Arema lebih disiplin, Persebaya menurun
A
A
A
Sindonews.com - Sukses Arema Cronous menjuarai Piala Gubernur Jatim 2013 tidak lepas dari disiplin para pemain. Mental juara Singo Edan --julukan Arema Cronous-- juga patut diacungi jempol. Pasalnya, mereka sempat dibingungkan dengan jadwal pertandingan final.
"Selamat kepada tim yang bermain disiplin demi gelar juara. Kami sempat dibingungkan jadwal final, malam sebelum pertandingan baru ke Surabaya. Tapi anak-anak bisa tetap fokus di lapangan. Semoga gelar ini menjadi awal bagus bagi perjalanan Arema pada 2014," tutur pelatih Arema Cronous Suharno setelah pertandingan.
Dia mengakui kondisi lapangan di AAL Bumimoro menyulitkan timnya untuk bermain taktis seperti di Stadion Kanjuruhan. Tapi dirinya bersyukur tim bisa menghadapi itu dan bisa unggul lebih dulu sekaligus mengendalikan pertandingan. "Gelar ini untuk Aremania," tegas mantan pelatih Deltras Sidoarjo tersebut.
Arema menurutnya semakin tertantang untuk memenangkan pertandingan ketika diputuskan laga final di Surabaya. "Kami ingin membuktikan bahwa tempat pertandingan tidak berpengaruh pada tim. Arema menerima semua keputusan panitia dan tidak mengeluh. Inilah hasilnya," tandasnya.
Di pihak lain, Asisten Pelatih Persebaya Tony Ho dengan jujur mengakui timnya gagal menunjukkan performa terbaiknya di laga tersebut. Alih-alih ingin menguasai pertandingan seperti di semifinal lawan Persela, timnya malah terus berada dalam bayang-bayang Singo Edan.
"Kami tidak tampil dengan permainan terbaik. Kalau dibanding dengan laga lawan Persela ada sedikit penurunan. Sejumlah pemain juga kurang maksimal, sehingga harus melakukan perubahan. Harusnya kami bangkit di babak kedua, tapi itu tak bisa dilakukan. Maaf tidak bisa memberikan kemenangan," kata Tony Ho.
"Selamat kepada tim yang bermain disiplin demi gelar juara. Kami sempat dibingungkan jadwal final, malam sebelum pertandingan baru ke Surabaya. Tapi anak-anak bisa tetap fokus di lapangan. Semoga gelar ini menjadi awal bagus bagi perjalanan Arema pada 2014," tutur pelatih Arema Cronous Suharno setelah pertandingan.
Dia mengakui kondisi lapangan di AAL Bumimoro menyulitkan timnya untuk bermain taktis seperti di Stadion Kanjuruhan. Tapi dirinya bersyukur tim bisa menghadapi itu dan bisa unggul lebih dulu sekaligus mengendalikan pertandingan. "Gelar ini untuk Aremania," tegas mantan pelatih Deltras Sidoarjo tersebut.
Arema menurutnya semakin tertantang untuk memenangkan pertandingan ketika diputuskan laga final di Surabaya. "Kami ingin membuktikan bahwa tempat pertandingan tidak berpengaruh pada tim. Arema menerima semua keputusan panitia dan tidak mengeluh. Inilah hasilnya," tandasnya.
Di pihak lain, Asisten Pelatih Persebaya Tony Ho dengan jujur mengakui timnya gagal menunjukkan performa terbaiknya di laga tersebut. Alih-alih ingin menguasai pertandingan seperti di semifinal lawan Persela, timnya malah terus berada dalam bayang-bayang Singo Edan.
"Kami tidak tampil dengan permainan terbaik. Kalau dibanding dengan laga lawan Persela ada sedikit penurunan. Sejumlah pemain juga kurang maksimal, sehingga harus melakukan perubahan. Harusnya kami bangkit di babak kedua, tapi itu tak bisa dilakukan. Maaf tidak bisa memberikan kemenangan," kata Tony Ho.
(aww)