Krisis finansial, Persiku dilamar empat pelatih
A
A
A
Sindonews.com - Krisis finansial tak membuat nama Persiku Kudus dijauhi pelatih. Buktinya, ada beberapa pelatih yang mengajukan lamaran untuk menukangi Persiku Kudus menjelang Kompetisi Divisi Utama 2014.
Namun, pengurus Persiku tidak mau buru-buru melakukan teken kontrak dengan pelatih. Ini karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan. Dengan kondisi tersebut, pelatih yang nantinya bakal membesut Persiku harus bersedia dibayar dengan gaji yang tidak besar. Namun, hal ini juga tidak menyampingkan prestasi tim pada saat berkompetisi.
Komisaris Utama PT Kudus Muria Raya Maryoto menuturkan, saat ini Lukas Tumbuan sudah berlabuh di Persibat Batang. Pihaknya bisa memaklumi jika pelatih asal Jawa Barat itu tidak kembali ke Stadion Wergu mengingat secara finansial, Persibat lebih unggul dibandingkan Persiku. ''Kalau di Persibat, karena Divisi I, jadi bisa didanai APBD. Di sana lebih nyaman, baik fasilitasnya, tidak apa-apa,” kata Maryoto.
Meski tidak mendapat Lukas, Maryoto mengaku sudah dihubungi beberapa pelatih yang siap untuk membesut musim ini. Beberapa pelatih yang mengajukan lamaran di antaranya Edy Paryono dan Agus Riyanto asal Semarang, Hidayat (Kudus) dan Anjar, eks asisten pelatih Persijap Jepara.
Menurut dia, sampai saat ini belum diputuskan siapa pelatih yang bakal menukangi Persiku. Dengan kondisi Persiku saat ini, dirinya akan memutuskan pelatih yang terbaik, dan juga bisa memahami kondisi keuangan.
''Kalau sudah ada keputusan, nanti wartawan tetap akan kami undang. Kami tetap akan mengandalkan pemain-pemain lokal Kudus, yang sudah beberapa kali membela tim, dan itu saya yakin mudah,” paparnya.
Di sisi lain, diakuinya saat ini belum ada sponsor utama yang siap membantu Persiku untuk berlaga Divisi Utama. Termasuk PT Djarum pun, belum ada rencana untuk membantu Persiku, seperti yang pernah dilakukan beberapa musim sebelumnya. ''Sulit saat ini, sekarang beda dengan dulu. Apalagi perusahaan rokok, belum ada pengusaha-pengusaha yang membantu,” jelasnya.
Musim lalu, ujar dia, Persiku hanya mampu bertengger di peringkat 4 Grup B. Prestasi Persiku tidak terlalu bagus saat itu. Terlebih lagi, karena minimnya dana yang dimiliki, beberapa pertandingan tandang terpaksa tidak diambil. Karena jika tetap dipaksakan, keuangan klub akan jebol.
Namun, pengurus Persiku tidak mau buru-buru melakukan teken kontrak dengan pelatih. Ini karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan. Dengan kondisi tersebut, pelatih yang nantinya bakal membesut Persiku harus bersedia dibayar dengan gaji yang tidak besar. Namun, hal ini juga tidak menyampingkan prestasi tim pada saat berkompetisi.
Komisaris Utama PT Kudus Muria Raya Maryoto menuturkan, saat ini Lukas Tumbuan sudah berlabuh di Persibat Batang. Pihaknya bisa memaklumi jika pelatih asal Jawa Barat itu tidak kembali ke Stadion Wergu mengingat secara finansial, Persibat lebih unggul dibandingkan Persiku. ''Kalau di Persibat, karena Divisi I, jadi bisa didanai APBD. Di sana lebih nyaman, baik fasilitasnya, tidak apa-apa,” kata Maryoto.
Meski tidak mendapat Lukas, Maryoto mengaku sudah dihubungi beberapa pelatih yang siap untuk membesut musim ini. Beberapa pelatih yang mengajukan lamaran di antaranya Edy Paryono dan Agus Riyanto asal Semarang, Hidayat (Kudus) dan Anjar, eks asisten pelatih Persijap Jepara.
Menurut dia, sampai saat ini belum diputuskan siapa pelatih yang bakal menukangi Persiku. Dengan kondisi Persiku saat ini, dirinya akan memutuskan pelatih yang terbaik, dan juga bisa memahami kondisi keuangan.
''Kalau sudah ada keputusan, nanti wartawan tetap akan kami undang. Kami tetap akan mengandalkan pemain-pemain lokal Kudus, yang sudah beberapa kali membela tim, dan itu saya yakin mudah,” paparnya.
Di sisi lain, diakuinya saat ini belum ada sponsor utama yang siap membantu Persiku untuk berlaga Divisi Utama. Termasuk PT Djarum pun, belum ada rencana untuk membantu Persiku, seperti yang pernah dilakukan beberapa musim sebelumnya. ''Sulit saat ini, sekarang beda dengan dulu. Apalagi perusahaan rokok, belum ada pengusaha-pengusaha yang membantu,” jelasnya.
Musim lalu, ujar dia, Persiku hanya mampu bertengger di peringkat 4 Grup B. Prestasi Persiku tidak terlalu bagus saat itu. Terlebih lagi, karena minimnya dana yang dimiliki, beberapa pertandingan tandang terpaksa tidak diambil. Karena jika tetap dipaksakan, keuangan klub akan jebol.
(aww)