Djohar sesalkan Sumut tak punya wakil di ISL

Djohar sesalkan Sumut tak punya wakil di ISL
A
A
A
Sindonews.com - Absennya klub sepak bola asal Sumatera Utara di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia disesalkan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. Dia menganggap fakta menyakitkan itu sebagai indikasi tidak adanya infrastruktur memadai di Sumut sesuai dengan standardisasi yang ditetapkan PSSI.
Pro Duta FC tidak lolos verifikasi, sedangkan PSMS Medan baru membentuk kepengurusan dan diharapkan menjembatani persoalan tunggakan gaji pengurus terdahulu. Menurut Djohar, jika klub-klub asal Sumut menjadi kampiun di masing-masing kompetisi yang diikuti akan terganjal pada proses verifikasi musim depan.
"Sepak bola Sumut itu ibaratnya S.O.S. PSMS, Kwarta FC, Bintang Jaya Asahan dan Pro Duta adalah tim sepak bola di Divisi Utama asal Sumut, tapi tidak disertai infrastruktur mendukung. Kalau mereka nantinya berprestasi akan sia-sia, karena stadionnya tidak lolos standar yang ditetapkan AFC," ungkap Djohar dalam pertemuannya dengan wartawan di Medan.
Menurutnya, Pro Duta adalah klub yang mumpuni dan penuh syarat jika saja terpenuhinya aspek infrastruktur, yakni stadion sebagai homebase. "Saya prihatin dengan Pro Duta, karena mereka layak untuk level atas. Tapi karena tidak punya stadion yang layak, akhirnya tidak lolos. Dua stadion di Sumut yang pernah mereka jadikan homebase (Stadion Teladan dan Baharoeddin Siregar) tidak memenuhi standar," jelasnya.
Dia pun menemui Pemko Medan dan Pemkab Deli Serdang untuk membenahi Stadion Teladan Medan dan Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam. Dalam pertemuan itu, ia menyampaikan kebutuhan stadion yang bisa menunjang kemajuan.
"Tidak harus memperbesar stadion, tapi cukup mengubah atau meng-upgrade fasilitas di dalam stadion sesuai standar AFC. Kini dua Sekda Medan dan Deli Serdang sudah mengetahui konsekuensi soal stadion," ujar J Djohar.
Menurutnya, hal ini harus dilakukan, jika adanya keinginan dan keseriusan Pemkab/Pemko mendukung klub sepakbola mewakili daerah berkancah dikasta tertinggi sepakbola. Hal lainnya yang harus menjadi pertimbangan adalah, klub tak lagi bergantung pada APBD, sehingga pemerintah membandu dilini lain, yakni ketersediaan stadion.
"Saya mendorong pemerintah daerah Medan dan Deliserdang untuk memperhatikan soal stadion ini. Saya berharap kejadian Pro Duta yang terakhir bagi tim Sumut. Tahun 2015 ada liga ASEAN, beberapa klub dari kita bisa saja diminta akan ikut. Otomatis peluang kita sebenarnya ada untuk merasakan liga ASEAN terbuka lebar," tandasnya.
Dikatakannya, kondisi PSMS Medan saat ini sedang berupaya menyelesaikan persoalan gaji. Ia berharap persoalan tersebut dapat diselesaikan, jika tidak klub asal Kota Medan itu akan kesulitan menjadi peserta kompetisi Divisi Utama yang akan diikuti.
"PSSI sudah sepakat, hanya klub-klub mampu saja yang ikut kompetisi. Kalau memang PSMS tidak mampu, tunggu saja sampai mampu. Jangan ganggu, merusak kompetisi dengan tidak membayarkan gaji nantinya atau juga gagal away," kata Djohar.
Dia yakin, kepengurusan yang dipimpin Muhammad Fauzi Nasution mampu menjembatani persoalan tunggakan gaji sebesar Rp5 miliar lebih itu. "Saya yakin dengan kepengurusan saat ini, mereka membuat PSMS satu dan berniat untuk profesional. Berbeda dengan pengurus sebelumnya yang tidak mampu soal financial. Jadi sebagai orang Medan kita harus mendukung, agar PSMS maju," pungkasnya.
