru, pengurus yang dipilih nanti tidak hanya terdaftar by name saja, tapi juga tampak dalam kegiatan di lapangan.
“Nanti kan akan ada Liga Nusantara yang jadi tanggung jawab daerah. Itu jadi tugas berat bagi kita. Harapannya pengurus akan lebih aktif datang ke kantor atau memantau langsung ke lapangan. Apa pun kondisinya kompetisi harus tetap jalan,” terangnya.
Dia menambahkan, persoalan yang tak kalah penting adalah proses pembinaan pemain muda yang bellum berjalan optimal. Ke depan dia tidak ingin klub lokal maupun SSB mendahulukan membeli pemain dan mengabaikan pembinaan.
“Asal ambil pemain dari SSB ke SSB lain, tidak usah lagilah. Mari kita dahulukan pembinaan karena pembinaan ini belum jalan,” tambahnya.
Musda yang dibuka Executive Kommittee PSSI Djamal Aziz diawali penetapan statuta asosiasi yang baru. Setelah itu dilanjutkan dengan laporan pertanggung jawaban dan pemilihan Ketua Umum asosiasi pun hanya berlangsung beberapa menit. Tidak ada protes keras dari 11 voter apalagi aksi walkout selama musyawarah berlangsung.
Dr Antok sendiri mengaku banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan di kemudian hari. Pekerjaan rumah paling krusial adalah minimnya regenerasi dalam kepengurusan PSSI. Dia mengaku sebenarnya banyak kandidat potensial dari generasi muda, namun belum berani muncul ke permukaan.
Selain itu, kepengurusan yang baru dibebani tanggung jawab besar karena harus mengelola asosiasi secara mandiri. Dia berharap melalui pembagian komite-komite sesuai dengan statuta yang baru, pengurus yang dipilih nanti tidak hanya terdaftar by name saja, tapi juga tampak dalam kegiatan di lapangan.
“Nanti kan akan ada Liga Nusantara yang jadi tanggung jawab daerah. Itu jadi tugas berat bagi kita. Harapannya pengurus akan lebih aktif datang ke kantor atau memantau langsung ke lapangan. Apa pun kondisinya kompetisi harus tetap jalan,” terangnya.
Dia menambahkan, persoalan yang tak kalah penting adalah proses pembinaan pemain muda yang bellum berjalan optimal. Ke depan dia tidak ingin klub lokal maupun SSB mendahulukan membeli pemain dan mengabaikan pembinaan.
“Asal ambil pemain dari SSB ke SSB lain, tidak usah lagilah. Mari kita dahulukan pembinaan karena pembinaan ini belum jalan,” tambahnya.
(wbs)