SFC waspadai dikerjai di kotak penalti

Senin, 20 Januari 2014 - 23:39 WIB
SFC waspadai dikerjai...
SFC waspadai dikerjai di kotak penalti
A A A
Sindonews.com - Sriwijaya FC sangat mewaspadai faktor nonteknis saat menantang Arema Cronous di laga pemungkas babak delapan besar Inter Island Cup (IIC) 2014 Grup B, Selasa (21/1) malam. Pelatih Subangkit mengingatkan anak asuhnya agar bermain lebih hati-hati, disiplin, dan meminimalisasi kesalahan terutama saat berada di kotak penalti lawan.

Kenangan pahit saat pertemuan terakhir menghadapi Arema Cronous di Piala Gubernur Jatim akhir tahun lalu masih membekas. Ketika itu, SFC merasa dikerjai oleh wasit, lantaran memberikan kartu merah kepada Ahmad Sumardi pada menit kedelapan.

Wasit menjatuhkan kartu tanpa terlebih dahulu memberikan peringatan atau kartu kuning. Padahal pelanggaran yang dilakukan mantan pemain Persisam kepada Benny Wahyudi itu, tidak terlalu keras. Manajemen dan jajaran pelatih SFC menuding, pemberian kartu merah itu untuk membuat mental pemain SFC down dan mengurangi kekuatan tim.

Belum lagi hadiah dua kali penalti yang diperoleh Arema Cronous dinilai merupakan keputusan yang kontroversial. Apalagi dari tayangan ulang, jelas-jelas salah satu pelanggaran terjadi dua meter dari kotak penalti.

Sementara penalti kedua diberikan wasit Solikin setelah melihat bola mengenai tangan salah satu pemain SFC. Padahal, saat itu bola yang mengenai tangan pemain SFC dalam keadaan pasif dan bukan disengaja. Tetapi tetap saja hadiah pinalti diberikan.

Kondisi serupa juga menimpa Perserui di laga perdananya melawan Arema, ketika itu tim asal Papua ini harus kehilangan poin setelah kalah 1-0, lewat penalti Gustavo Lopes. Padahal ketika itu, bola hasil sepakan Syamsul Arif tdak sengaja mengenai lengan pemain belakang Perserui.

''Pemain harus bermain lebih disiplin dan hati-hati serta meminimalisasi pelanggaran, kalau tidak ingin dimanfaatkan oleh tim lawan, seperti pada saat Piala Gubernur Jatim kemarin,ā€¯ungkapnya. Menurut Subangkit, seharusnya wasit saat itu tidak semestinya mengeluarkan kartu merah secepat itu. Karena dari pandangannya, tindakan yangdilakukan Sumardi kepada Benny bukanlah faktor kesengajaan.

"Tak seharusnya itu kartu merah. Semestinya kartu kuning dulu, itu kan bukan disengaja. Tetapi beginilah kalau kita bermain dikandang lawan, pada pertandingan nanti kita harus bisa bermain lebih bersih, meskipun antisipasi yang kita lakukan belum tentu membuat posisi kita aman dari factor non teknis,"lanjutnya.

Kendati wasit punya hak penuh dalam pertandingan, namun mantan pelatih Persiwa itu sangat menyayangkan, karena cukup merugikan tim asuhannya. Apalagi waktu pertandingan belum sampai 10 menit berjalan. Terang saja, kehilangan Sumardi membuat lini belakang SFC kedodoran. ''Tapi sudahlah semua sudah terjadi, tetapi saya harapkan hal seperti ini jangan terulang lagi. Karena hal itu bisa merusak sepak bola kita sendiri,"ujar dia.

Lebih jauh dikatakannya, kesabaran menjadi kunci kemenangan telak 8-0 yang diraih Laskar Wong Kito dari Perseru Serui dalam laga kedua delapan besar Grup A Inter Island Cup (IIC) 2014 kemarin malam
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7954 seconds (0.1#10.140)