Persebaya terpecah dua kutub

Senin, 13 Januari 2014 - 18:59 WIB
Persebaya terpecah dua kutub
Persebaya terpecah dua kutub
A A A
Sindonews.com - Manajer Coach Persebaya ISL Rahmad Darmawan tidak hanya dipusingkan meracik komposisi tim terbaik. Dia juga dipaksa memutar otak untuk mengihindari terjadinya perpecahan antar pemain.

Sebelum keberangkatan ke Kediri menjalani penyisihan turnamen Inter Island Cup 2013 Zona Jawa 3, aroma terjadinya perpecahan dalam tim memang sempat tercium. Ada indikasi terjadi dua kubu antara pemain senior dengan junior. Maklum, musim ini manajemen Persebaya memang mengombinasikan antara pemain muda dengan senior.

Dari 25 pemain, komposisi pemain Persebaya lebih didominasi pemain dengan usia di atas 27 tahun. Imbasnya, pemain muda terkesan membetuk komunitas sendiri. "Untuk itu di turnamen Inter Island ini, salah satu upaya untuk membangun kebersamaan. Bukan hanya sekadar menguji kemampuan pemain di lapangan," ucap RD, panggilan Rahmad Darmawan.

Bertanding di luar kandang, lanjut RD, untuk saat ini membuatnya lebih senang daripada bermain di Surabaya. Sebab, bisa memupuk kebersaman antar pemain karena seluruh skuad tinggal dalam satu penginapan. "Justru lebih bagus kalau main di luar Surabaya seperti sekarang. Dengan tinggal di satu penginapan, para pemain bisa saling mengenal lebih mengenal,"ujar mantan pelatih Timnas U-23 ini.

Tercatat, hanya ada beberapa pemain di bawah 25 tahun yang menghuni Persebaya saat ini. Di antaranya empat penggawa Timnas U-23, Fandi Utomo, Manahati Letusen, Dedi Kusnandar, dan Alfin Tuasalamony. Ditambah lagi dua pemain muda, Novri Setiawan, Vava Zagalo, dan Abdulrahman Lestaluhu, dan kiper ketiga, Dimas

Sementara di barisan pemain gaek, lebih panjang. Mulai dari dua penjaga gawang Jendri Pitoy dan Ferry Rotinsulu. Disusul, Ambrizal, Leo Sahputra, M Ilham, Ricardo Salampessy, dan Greg Nwokolo. Empat pemain asing Persebaya, Emmanuel ''Pacho'' Kenmogne, Patrick Nzekou, Daniel Monchare, dan Agu Casmir semuanya juga sudah berusia di atas 30 tahun.

Bisa jadi akibat terjadinya dua kutub di internal pemain berdampak pada penampilan di lapangan. Bahkan RD, mengakui saat melawan Persiba Bantul, meski menang 2-0, secara permainan belum terlihat rapi. "Kurang ada chemistry, para gelandang belum mengatahui bola-bola seperti apa yang dimau Greg. Memang butuh waktu," ucapnya.

Bukan hanya itu, di lapangan juga terlihat para pemain senior lebih suka bermain-main sendiri. Terutama di sektor sayap, M Ilham dengan Leo Sahputra. Sedangkan, di sayap kanan Alfin Tuasalamony lebih asyik bermain dengan Hasyim Kipuw sehingga lebih muda terbaca pemain belakang lawan.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5399 seconds (0.1#10.140)