SFC bentuk Diklat berbasis putra asli Sumsel
A
A
A
Sindonews.com - Pengurus Sriwijaya FC serius memberdayakan pemain lokal. Mereka akan membentuk pusat pendidikan dan latihan (Diklat) bagi para pemain U-17 sampai U-20. Tujuannya untuk melahirkan pemain andal yang diproyeksikan ke skuad Sriwijaya FC U-21 dan senior.
Presiden SFC Dodi Reza Alex mengungkapkan, selama kurun waktu 10 tahun terakhir, klub berjuluk Laskar Wong Kito itu meraih gelar 10 juara. Koleksi mereka terlengkap dalam kurun waktu delapan tahun terakhir. Hanya saja, manajemen SFC tetap menyadari kalau raihan itu masih ada yang kurang lengkap.
Pasalnya bukan rahasia lagi kalau selama ini di skuad SFC sangat minim pemain-pemain lokal yang bisa menembus tim inti. Karena itu,mulai tahun 2014 ini, manajemen SFC mulai berupaya untuk mendidik para pemain potensial yang dimiliki Sumatera Selatan (Sumsel) sebagai kawah candradimuka bagi pembinaan pemain muda berbakat yang nantinya akan menjadi bagian dari tim SFC U-21 maupun tim SFC senior.
''Untuk siswanya, kita akan mencoba memanfaatkan keberadaan banyaknya sekolah sepak bola yang ada di Sumsel. Karena rata-rata para pemain lulusan SSB yang berusia 15 tahun itu masih kebingungan ke mana mereka akan melanjutkan jenjang kariernya setelah lulus dari sana. Nah, di Diklat inilah mereka semua akan kita tampung,”ujar Dodi.
Meski begitu, pihaknya tetap akan memberlakukan sistem seleksi kepada lulusan SSB tersebut. Mereka lebih memprioritaskan para pemain yang memiliki kualitas untuk kemudian dibina di diklat SFC tersebut.
Anggota DPR RI asal Sumsel itu menyebutkan, untuk persyaratannya sendiri cukup mudah. Para calon siswa diklat cukup membuktikannya dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK) sebagai bukti jika yang dirinya memang merupakan putra asli Sumsel.
Proses seleksi sendiri akan segera dimulai dalam waktu dekat ini. Selama dibina dalam diklat, para siswa akan diberikan pelatihan sepak bola setiap hari, tidak seperti SSB pada umumnya yang hanya menggelar latihan seminggu 2-3 kali saja.
''Ya, kita berharap melalui program diklat ini nantinya para pemain bukan hanya terfokus untuk menjadi tim SFC saja tetapi juga menjadi aset Sumsel. Sehingga mereka memiliki kesempatan yang besar untuk memperkuat tim sepak bola Sumsel di ajang nasional seperti PON ataupun kejuaraan lainnya,” bebernya.
Saat ini, program diklat masih dalam tahap penjajakan kerja sama dengan beberapa perusahaan yang ada di Sumsel untuk membantu dalam hal pembiayaan, seperti halnya program bapak angkat untuk pemain senior SFC.
Presiden SFC Dodi Reza Alex mengungkapkan, selama kurun waktu 10 tahun terakhir, klub berjuluk Laskar Wong Kito itu meraih gelar 10 juara. Koleksi mereka terlengkap dalam kurun waktu delapan tahun terakhir. Hanya saja, manajemen SFC tetap menyadari kalau raihan itu masih ada yang kurang lengkap.
Pasalnya bukan rahasia lagi kalau selama ini di skuad SFC sangat minim pemain-pemain lokal yang bisa menembus tim inti. Karena itu,mulai tahun 2014 ini, manajemen SFC mulai berupaya untuk mendidik para pemain potensial yang dimiliki Sumatera Selatan (Sumsel) sebagai kawah candradimuka bagi pembinaan pemain muda berbakat yang nantinya akan menjadi bagian dari tim SFC U-21 maupun tim SFC senior.
''Untuk siswanya, kita akan mencoba memanfaatkan keberadaan banyaknya sekolah sepak bola yang ada di Sumsel. Karena rata-rata para pemain lulusan SSB yang berusia 15 tahun itu masih kebingungan ke mana mereka akan melanjutkan jenjang kariernya setelah lulus dari sana. Nah, di Diklat inilah mereka semua akan kita tampung,”ujar Dodi.
Meski begitu, pihaknya tetap akan memberlakukan sistem seleksi kepada lulusan SSB tersebut. Mereka lebih memprioritaskan para pemain yang memiliki kualitas untuk kemudian dibina di diklat SFC tersebut.
Anggota DPR RI asal Sumsel itu menyebutkan, untuk persyaratannya sendiri cukup mudah. Para calon siswa diklat cukup membuktikannya dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK) sebagai bukti jika yang dirinya memang merupakan putra asli Sumsel.
Proses seleksi sendiri akan segera dimulai dalam waktu dekat ini. Selama dibina dalam diklat, para siswa akan diberikan pelatihan sepak bola setiap hari, tidak seperti SSB pada umumnya yang hanya menggelar latihan seminggu 2-3 kali saja.
''Ya, kita berharap melalui program diklat ini nantinya para pemain bukan hanya terfokus untuk menjadi tim SFC saja tetapi juga menjadi aset Sumsel. Sehingga mereka memiliki kesempatan yang besar untuk memperkuat tim sepak bola Sumsel di ajang nasional seperti PON ataupun kejuaraan lainnya,” bebernya.
Saat ini, program diklat masih dalam tahap penjajakan kerja sama dengan beberapa perusahaan yang ada di Sumsel untuk membantu dalam hal pembiayaan, seperti halnya program bapak angkat untuk pemain senior SFC.
(aww)