Tiga pemain SFC dalam sorotan

Selasa, 17 Desember 2013 - 17:45 WIB
Tiga pemain SFC dalam sorotan
Tiga pemain SFC dalam sorotan
A A A
Sindonews.com - Kekalahan Sriwijaya FC (SFC) dari Arema Cronous di laga pertama penyisihan Piala Gubernur Jatim, Senin (16/12) lalu, memang bukan semuanya kesalahan pemain. Tapi tetap saja, sang nakhoda Subangkit langsung memberikan penilaian terhadap semua kinerja pemain yang tampil.
Dari catatan sang nakhoda, mulai dari penjaga gawang hingga ke lini depan, tercatat ada beberapa pemain yang fisiknya masih kedodoran. ''Saya tidak melihat kekalahan kami dari tuan rumah, karena memang sulit bermain dengan 10 pemain dari awal babak pertama. Tapi dari situ, saya langsung mengevaluasi bagaimana kinerja tim selama 90 menit,” ucap Subangkit.

Menurut Subangkit, ada beberapa titik lemah yang muncul dari permainan SFC selama dua babak berjalan. Mulai dari kurangnya komunikasi khususnya dilini belakang, hingga masih kendurnya fisik dari beberapa pemain.

''Gol pertama seharusnya tidak terjadi, karena di situ ada Maiga dan Maman. Tapi memang, pertandingan awal ini sepertinya mereka seperti kurang berkomunikasi. Itu karena Maiga belum bisa berbahasa Inggris ataupun Indonesia. Namun dia (Maiga) langsung belajar kata-kata singkat, agar bisa lebih saling memahami,” katanya.

Bukan hanya kinerja Maman dan Maiga, tapi suksesor Kas Hartadi ini pun menyoroti fisik Anis Nabar dan Siswanto. Sebagai pemain yang bergerak di sektor sayap, seharusnya Siswanto dan Anis bisa memiliki stamina lebih, untuk memperbanyak menggedor pertahanan lawan dan memberi suplai bola ke depan.

''Fisik Siswanto dan Anis masih kendur, itu yang menjadi masalah kami. Saya berharap kecepatan di sayap akan lebih baik lagi ke depan. Mungkin akan ada tambahan latihan (fisik) untuk kedua pemain itu,” sambungnya.

Mantan pelatih Persiwa Wamena ini pun tak segan-segan melayangkan kritikan terhadap bomber baru mereka, Serge Pacome Djiehoua. Bomber asal Pantai Gading itu dinilainya kurang memiliki naluri membunuh atau mencetak gol. ''Naluri golnya (Serge) seperti masih kurang. Karena dia juga masih seleksi, jadi saya belum bisa memastikan bagaimana ke depan,” tukasnya.

Sebetulnya performa Laskar Wong Kito tidak terlalu buruk, meski bermain dihadapan ribuan suporter Singo Edan-julukan Arema, di Stadion Kanjuruan Malang. Walau mendapat tekanan baik dari pemain yang ada dilapangan maupun dari suporter sendiri, tapi Lancine Kone dan kawan-kawan tetap bermain normal dan terbuka.

Bahkan balik memberikan tekanan dan satu gol. Namun, ketika pertandingan tinggal menyisakan 10 menit terakhir, para penggawa SFC seperti kehilangan konsentrasi.

''Kami juga menguasai pertandingan, walau kami juga selalu mendapat tekanan, baik dari lapangan maupun dari suporter mereka. Tapi kami tidak merasa tertekan Sebetulnya, kartu merah (Ahmad Sumardi) tidak terjadi, karena tak sengaja dan harusnya kuning dulu. Begitu juga penalti untuk Arema, karena masih dua meter dari kotak. Terlepas dari itu semua, memang anak-anak seperti kehilangan konsentrasi di sepuluh menit terakhir,” tutupnya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7139 seconds (0.1#10.140)