Dieksploitasi manajemen, fans PSS boikot pertandingan

Senin, 06 Januari 2014 - 18:44 WIB
Dieksploitasi manajemen,...
Dieksploitasi manajemen, fans PSS boikot pertandingan
A A A
Sindonews.com - Kondisi PSS Sleman tidak lagi kondusif. Suporter tim yang baru menjuarai Divisi Utama LPIS itu berontak. Suporter bahkan menuding manajemen tim ''sakit'' karena terus mengeksploitasi mereka. Di sisi lain, manajemen tutup telinga dari segala masukan dari suporter.

Sesepuh suporter PSS Trimurti Wahyu Wibowo mengatakan, manajemen seharusnya tidak mengeksploitasi dukungan penuh suporter hanya untuk mengeruk untung. Euforia pasca menjuarai kompetisi kasta kedua seharusnya dijaga dan dikelola agar lebih baik lagi di kemudian hari.

''Tapi nyatanya sekarang suporter dieksploitasi. Seharusnya suporter tidak dieksploitasi. Dan celakanya motivasi untuk mendukung tim tidak diikuti raihan prestasi tertinggi. Manajemen juga tidak melakukan upaya apa-apa kecuali hanya untuk pencitraan,” kata Wahyu, Senin (6/1).

Dia menjelaskan, salah satu bukti konkret eksploitasi oleh manajemen adalah soal promosi ke kasta tertinggi kompetisi tanah air, ISL. Padahal, langkah konkrit untuk membawa tim ke arah itu tidak pernah
dilakukan. Misalnya saja, soal legalitas tim. Sejauh ini klaim PT. sebagai badan hukum baru sampai akta notaris.

PT PSS yang diklaim manajemen bahkan belum didaftarkan di Kemenkum HAM. Di samping itu tidak ada pembinaan usia dini yang menjadi salah satu prasyarat menuju kompetisi kasta tertinggi. Arena itu, suporter, kata dia, agar PSS dikembalikan ke fitrah dan memulai kembali dari awal.

Dengan begitu, proses yang akan dilaukan sesuai prosedur dan hasil yang didapat benar-benar nyata. ''Tanpa kembali ke fitrah, hasil yang akan didapat saya yakin juga tidak akan benar. Kami ingin manajemen membuat komunikasi soal ini. Jangan menutup diri,” tegasnya.

Dia menambahkan, suporter tidak hanya menyampaikan gertak sambal. Suporter sebaliknya menyiapkan langkah konkret dengan memboikot laga uji coba antara PSS kontra Lion XII Singapura tanggal 10 Januari mendatang. ''Kami mungkin datang ke stadion tapi hanya sampai tempat parkir saja,” katanya.

Kabid Organisasi Asosiasi PSSI Sleman Khalis Purwanto mengaku tidak bisa membayangkan jika ancaman suporter jadi kenyataan. Dia menyebut kondisi itu akan menjadi preseden bagi sepak bola Sleman. karena itu, dia akan berupaya mempertemukan pihak terait untuk menyelesaian persoalan.

''Kami sudah berkomunikasi dengan Bupati. Beliau meminta digelar pertemuan melibatkan suporter, manajemen, klub dan asosiasi. Sehingga diharapkan ada titik temu untuk mencari solusi,” katanya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0641 seconds (0.1#10.140)