Indonesia minim pelatih berkualitas
A
A
A
Sindonews.com - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mengakui kualitas pelatih untuk tingkat junior di Indonesia masih di bawah rata-rata. Untuk itu, induk sepakbola tertinggi di Tanah Air itu mengungkapkan target memiliki setidaknya 500 pelatih berlisensi A AFC.
"Mempunyai 500 pelatih lisensi A pada 2020. Itu yang paling realistis," ujar Sekretaris Jenderal PSSI, Joko Driyono, ketika ditemui di kantor PSSI, Jakarta, Kamis (6/2).
Joko menambahkan, saat ini, Indonesia baru memiliki 100 pelatih berlisensi A AFC. Itu dinilai Joko, turut berperan dalam mandeknya pembinaan timnas dari jenjang junior hingga senior. "Bandingkan dengan Spanyol yang jumlah penduduknya lebih sedikit tapi pelatih lisensi A mereka jauh lebih banyak dari kita," pungkas pria yang akrab disapa Jokdri tersebut.
Lebih lanjut, untuk mendapatkan lisensi A, para pelatih harus lebih dahulu memiliki lisensi C dan B. Menurutnya, hal itulah yang menyebabkan proses mendapatkan lisensi A menjadi panjang.
"Butuh paling tidak delapan tahun untuk mendapatkan lisensi A. Sebab prosesnya sangat panjang. Sebelum lisensi A, harus ada B, sebelum B harus ada C," pungkas pria yang juga menjabat sebagai CEO PT Liga Indonesia.
"Mempunyai 500 pelatih lisensi A pada 2020. Itu yang paling realistis," ujar Sekretaris Jenderal PSSI, Joko Driyono, ketika ditemui di kantor PSSI, Jakarta, Kamis (6/2).
Joko menambahkan, saat ini, Indonesia baru memiliki 100 pelatih berlisensi A AFC. Itu dinilai Joko, turut berperan dalam mandeknya pembinaan timnas dari jenjang junior hingga senior. "Bandingkan dengan Spanyol yang jumlah penduduknya lebih sedikit tapi pelatih lisensi A mereka jauh lebih banyak dari kita," pungkas pria yang akrab disapa Jokdri tersebut.
Lebih lanjut, untuk mendapatkan lisensi A, para pelatih harus lebih dahulu memiliki lisensi C dan B. Menurutnya, hal itulah yang menyebabkan proses mendapatkan lisensi A menjadi panjang.
"Butuh paling tidak delapan tahun untuk mendapatkan lisensi A. Sebab prosesnya sangat panjang. Sebelum lisensi A, harus ada B, sebelum B harus ada C," pungkas pria yang juga menjabat sebagai CEO PT Liga Indonesia.
(nug)