Persaingan dua generasi menjadi skuad inti
A
A
A
Sindonews.com - Semakin mendekati bergulirnya Liga Unifikasi 2014, para pemain Sriwijaya FC (SFC) terus mengasah kemampuan di bawah arahan Subangkit. Seluruh pemain bersaing ketat untuk menjadi pemain inti.
Dari 25 penggawa dalam tubuh Laskar Wong Kito saat ini, 12 pemain di antaranya merupakan pemain senior. Sedangkan sisanya merupakan pemain-pemain muda yang bersinar. Hanya saja, para penggawa senior ini harus lebih menyiapkan stamina dan kondisinya, jika tidak ingin posisi mereka akan di ambil para pemain muda.
Dua penjaga gawang muda SFC Teja Pakualam dan Tri Goestoro, bukan tidak mungkin pada pertengahan kompetisi bisa saja menggeser Fauzi Toldo atau Selsius Gebze. Sama halnya pemain-pemain yang berada di sektor gelandang.
Nama-nama besar Lancine Kone, Asri Akbar dan Siswanto pun bisa saja menjadi penghuni bangku cadangan, jika permainan mereka tak sesuai dengan ekspektasi pelatih. Karena SFC sendiri masih memiliki young guns seperti Syakir Sulaiman, Diogo Rangel Santos, Syamsir Alam, Rizky Dwi Ramadhana, Rifan Nahumarury, Ichsan Kurniawan, Jeki Arisandi, Hafit Ibrahim, Alan Martha dan Anis Nabar.
Menurut pelatih kepala SFC Subangkit, untuk mendapatkan posisi dalam skuad utama memang semua pemain yang ada, harus bersaing sesama mereka sendiri. ''Saya tidak melihat apakah dia pemain senior atau dia pemain muda. Saya mencari pemain yang paling siap diantara mereka dan akan saya masukkan nama mereka dalam starter,” kata Subangkit.
Hanya saja, pria asal Pasuruan ini tetap mengingatkan seluruh anak asuhnya, untuk tetap bersaingan secara profesional dan tidak mengabaikan keharmonisan dalam tubuh tim.
''Setiap pemain punya kesempatan untuk mendapatkan tempat di skuad utama, namun mereka harus menunjukkan progres selama latihan. Tapi sekali lagi, meski selalu ada persaingan dalam sebuah tim, mereka (pemain) tidak boleh mengabaikan rasa kebersamaan dan keharmonisan dalam tim itu sendiri,” sambungnya.
Suksesor Kas Hartadi ini menuturkan, walaupun dirinya sudah mengetahui bayangan skuad utama SFC, tapi dirinya tidak menjanjikan pada setiap pemain untuk selalu berada dalam skuad utama tersebut.
''Artinya bisa saja, Syamsir Alam akan digantikan Eki (Rizky Dwi Ramadhana) atau Erol Iba diistirahatkan dan saya lebih memilih Jeki Arisandi, itukan baru misal. Karena saya juga tidak mungkin memainkan seorang pemain terus menerus dalam skuad utama, pasti ada rotasi,” tandasnya lagi.
Sementara terpisah, pemain senior Erol Iba mengatakan bahwa dirinya tak melihat apakah dirinya sudah berpengalaman atau lebih matang dari pemain muda yang ada dalam SFC.
''Saya tidak bisa memastikan, karena pelatih yang lebih mengetahui siapa pemain yang paling siap. Saya sadar, dalam setiap tim pasti sesama pemain akan bersaing. Terlepas dari itu semua, saya hanya bisa terus mengasah kemampuan dan tetap bugar jika dibutuhkan pemain,” kata mantan pemain timnas Indonesia itu.
Mantan pilar Semen Padang ini juga mengakui, kalau pemain-pemain muda Laskar Wong Kito mempunyai potensi besar untuk menjadi pemain hebat.
