Legiun asing jual mahal
A
A
A
Sindonews.com – Sejumlah pemain asing yang memperkuat PSIS Semarang musim lalu, masih jual mahal. Mereka belum begitu merespons tawaran dari manajemen PSIS untuk kembali bergabung. Belum diliriknya PSIS ini dinilai karena hanya bermain di Divisi Utama.
Jika menerima tawaran bermain di Divisi Utama, otomatis juga akan menurunkan citra pemain asing itu sendiri. Sebenarnya manajemen sudah melakukan komunikasi dengan Ronald Fagundez, gelandang jangkung, namun sampai sekarang yang bersangkutan masih melakukan negosiasi dengan tim ISL. Bukan hanya Fagundes, Addison Alves, juga belum merespons karena masih melakukan komunikasi intensif dengan Mitra Kukar. Mesk demikian, sampai sekarang pemain asal Brasil itu belum dikontrak. Baik agen maupun pemain asing, saat ini masih konsentrasi untuk mengikuti seleksi pemain klub-klub yang berlaga di Kompetisi Indonesia Super League (ISL).
Chief Executive Officer (CEO) PT Mahesa Jenar Semarang Yoyok Sukawi mengakui, PSIS masih dipandang sebelah mata oleh para pemain asing. Sebenarnya manajemen sudah melakukan komunikasi beberapa waktu lalu. Hanya saja, hingga saat ini belum ada berminat sedikitpun untuk ikut seleksi.
“Sekarang sedang jual mahal, karena hanya di Divisi Utama, kita dinomor duakan,” ungkap pemilik nama asli Alamsyah Satyanegara Sukawijaya ini, kemarin.
Yoyok memprediksi, PSIS baru dilirik oleh pemain asing, setelah klub mendaftarkan untuk ikut kompetisi dalam ISL 2014. Karena mereka yang tidak diterima di klub ISL, otomatis akan menerima untuk bermain di kompetisi yang levelnya berada di bawah ISL. Informasi yang diterimanya, pendaftaran tim di ISL pada 15 Januari 2014.
“Setelah itu, pasti banyak pemain asing yang melamar. Sekarang ini kan tim-tim seperti Persebaya FC dan Arema Cronus yang banyak dilamar pemain asing,” ujarnya.
Pihaknya juga akan melakukan penjajakan terhadap pemain asing yang belum pernah merumput di Indonesia. Dengan dibantu agen maupun eks pemain PSIS Semarang yang sekarang menjadi agen, diharapkan bisa diperoleh pemain yang memang bermain bagus di negaranya maupun di sini.
“Jangan sampai di sana main bagus, tapi di sini mletot, sama saja,” paparnya.
Untuk belanja pemain, manajemen menyiapkan anggaran antara Rp2,5-3 miliar. Dana tersebut digunakan untuk belanja pemain lokal dan asing, sekaligus untuk kerangka tim seperti pelatih dan asisten pelatih.
Manajer PSIS Semarang Wahyu Winarto menambahkan, pihaknya sudah menghubungi agen dari Adison Alves dan Emanuel De Porras, striker yang pernah memperkuat PSIS Semarang. Hanya saja, belum ada kejelasan apakah keduanya akan kembali berlabuh di Stadion Jatidiri.
“Komunikasi sudah, tapi belum tahu apakah keduanya mau ikut seleksi,” katanya. Pria yang akrab disapa Liluk ini optimistis, PSIS bakal dibanjiri pelamar asing setelah kompetisi ISL bergulir.
Jika menerima tawaran bermain di Divisi Utama, otomatis juga akan menurunkan citra pemain asing itu sendiri. Sebenarnya manajemen sudah melakukan komunikasi dengan Ronald Fagundez, gelandang jangkung, namun sampai sekarang yang bersangkutan masih melakukan negosiasi dengan tim ISL. Bukan hanya Fagundes, Addison Alves, juga belum merespons karena masih melakukan komunikasi intensif dengan Mitra Kukar. Mesk demikian, sampai sekarang pemain asal Brasil itu belum dikontrak. Baik agen maupun pemain asing, saat ini masih konsentrasi untuk mengikuti seleksi pemain klub-klub yang berlaga di Kompetisi Indonesia Super League (ISL).
Chief Executive Officer (CEO) PT Mahesa Jenar Semarang Yoyok Sukawi mengakui, PSIS masih dipandang sebelah mata oleh para pemain asing. Sebenarnya manajemen sudah melakukan komunikasi beberapa waktu lalu. Hanya saja, hingga saat ini belum ada berminat sedikitpun untuk ikut seleksi.
“Sekarang sedang jual mahal, karena hanya di Divisi Utama, kita dinomor duakan,” ungkap pemilik nama asli Alamsyah Satyanegara Sukawijaya ini, kemarin.
Yoyok memprediksi, PSIS baru dilirik oleh pemain asing, setelah klub mendaftarkan untuk ikut kompetisi dalam ISL 2014. Karena mereka yang tidak diterima di klub ISL, otomatis akan menerima untuk bermain di kompetisi yang levelnya berada di bawah ISL. Informasi yang diterimanya, pendaftaran tim di ISL pada 15 Januari 2014.
“Setelah itu, pasti banyak pemain asing yang melamar. Sekarang ini kan tim-tim seperti Persebaya FC dan Arema Cronus yang banyak dilamar pemain asing,” ujarnya.
Pihaknya juga akan melakukan penjajakan terhadap pemain asing yang belum pernah merumput di Indonesia. Dengan dibantu agen maupun eks pemain PSIS Semarang yang sekarang menjadi agen, diharapkan bisa diperoleh pemain yang memang bermain bagus di negaranya maupun di sini.
“Jangan sampai di sana main bagus, tapi di sini mletot, sama saja,” paparnya.
Untuk belanja pemain, manajemen menyiapkan anggaran antara Rp2,5-3 miliar. Dana tersebut digunakan untuk belanja pemain lokal dan asing, sekaligus untuk kerangka tim seperti pelatih dan asisten pelatih.
Manajer PSIS Semarang Wahyu Winarto menambahkan, pihaknya sudah menghubungi agen dari Adison Alves dan Emanuel De Porras, striker yang pernah memperkuat PSIS Semarang. Hanya saja, belum ada kejelasan apakah keduanya akan kembali berlabuh di Stadion Jatidiri.
“Komunikasi sudah, tapi belum tahu apakah keduanya mau ikut seleksi,” katanya. Pria yang akrab disapa Liluk ini optimistis, PSIS bakal dibanjiri pelamar asing setelah kompetisi ISL bergulir.
(wbs)