Pro Duta FC tidak lolos verifikasi, sedangkan PSMS Medan baru membentuk kepengurusan dan diharapkan menjembatani persoalan tunggakan gaji pengurus terdahulu. Menurut Djohar, jika klub-klub asal Sumut menjadi kampiun di masing-masing kompetisi yang diikuti akan terganjal pada proses verifikasi musim depan.
"Sepak bola Sumut itu ibaratnya S.O.S. PSMS, Kwarta FC, Bintang Jaya Asahan dan Pro Duta adalah tim sepak bola di Divisi Utama asal Sumut, tapi tidak disertai infrastruktur mendukung. Kalau mereka nantinya berprestasi akan sia-sia, karena stadionnya tidak lolos standar yang ditetapkan AFC," ungkap Djohar dalam pertemuannya dengan wartawan di Medan.
Menurutnya, Pro Duta adalah klub yang mumpuni dan penuh syarat jika saja terpenuhinya aspek infrastruktur, yakni stadion sebagai homebase. "Saya prihatin dengan Pro Duta, karena mereka layak untuk level atas. Tapi karena tidak punya stadion yang layak, akhirnya tidak lolos. Dua stadion di Sumut yang pernah mereka jadikan homebase (Stadion Teladan dan Baharoeddin Siregar) tidak memenuhi standar," jelasnya.
Dia pun menemui Pemko Medan dan Pemkab Deli Serdang untuk membenahi Stadion Teladan Medan dan Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam. Dalam pertemuan itu, ia menyampaikan kebutuhan stadion yang bisa menunjang kemajuan.
"Tidak harus memperbesar stadion, tapi cukup mengubah atau meng-upgrade fasilitas di dalam stadion sesuai standar AFC. Kini dua Sekda Medan dan Deli Serdang sudah mengetahui konsekuensi soal stadion," ujar J Djohar.
Menurutnya, hal ini harus dilakukan, jika adanya keinginan dan keseriusan Pemkab/Pemko mendukung klub sepakbola mewakili daerah berkancah dikasta tertinggi sepakbola. Hal lainnya yang harus menjadi pertimbangan adalah, klub tak lagi bergantung pada APBD, sehingga pemerintah membandu dilini lain, yakni ketersediaan stadion.
"Saya mendorong pemerintah daerah Medan dan Deliserdang untuk memperhatikan soal stadion ini. Saya berharap kejadian Pro Duta yang terakhir bagi tim Sumut. Tahun 2015 ada liga ASEAN, beberapa klub dari kita bisa saja diminta akan ikut. Otomatis peluang kita sebenarnya ada untuk merasakan liga ASEAN terbuka lebar," tandasnya.
Dikatakannya, kondisi PSMS Medan saat ini sedang berupaya menyelesaikan persoalan gaji. Ia berharap persoalan tersebut dapat diselesaikan, jika tidak klub asal Kota Medan itu akan kesulitan menjadi peserta kompetisi Divisi Utama yang akan diikuti.
"PSSI sudah sepakat, hanya klub-klub mampu saja yang ikut kompetisi. Kalau memang PSMS tidak mampu, tunggu saja sampai mampu. Jangan ganggu, merusak kompetisi dengan tidak membayarkan gaji nantinya atau juga gagal away," kata Djohar.
Dia yakin, kepengurusan yang dipimpin Muhammad Fauzi Nasution mampu menjembatani persoalan tunggakan gaji sebesar Rp5 miliar lebih itu. "Saya yakin dengan kepengurusan saat ini, mereka membuat PSMS satu dan berniat untuk profesional. Berbeda dengan pengurus sebelumnya yang tidak mampu soal financial. Jadi sebagai orang Medan kita harus mendukung, agar PSMS maju," pungkasnya.
(aww)