Anton: Junior Master bukan ajang seleksi Nasional
A
A
A
Sindonews.com - Sekretaris Jenderal PP PBSI Anton Subowo menuturkan ajang Junior Masters yang digelar PP PBSI di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, 16-20 Desember mendatang. Bukan semata-mata sebagai ajang penyeleksian bibit muda masuk ke Pelatnas. Melainkan hanya untuk melihat seperti apa potensi yang dimiliki para pemain muda Indonesia.
Kejuaraan tersebut bertujuan untuk menginventarisasi para pemain muda Indonesia yang selama ini belum ada. Sejauh ini standar yang akan dirujuk merupakan hasil dari penelitiannya selama kurang lebih 10 tahun di Singapura.
"Ini untuk pertama kali ajang Junior Master diselenggarakan. Kami membuka pintu seluas-luasnya bagi para pemain muda kita dan juga memberikan program-program pelatihan sejak dini untuk mempersiapkan para pemain junior untuk bisa berprestasi di masa depan," tutur Anton dilansir PBSI, Rabu (18/12/2013).
"Jadi, jangan sampai keliru kalau ada anggapan bahwa Junior Master ini digunakan sebagai ajang seleksi nasional untuk masuk ke Pelatnas Cipayung. Kegiatan ini bertujuan untuk mengiventarisasi pemain taruna dan remaja," tegas Anton.
Ditambahkan oleh Anton, selama ini ada anggapan bahwa PP PBSI sepertinya cenderung pasif dalam proses seleksi penerimaan pemain. Karena itu, pola pikir seperti itu harus diubah. Sekarang, induk organisasi bulutangkis nasional begitu proaktif untuk melakukan sosialisasi ke klub dan pengprov menyangkut kriteria pembinaan pemain muda yang akan dibina untuk meraih
target-target tertentu di masa mendatang, entah itu untuk persiapan ke Thomas-Uber 2014, Kejuaraan Dunia 2015, Olimpiade 2016, dan seterusnya.
"Kita proaktif ke klub dan pengprov. Dulu kita hanya menerima apa adanya dari klub. Sekarang kita menyusun kriteria, seperti apa pemain berkualitas yang kita butuhkan. Ini yang kita sampaikan ke klub, kita maunya kriterianya seperti ini dan bukan seperti dulu yang hanya menerima dari klub," tutupnya Anton.
Kejuaraan tersebut bertujuan untuk menginventarisasi para pemain muda Indonesia yang selama ini belum ada. Sejauh ini standar yang akan dirujuk merupakan hasil dari penelitiannya selama kurang lebih 10 tahun di Singapura.
"Ini untuk pertama kali ajang Junior Master diselenggarakan. Kami membuka pintu seluas-luasnya bagi para pemain muda kita dan juga memberikan program-program pelatihan sejak dini untuk mempersiapkan para pemain junior untuk bisa berprestasi di masa depan," tutur Anton dilansir PBSI, Rabu (18/12/2013).
"Jadi, jangan sampai keliru kalau ada anggapan bahwa Junior Master ini digunakan sebagai ajang seleksi nasional untuk masuk ke Pelatnas Cipayung. Kegiatan ini bertujuan untuk mengiventarisasi pemain taruna dan remaja," tegas Anton.
Ditambahkan oleh Anton, selama ini ada anggapan bahwa PP PBSI sepertinya cenderung pasif dalam proses seleksi penerimaan pemain. Karena itu, pola pikir seperti itu harus diubah. Sekarang, induk organisasi bulutangkis nasional begitu proaktif untuk melakukan sosialisasi ke klub dan pengprov menyangkut kriteria pembinaan pemain muda yang akan dibina untuk meraih
target-target tertentu di masa mendatang, entah itu untuk persiapan ke Thomas-Uber 2014, Kejuaraan Dunia 2015, Olimpiade 2016, dan seterusnya.
"Kita proaktif ke klub dan pengprov. Dulu kita hanya menerima apa adanya dari klub. Sekarang kita menyusun kriteria, seperti apa pemain berkualitas yang kita butuhkan. Ini yang kita sampaikan ke klub, kita maunya kriterianya seperti ini dan bukan seperti dulu yang hanya menerima dari klub," tutupnya Anton.
(irc)