Tahun 2013 bagian sejarah PSSI
A
A
A
Sindonews.com - Tahun 2013 menjadi momen penting untuk organisasi sepak bola Indonesia PSSI. Setelah sekian lama organisasi sepak bola Indonesia terpecah menjadi dua kepentingan yaitu PSSI dan KPSI akhirnya 17 Maret 2013, Hasil Kongres luar Biasa (KLB) PSSI telah didapat dan disepakati. Bahkan lancarnya penyelenggaraan kongres diklaim Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, Indonesia mampu terhindar dari sanksi FIFA.
Menurutnya Roy, KLB PSSI telah berlangsung sesuai yang harapkan baik itu dari para anggota voter maupun para delegasi FIFA dan AFC.
"Alhamdulilah kongres berlangsung dengan baik dan sukses dan Indonesia terbebas dari sanksi," tegas Roy di Hotel Borobudur, Minggu 17 Maret 2013.
Lebih lanjut Menpora, mengumumkan hasil KLB tersebut dari yaitu KPSI telah resmi dibubarkan menyusul kesepakatan yang telah disepakati antara La Nyalla Mattaliti dengan ketum PSSI Djohar Arifin Husein dan Sekjen Hadiyandra.
"Saya menjadi sanksi baru saja lima menit lalu, La Nyalla mengumumkan KPSI dibubarkan dokumen sudah disepakati oleh Ketum PSSI Djohar dan Sekjen Hadiyandra. Ini langkah awal menuju babak baru Indonesia yang lebih baik," tegasnya.
Pembubaran ini dilakukan langsung oleh Ketua KPSI La Nyalla Mattalitti dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu, 17 Maret 2013. “Saya bubarkan KPSI hari ini juga,” kata La Nyalla disambung tepuk tangan riuh peserta kongres.
La Nyalla menambahkan pembubaran KPSI diikuti dengan perombakan struktur organisasi PSSI, di antaranya komite banding, komite wasit, dan lain-lain. Pembubaran KPSI merupakan salah satu agenda Kongres Luar Biasa PSSI.
La Nyalla membubarkan organisasi yang dulu ia dirikan karena kekecewaannya terhadap Ketua Umum PSSI Djohar Arifin. Pembubaran dilakukan setelah semua agenda yang diminta Federasi Asosisasi Sepak Bola Internasional (FIFA), yaitu penyatuan liga dan revisi statuta, selesai dibahas dalam kongres itu.
Kongres Luar Biasa tersebut diwarnai aksi walk out enam anggota Komite Eksekutif, yaitu Sihar Sitorus, Bob Hippy, Farid Rahman, Tuty Dau, Mawardi Nurdin, dan Widodo Santoso. Selain itu, beberapa caretaker pengurus provinsi PSSI juga sempat memaksa masuk sehingga membuat kegaduhan di luar ruangan. Namun mereka kemudian dipaksa jeluar oleh petugas keamanan.
Sekalipun diwarnai aksi walk out dan kericuhan, kongres akhirnya dinyatakan berhasil oleh wakil FIFA yang hadir saat itu, Costakis Koutsokoumnis. Selain Costakis, perwakilan FIFA lain yang hadir adalah Marco Leal. Sedangkan perwakilan AFC yang hadir adalah Jeysing Muthiah. Ketua Komite Olimpiade Indonesia, Rita Subowo, juga hadir dalam Kongres Luar Biasa ini.
Dalam kongres itu, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin mengangkat La Nyalla Mattalitti sebagai wakil ketua. ”Sesuai dengan permintaan peserta kongres dan karena saya memiliki hak untuk mengangkat wakil ketua. Pengangkatan ini tidak perlu melalui kongres biasa,” kata Djohar.
Menurutnya Roy, KLB PSSI telah berlangsung sesuai yang harapkan baik itu dari para anggota voter maupun para delegasi FIFA dan AFC.
"Alhamdulilah kongres berlangsung dengan baik dan sukses dan Indonesia terbebas dari sanksi," tegas Roy di Hotel Borobudur, Minggu 17 Maret 2013.
Lebih lanjut Menpora, mengumumkan hasil KLB tersebut dari yaitu KPSI telah resmi dibubarkan menyusul kesepakatan yang telah disepakati antara La Nyalla Mattaliti dengan ketum PSSI Djohar Arifin Husein dan Sekjen Hadiyandra.
"Saya menjadi sanksi baru saja lima menit lalu, La Nyalla mengumumkan KPSI dibubarkan dokumen sudah disepakati oleh Ketum PSSI Djohar dan Sekjen Hadiyandra. Ini langkah awal menuju babak baru Indonesia yang lebih baik," tegasnya.
Pembubaran ini dilakukan langsung oleh Ketua KPSI La Nyalla Mattalitti dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu, 17 Maret 2013. “Saya bubarkan KPSI hari ini juga,” kata La Nyalla disambung tepuk tangan riuh peserta kongres.
La Nyalla menambahkan pembubaran KPSI diikuti dengan perombakan struktur organisasi PSSI, di antaranya komite banding, komite wasit, dan lain-lain. Pembubaran KPSI merupakan salah satu agenda Kongres Luar Biasa PSSI.
La Nyalla membubarkan organisasi yang dulu ia dirikan karena kekecewaannya terhadap Ketua Umum PSSI Djohar Arifin. Pembubaran dilakukan setelah semua agenda yang diminta Federasi Asosisasi Sepak Bola Internasional (FIFA), yaitu penyatuan liga dan revisi statuta, selesai dibahas dalam kongres itu.
Kongres Luar Biasa tersebut diwarnai aksi walk out enam anggota Komite Eksekutif, yaitu Sihar Sitorus, Bob Hippy, Farid Rahman, Tuty Dau, Mawardi Nurdin, dan Widodo Santoso. Selain itu, beberapa caretaker pengurus provinsi PSSI juga sempat memaksa masuk sehingga membuat kegaduhan di luar ruangan. Namun mereka kemudian dipaksa jeluar oleh petugas keamanan.
Sekalipun diwarnai aksi walk out dan kericuhan, kongres akhirnya dinyatakan berhasil oleh wakil FIFA yang hadir saat itu, Costakis Koutsokoumnis. Selain Costakis, perwakilan FIFA lain yang hadir adalah Marco Leal. Sedangkan perwakilan AFC yang hadir adalah Jeysing Muthiah. Ketua Komite Olimpiade Indonesia, Rita Subowo, juga hadir dalam Kongres Luar Biasa ini.
Dalam kongres itu, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin mengangkat La Nyalla Mattalitti sebagai wakil ketua. ”Sesuai dengan permintaan peserta kongres dan karena saya memiliki hak untuk mengangkat wakil ketua. Pengangkatan ini tidak perlu melalui kongres biasa,” kata Djohar.
(wbs)