Bupati tolak Stadion Pogar untuk Perseba Bangkalan
A
A
A
Sindonews.com - Harapan Perseba Bangkalan untuk memanfaatkan Stadion R Soedrasono, Pogar, Bangil, Kabupaten Pasuruan, sebagai homebase kompetisi Divisi utama agaknya bakal bertepuk sebelah tangan. Pemkab Pasuruan hingga kini belum memberikan tanda-tanda persetujuan pemanfaatan stadion yang pernah membesarkan tim kebanggaan masyarakat Kabupaten Pasuruan, Persekabpas.
Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf, mengungkapkan, sampai saat ini pihaknya belum menerima permohonan pemanfaatan stadion Pogar dari Perseba Bangkalan, Madura. Jika nantinya sudah masuk, tidak serta merta akan memberikan persetujuan pemanfaatan sebagai homebase Perseba.
"Ada banyak pertimbangan pemanfaatan stadion Pogar untuk digunakan sebagai homebase tim dari luar kota. Faktor keamanan dan manfaatnya bagi masyarakat akan menjadi pertimbangan utama," kata Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf.
Sebelumnya, tim verifikasi PT Liga Indonesia sudah mensurvey stadion Pogar yang akan dipergunakan sebagai homebase Perseba Bangkalan. Tim survey ini mengecek kelayakan stadion yang akan dipergunakan untuk kompetisi divisi utama PSSI. Meski pernah menjadi kandang Persekabpas, stadion Pogar ini perlu dilakukan pembenahan sarana dan prasarana sebagai persyaratan utama.
Menurut Gus Irsyad, panggilannya, pemakaian stadion Pogar diakuinya akan mendatangkan manfaat secara ekonomis. Selain bertambahnya potensi pendapatan daerah dari sewa dan retribusi stadion, juga memiliki multiple effect bagi masyarakat sekitar.
Sebaliknya, pemanfaatan stadion itu akan menjadikan persoalan tersendiri dibidang keamanan. Karena potensi terjadinya kerusuhan supporter akan selalu membayangi dalam setiap pertandingan.
"Kami akan meminta pertimbangan dari berbagai pihak menyangkut masalah keamanan dan manfaatnya bagi masyarakat, terutama perkembangan sepakbola di Kabupaten Pasuruan. Jika ternyata lebih banyak hal buruknya, lebih baik dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas Persekabpas," tandas Gus Irsyad yang juga ketua PSSI Kabupaten Pasuruan.
Pada musim kompetisi Divisi Utama tahun 2005 lalu, Persekabpas menjadi tim debutan yang menyodok hingga ke peringkat 4. Sayangnya prestasi ini hanya bertahan dua musim kompetisi dan terus melorot seiring larangan penggunaan dana APBD untuk sepakbola profesional.
Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf, mengungkapkan, sampai saat ini pihaknya belum menerima permohonan pemanfaatan stadion Pogar dari Perseba Bangkalan, Madura. Jika nantinya sudah masuk, tidak serta merta akan memberikan persetujuan pemanfaatan sebagai homebase Perseba.
"Ada banyak pertimbangan pemanfaatan stadion Pogar untuk digunakan sebagai homebase tim dari luar kota. Faktor keamanan dan manfaatnya bagi masyarakat akan menjadi pertimbangan utama," kata Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf.
Sebelumnya, tim verifikasi PT Liga Indonesia sudah mensurvey stadion Pogar yang akan dipergunakan sebagai homebase Perseba Bangkalan. Tim survey ini mengecek kelayakan stadion yang akan dipergunakan untuk kompetisi divisi utama PSSI. Meski pernah menjadi kandang Persekabpas, stadion Pogar ini perlu dilakukan pembenahan sarana dan prasarana sebagai persyaratan utama.
Menurut Gus Irsyad, panggilannya, pemakaian stadion Pogar diakuinya akan mendatangkan manfaat secara ekonomis. Selain bertambahnya potensi pendapatan daerah dari sewa dan retribusi stadion, juga memiliki multiple effect bagi masyarakat sekitar.
Sebaliknya, pemanfaatan stadion itu akan menjadikan persoalan tersendiri dibidang keamanan. Karena potensi terjadinya kerusuhan supporter akan selalu membayangi dalam setiap pertandingan.
"Kami akan meminta pertimbangan dari berbagai pihak menyangkut masalah keamanan dan manfaatnya bagi masyarakat, terutama perkembangan sepakbola di Kabupaten Pasuruan. Jika ternyata lebih banyak hal buruknya, lebih baik dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas Persekabpas," tandas Gus Irsyad yang juga ketua PSSI Kabupaten Pasuruan.
Pada musim kompetisi Divisi Utama tahun 2005 lalu, Persekabpas menjadi tim debutan yang menyodok hingga ke peringkat 4. Sayangnya prestasi ini hanya bertahan dua musim kompetisi dan terus melorot seiring larangan penggunaan dana APBD untuk sepakbola profesional.
(wbs)