Subangkit kembalikan insting membunuh Syamsir Alam
A
A
A
Sindonews.com - Terdepak dari Timnas U-23 SEA Games, bukan berarti kemampuan Syamsir Alam kalah bersaing dengan pemain lain. Nakhoda Sriwijaya FC (SFC) Subangkit punya cara sendiri bagaimana cara mengembalikan permainan Syamsir.
Dengan usia yang baru menginjak 21 tahun, masih mudah bagi sang nakhoda untuk membentuk karakter si pemain agar lebih menjadi tajam dan memiliki naluri membunuh di dalam kotak pinalti lawan.
Head coach SFC Subangkit menuturkan, masih banyak waktu untuk mengembalikan dan membentuk Syamsir Alam menjadi striker tangguh di kompetisi Indonesia Super League (ISL). ''Semua masih butuh waktu, tapi kita juga masih banyak waktu untuk membuat Syamsir menjadi lebih baik. Karena dia bukan hanya membutuhkan kepercayaan diri, melainkan semua aspek yang ada dalam sepakbola,” tutur Subangkit.
Menurut pelatih yang mempunyai spesialisasi membentuk pemain-pemain muda ini, sebenarnya tidak ada masala sama sekali, jika melihat skil dan teknik yang dimiliki pemain kelahiran Balingka, IV Koto, Agam, Sumatera Barat 6 Juli 1992 itu. Hanya saja, memang Syamsir membutuhkan kebugaran fisik yang lebih baik lagi. ''Syamsir memiliki intelegensia dan cara bermain yang bagus. Tapi dia juga harus menambah latihan fisik lagi, bila perlu ada waktu khusus untuk menggedor fisiknya,” sambungnya.
Pelatih yang telah memberikan gelar juara ISL U-21 untuk SFC junior itu menjelaskan, dengan memiliki postur tubuh ideal, Syamsir memang harus menambah kecepatan dan kestabilan daya tahan bermain selama 90 menit.
''Tapi yang jelas, kami juga akan memberikan kesempatan untuk Syamsir tampil di setiap pertandingan kompetisi. Tapi itu semua tergantung dari si pemain sendiri, jika dirinya ingin menjadi striker yang tajam dan mengembalikan posisinya ke dalam timnas, dia harus bekerja lebih keras,” jelasnya.
Subangkit sendiri menambahkan, semua akan dikembalikan kepada Syamsir. Karena untuk mempersiapkan tim jelang kompetisi, dirinya bukan saja hanya memotivasi satu pemain, melainkan seluruh penggawa Laskar Wong Kito.
''Saya rasa, jika cara berpikir seorang pemain profesional itu cerdas, dia akan cepat beradaptasi dan melakukan semua perbaikan dari apa yang menjadi kelemahannya. SFC sendiri memiliki pemain senior dan pemain muda yang jumlahnya hampir sama. Jadi perpaduan senior dan junior ini harus bisa saling mengisi dan berkompetisi sendiri,” tambahnya lagi.
Nama Syamsir meroket setelah bergabung dengan DC United dan Atletico Penarol. Sayangnya, ketika tergabung dalam Timnas U-23 yang diproyeksikan ke SEA Games Myanmar 2013, salah satu jebolan SAD (Sociedad Anónima Deportiva) 2009 ini seperti tidak mendapatkan tempat di hati Rahmad Darmawan. Kini kesempatan bagi Syamsir untuk menyihir kembali semua orang dengan kemampuannya, terbuka lagi setelah berseragam SFC.
Dengan usia yang baru menginjak 21 tahun, masih mudah bagi sang nakhoda untuk membentuk karakter si pemain agar lebih menjadi tajam dan memiliki naluri membunuh di dalam kotak pinalti lawan.
Head coach SFC Subangkit menuturkan, masih banyak waktu untuk mengembalikan dan membentuk Syamsir Alam menjadi striker tangguh di kompetisi Indonesia Super League (ISL). ''Semua masih butuh waktu, tapi kita juga masih banyak waktu untuk membuat Syamsir menjadi lebih baik. Karena dia bukan hanya membutuhkan kepercayaan diri, melainkan semua aspek yang ada dalam sepakbola,” tutur Subangkit.
Menurut pelatih yang mempunyai spesialisasi membentuk pemain-pemain muda ini, sebenarnya tidak ada masala sama sekali, jika melihat skil dan teknik yang dimiliki pemain kelahiran Balingka, IV Koto, Agam, Sumatera Barat 6 Juli 1992 itu. Hanya saja, memang Syamsir membutuhkan kebugaran fisik yang lebih baik lagi. ''Syamsir memiliki intelegensia dan cara bermain yang bagus. Tapi dia juga harus menambah latihan fisik lagi, bila perlu ada waktu khusus untuk menggedor fisiknya,” sambungnya.
Pelatih yang telah memberikan gelar juara ISL U-21 untuk SFC junior itu menjelaskan, dengan memiliki postur tubuh ideal, Syamsir memang harus menambah kecepatan dan kestabilan daya tahan bermain selama 90 menit.
''Tapi yang jelas, kami juga akan memberikan kesempatan untuk Syamsir tampil di setiap pertandingan kompetisi. Tapi itu semua tergantung dari si pemain sendiri, jika dirinya ingin menjadi striker yang tajam dan mengembalikan posisinya ke dalam timnas, dia harus bekerja lebih keras,” jelasnya.
Subangkit sendiri menambahkan, semua akan dikembalikan kepada Syamsir. Karena untuk mempersiapkan tim jelang kompetisi, dirinya bukan saja hanya memotivasi satu pemain, melainkan seluruh penggawa Laskar Wong Kito.
''Saya rasa, jika cara berpikir seorang pemain profesional itu cerdas, dia akan cepat beradaptasi dan melakukan semua perbaikan dari apa yang menjadi kelemahannya. SFC sendiri memiliki pemain senior dan pemain muda yang jumlahnya hampir sama. Jadi perpaduan senior dan junior ini harus bisa saling mengisi dan berkompetisi sendiri,” tambahnya lagi.
Nama Syamsir meroket setelah bergabung dengan DC United dan Atletico Penarol. Sayangnya, ketika tergabung dalam Timnas U-23 yang diproyeksikan ke SEA Games Myanmar 2013, salah satu jebolan SAD (Sociedad Anónima Deportiva) 2009 ini seperti tidak mendapatkan tempat di hati Rahmad Darmawan. Kini kesempatan bagi Syamsir untuk menyihir kembali semua orang dengan kemampuannya, terbuka lagi setelah berseragam SFC.
(aww)