RD tapak tilas juara kompetisi dua wilayah
A
A
A
Sindonews.com - Format dua wilayah yang diberlakukan PSSI pada kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2014 mengingatkan kembali sepak terjang Rahmad Darmawan di musim 2007-2008. Ya, RD, sapaan akrab Rahmad, membawa Sriwijaya FC sebagai klub terakhir yang keluar sebagai juara dengan format dua wilayah.
Periode 2007/2008 yang masih bertitel Divisi Utama sebagai kasta tertinggi, berhasil menempatkan Laskar Wong Kito, julukan SFC, sebagai yang terbaik. Sosok RD yang berdiri di pinggir lapangan, dinilai sebagai salah satu faktor utama suksesnya klub kebanggaan masyarakat Palembang tersebut. Format dua wilayah saat itu dipilih karena kompetisi diikuti oleh 36 peserta.
Sukses RD bersama SFC, dimulai dengan sukses keluar sebagai pemuncak klasemen wilayah barat. Dari 34 laga yang dimainkan, Laskar Wong Kito sukses mengantongi 60 poin setelah mampu mengoleksi 20 kali kemenangan, enam kali imbang, dan delapan kali kalah. Sukses memuncaki klasemen kembali berlanjut di babak delapan besar, dengan meraih poin lima dari satu kali kemenangan dan dua kali meraih hasil imbang.
Memasuki babak semifinal, SFC berhasil melengang ke partai puncak setelah menundukkan Persija Jakarta dengan skor tipis satu kosong lewat gol Keith Kayamba Gumbs. Sukses pun semakin sempurna ketika berhadapan dengan PSMS Medan di pertandingan final. Secara meyakinkan Ayam Kinantan pun digebuk SFC, 1-3, lewat aksi-aksi Richard Anauro Obiora, Gumbs, dan Zah Rahan Kranjar. Adapun gol semata wayang PSMS dicetak James Koko Lomel.
Dari pengalamannya tersebut, RD pun berharap sukses itu bisa kembali diukir saat menukangi Persebaya Surabaya di musim ini. Pelatih yang membawa tim nasional (Timnas) U-23 dua kali meraih medali perak di SEA Games 2011 dan 2013 tersebut, melihat beberapa kelebihan dan kekurangan diberlakukannya format dua wilayah. Adapun salah satu keuntungannya adalah, pemain akan memiliki kebugaran yang lebih baik dari pada menjalani kompetisi dengan format satu wilayah.
"Dengan format dua wilayah, jumlah pertandingan pun akan semakin sedikit. Saya rasa untuk manajemen pun menyukai format dua wilayah itu sendiri. Karena biaya operasinal tim bisa ditekan. Sementara untuk tim, format dua wilayah akan ada final sesungguhnya," ungkap RD.
Akan tetapi, pelatih yang telah keliling Nusantara bersama Persipura Jayapura, Persija Jakarta, dan Arema Cronous tersebut, tetap melihat adanya kerugian dari format dua wilayah terutama bagi klub kontestan itu sendiri. Yaitu, menurunnya intensitas bertanding perserta kompetisi dengan format dua wilayah. Karena klub-klub yang tidak lolos dari babak wilayah, tidak akan lagi memainkan pertandingan seperti klub-klub yang lolos ke babak selanjutnya.
"Jelas, kekurangannya adalah untuk klub-klub yang tidak lolos ke babak delapan besar. Mereka akan mengalami penurunan frekuensi pertandingan. Kondisi itu tentu berbeda dengan digulirkannya format satu wilayah," jelas pelatih kelahiran Metro, Lampung, berusia 46 tahun tersebut.
Periode 2007/2008 yang masih bertitel Divisi Utama sebagai kasta tertinggi, berhasil menempatkan Laskar Wong Kito, julukan SFC, sebagai yang terbaik. Sosok RD yang berdiri di pinggir lapangan, dinilai sebagai salah satu faktor utama suksesnya klub kebanggaan masyarakat Palembang tersebut. Format dua wilayah saat itu dipilih karena kompetisi diikuti oleh 36 peserta.
Sukses RD bersama SFC, dimulai dengan sukses keluar sebagai pemuncak klasemen wilayah barat. Dari 34 laga yang dimainkan, Laskar Wong Kito sukses mengantongi 60 poin setelah mampu mengoleksi 20 kali kemenangan, enam kali imbang, dan delapan kali kalah. Sukses memuncaki klasemen kembali berlanjut di babak delapan besar, dengan meraih poin lima dari satu kali kemenangan dan dua kali meraih hasil imbang.
Memasuki babak semifinal, SFC berhasil melengang ke partai puncak setelah menundukkan Persija Jakarta dengan skor tipis satu kosong lewat gol Keith Kayamba Gumbs. Sukses pun semakin sempurna ketika berhadapan dengan PSMS Medan di pertandingan final. Secara meyakinkan Ayam Kinantan pun digebuk SFC, 1-3, lewat aksi-aksi Richard Anauro Obiora, Gumbs, dan Zah Rahan Kranjar. Adapun gol semata wayang PSMS dicetak James Koko Lomel.
Dari pengalamannya tersebut, RD pun berharap sukses itu bisa kembali diukir saat menukangi Persebaya Surabaya di musim ini. Pelatih yang membawa tim nasional (Timnas) U-23 dua kali meraih medali perak di SEA Games 2011 dan 2013 tersebut, melihat beberapa kelebihan dan kekurangan diberlakukannya format dua wilayah. Adapun salah satu keuntungannya adalah, pemain akan memiliki kebugaran yang lebih baik dari pada menjalani kompetisi dengan format satu wilayah.
"Dengan format dua wilayah, jumlah pertandingan pun akan semakin sedikit. Saya rasa untuk manajemen pun menyukai format dua wilayah itu sendiri. Karena biaya operasinal tim bisa ditekan. Sementara untuk tim, format dua wilayah akan ada final sesungguhnya," ungkap RD.
Akan tetapi, pelatih yang telah keliling Nusantara bersama Persipura Jayapura, Persija Jakarta, dan Arema Cronous tersebut, tetap melihat adanya kerugian dari format dua wilayah terutama bagi klub kontestan itu sendiri. Yaitu, menurunnya intensitas bertanding perserta kompetisi dengan format dua wilayah. Karena klub-klub yang tidak lolos dari babak wilayah, tidak akan lagi memainkan pertandingan seperti klub-klub yang lolos ke babak selanjutnya.
"Jelas, kekurangannya adalah untuk klub-klub yang tidak lolos ke babak delapan besar. Mereka akan mengalami penurunan frekuensi pertandingan. Kondisi itu tentu berbeda dengan digulirkannya format satu wilayah," jelas pelatih kelahiran Metro, Lampung, berusia 46 tahun tersebut.
(aww)