Sejumlah pihak diperiksa terkait petinju Abdusalamov
A
A
A
Sindonews.com - Keberadaan New York State Athletic Commission (NYSAC), badan resmi yang mengatur tinju termasuk juga gulat dan seni bela diri campuran, tengah dipertanyakan oleh publik New York. Mereka dituding harus bertanggung jawab terhadap petinju Rusia, Magomed Abdusalamov.
Seperti diberitakan sebelumnya, Abdusalamov terkulai lemah dan berada dalam kondisi kritis di rumah sakit, pasca bertarung dengan petinju tak terkalahkan asal Kuba, Mike Perez, di Madison Square Garden pada November tahun lalu.
Petinju berusia 32 tahun itu tidak bisa berbicara dan tiga putrinya yang masih anak-anak juga belum bisa menengoknya dalam waktu hampir tiga bulan. Kehidupan Abdusalamov, yang masih tergolek di sebuah rumah sakit rehabilitasi Rockland County, tengah dalam bahaya.
Pihak kepolisian negara bagian pun menyelidiki masalah tersebut, dan meminta keterangan dari pihak-pihak yang terlibat dengan pertarungan tinju memilukan tersebut. Pemeriksaan lebih difokuskan pada apakah pertarungan itu sudah seharusnya dihentikan dan NYSAC telah melihat kondisi medis Abdusalamov.
Dalam pertarungan, tangan kiri Abdusalamov patah di ronde pertama, lalu pada ronde keenam, wajahnya bengkak, dan dia juga kesulitan untuk menutup mulutnya. Mengetahui kondisi tersebut, tidak ada satu pun pihak yang berusaha untuk menghentikan pertarungan, termasuk Ketua NYSAC, Melvina Lathan, yang juga menyaksikan pertarungan secara langsung.
Usai pertarungan yang berlangsung selama 10 ronde itu, kondisi Abdusalamov cukup mengerikan. Selain penuh darah, dia juga mengalami patah tangan, hidung dan tulang wajah.
"Tinju? Lupakan saja," tegas sepupu Abdusalamov, Amin Suleymanov, yang tak pernah absen menengok saudaranya di rumah sakit.
Menurut penuturan seorang sumber New York Post, ketika darah terdapat dalam tes urine pasca pertarungan, yang mungkin itu tanda pendarahan internal, inspektur dari negara bagian yang bertugas menyarankan Abdusalamov untuk dibawa pergi ke rumah sakit.
Namun, pengawas itu tidak memerintahkan untuk naik mobil ambulans, padahal terdapat dua mobil ambulans menganggur di taman. Justru, Abdusalamov, yang harus segera membutuhkan pertolongan, menumpang taksi bersama rombongannya. Kala itu, mereka pun tidak langsung mendapatkan taksi, dan harus menunggu sangat lama. "Itu mengerikan. Saya berlarian seperti ayam dengan kepala yang sudah dipotong," kata Boris Grinberg Jr., putra manajer Abdusalamov itu.
Kondisi petinju semakin parah, dan ia muntah di trotoar. Mereka tiba di ruang gawat darurat Rumah Sakit Roosevelt yang penuh sesak, di situ Abdusalamov harus menunggu. Seseorang menyarankan rombongan untuk melangkah keluar, menelepon 911 dan meminta ambulans untuk membawa mereka ke dalam ER (Emergency Room) yang sama untuk mendapatkan layanan yang lebih cepat.
Abdusalamov muntah lagi dan pingsan. Ayah Grinberg pun tiba, dia mengkomplain RS, dan akhirnya sang petinju ditangani dokter. Menurut dokter, terdapat gumpalan darah di otak Abdusalamov. Petinju menjalani operasi, kemudian menderita stroke dan masuk ke dalam koma medis. Bulan lalu, Abdusalamov dipindahkan ke pusat rehabilitasi Helen Hayes.
Sejauh ini, keluarganya memiliki pengacara tetapi tidak bisa mengajukan pemberitahuan klaim sampai istri Abdusalamov secara resmi ditunjuk sebagai walinya .
Seperti diberitakan sebelumnya, Abdusalamov terkulai lemah dan berada dalam kondisi kritis di rumah sakit, pasca bertarung dengan petinju tak terkalahkan asal Kuba, Mike Perez, di Madison Square Garden pada November tahun lalu.
Petinju berusia 32 tahun itu tidak bisa berbicara dan tiga putrinya yang masih anak-anak juga belum bisa menengoknya dalam waktu hampir tiga bulan. Kehidupan Abdusalamov, yang masih tergolek di sebuah rumah sakit rehabilitasi Rockland County, tengah dalam bahaya.
Pihak kepolisian negara bagian pun menyelidiki masalah tersebut, dan meminta keterangan dari pihak-pihak yang terlibat dengan pertarungan tinju memilukan tersebut. Pemeriksaan lebih difokuskan pada apakah pertarungan itu sudah seharusnya dihentikan dan NYSAC telah melihat kondisi medis Abdusalamov.
Dalam pertarungan, tangan kiri Abdusalamov patah di ronde pertama, lalu pada ronde keenam, wajahnya bengkak, dan dia juga kesulitan untuk menutup mulutnya. Mengetahui kondisi tersebut, tidak ada satu pun pihak yang berusaha untuk menghentikan pertarungan, termasuk Ketua NYSAC, Melvina Lathan, yang juga menyaksikan pertarungan secara langsung.
Usai pertarungan yang berlangsung selama 10 ronde itu, kondisi Abdusalamov cukup mengerikan. Selain penuh darah, dia juga mengalami patah tangan, hidung dan tulang wajah.
"Tinju? Lupakan saja," tegas sepupu Abdusalamov, Amin Suleymanov, yang tak pernah absen menengok saudaranya di rumah sakit.
Menurut penuturan seorang sumber New York Post, ketika darah terdapat dalam tes urine pasca pertarungan, yang mungkin itu tanda pendarahan internal, inspektur dari negara bagian yang bertugas menyarankan Abdusalamov untuk dibawa pergi ke rumah sakit.
Namun, pengawas itu tidak memerintahkan untuk naik mobil ambulans, padahal terdapat dua mobil ambulans menganggur di taman. Justru, Abdusalamov, yang harus segera membutuhkan pertolongan, menumpang taksi bersama rombongannya. Kala itu, mereka pun tidak langsung mendapatkan taksi, dan harus menunggu sangat lama. "Itu mengerikan. Saya berlarian seperti ayam dengan kepala yang sudah dipotong," kata Boris Grinberg Jr., putra manajer Abdusalamov itu.
Kondisi petinju semakin parah, dan ia muntah di trotoar. Mereka tiba di ruang gawat darurat Rumah Sakit Roosevelt yang penuh sesak, di situ Abdusalamov harus menunggu. Seseorang menyarankan rombongan untuk melangkah keluar, menelepon 911 dan meminta ambulans untuk membawa mereka ke dalam ER (Emergency Room) yang sama untuk mendapatkan layanan yang lebih cepat.
Abdusalamov muntah lagi dan pingsan. Ayah Grinberg pun tiba, dia mengkomplain RS, dan akhirnya sang petinju ditangani dokter. Menurut dokter, terdapat gumpalan darah di otak Abdusalamov. Petinju menjalani operasi, kemudian menderita stroke dan masuk ke dalam koma medis. Bulan lalu, Abdusalamov dipindahkan ke pusat rehabilitasi Helen Hayes.
Sejauh ini, keluarganya memiliki pengacara tetapi tidak bisa mengajukan pemberitahuan klaim sampai istri Abdusalamov secara resmi ditunjuk sebagai walinya .
(nug)