''Anis Nabar, Rizky, Syamsir Alam dan beberapa lagi adalah pemain muda yang bakal terus berkembang. Asal mereka tidak cepat puas, maka mereka akan menjadi pilihan utama siapapun pelatihnya,” tutup Erol.
Dari 25 penggawa dalam tubuh Laskar Wong Kito saat ini, 12 pemain di antaranya merupakan pemain senior. Sedangkan sisanya merupakan pemain-pemain muda yang bersinar. Hanya saja, para penggawa senior ini harus lebih menyiapkan stamina dan kondisinya, jika tidak ingin posisi mereka akan di ambil para pemain muda.
Dua penjaga gawang muda SFC Teja Pakualam dan Tri Goestoro, bukan tidak mungkin pada pertengahan kompetisi bisa saja menggeser Fauzi Toldo atau Selsius Gebze. Sama halnya pemain-pemain yang berada di sektor gelandang.
Nama-nama besar Lancine Kone, Asri Akbar dan Siswanto pun bisa saja menjadi penghuni bangku cadangan, jika permainan mereka tak sesuai dengan ekspektasi pelatih. Karena SFC sendiri masih memiliki young guns seperti Syakir Sulaiman, Diogo Rangel Santos, Syamsir Alam, Rizky Dwi Ramadhana, Rifan Nahumarury, Ichsan Kurniawan, Jeki Arisandi, Hafit Ibrahim, Alan Martha dan Anis Nabar.
Menurut pelatih kepala SFC Subangkit, untuk mendapatkan posisi dalam skuad utama memang semua pemain yang ada, harus bersaing sesama mereka sendiri. ''Saya tidak melihat apakah dia pemain senior atau dia pemain muda. Saya mencari pemain yang paling siap diantara mereka dan akan saya masukkan nama mereka dalam starter,” kata Subangkit.
Hanya saja, pria asal Pasuruan ini tetap mengingatkan seluruh anak asuhnya, untuk tetap bersaingan secara profesional dan tidak mengabaikan keharmonisan dalam tubuh tim.
''Setiap pemain punya kesempatan untuk mendapatkan tempat di skuad utama, namun mereka harus menunjukkan progres selama latihan. Tapi sekali lagi, meski selalu ada persaingan dalam sebuah tim, mereka (pemain) tidak boleh mengabaikan rasa kebersamaan dan keharmonisan dalam tim itu sendiri,” sambungnya.
Suksesor Kas Hartadi ini menuturkan, walaupun dirinya sudah mengetahui bayangan skuad utama SFC, tapi dirinya tidak menjanjikan pada setiap pemain untuk selalu berada dalam skuad utama tersebut.
''Artinya bisa saja, Syamsir Alam akan digantikan Eki (Rizky Dwi Ramadhana) atau Erol Iba diistirahatkan dan saya lebih memilih Jeki Arisandi, itukan baru misal. Karena saya juga tidak mungkin memainkan seorang pemain terus menerus dalam skuad utama, pasti ada rotasi,” tandasnya lagi.
Sementara terpisah, pemain senior Erol Iba mengatakan bahwa dirinya tak melihat apakah dirinya sudah berpengalaman atau lebih matang dari pemain muda yang ada dalam SFC.
''Saya tidak bisa memastikan, karena pelatih yang lebih mengetahui siapa pemain yang paling siap. Saya sadar, dalam setiap tim pasti sesama pemain akan bersaing. Terlepas dari itu semua, saya hanya bisa terus mengasah kemampuan dan tetap bugar jika dibutuhkan pemain,” kata mantan pemain timnas Indonesia itu.
Mantan pilar Semen Padang ini juga mengakui, kalau pemain-pemain muda Laskar Wong Kito mempunyai potensi besar untuk menjadi pemain hebat.
''Anis Nabar, Rizky, Syamsir Alam dan beberapa lagi adalah pemain muda yang bakal terus berkembang. Asal mereka tidak cepat puas, maka mereka akan menjadi pilihan utama siapapun pelatihnya,” tutup Erol.
(aww)