Prestasi Persijap buruk, penjualan tiket jeblok

Jum'at, 04 April 2014 - 00:37 WIB
Prestasi Persijap buruk, penjualan tiket jeblok
Prestasi Persijap buruk, penjualan tiket jeblok
A A A
Sindonews.com - Catatan buruk di awal-awal kompetisi Indonesia Super League (ISL) yang dialami Persijap Jepara berimbas pada pendapatan dari sektor penjualan tiket. Dari enam laga yang telah dilalui di grup Barat, Laskar Kalinyamat baru menorehkan poin 4, hasil dari satu kali menang, satu kali seri dan 4 kali kalah.

Persijap Jepara baru menang kali pertama saat menjamu Persik Kediri dalam di Stadion Gelora Bumi Kartini Jepara, pada Senin (10/3) lalu. Sebelumnya, menelan kekalahan saat menghadapi Sriwijaya FC, Pelita Bandung Raya (PBR) dan menahan imbang Persib Bandung 1-1 di kandang.
Memang, pada laga kandang perdana Persijap menjamu Maung Bandung suporter dan pecinta bola dari Jepara memenuhi SGBK. Pendapatan dari tiket saat itu Rp200 juta lebih. Tapi pada laga kandang berikutnya menjamu PBR sudah turun.

Terakhir pada laga kandang menjamu Persik Kediri, jumlah penonton merosot separuh dibandingkan jumlah penonton saat menghadapi anak asuh Djadjang Nurjaman. Menurunnya jumlah penonton itu diduga akibat kekalahan beruntun saat Persijap main tandang dan belum bisa memenangkan pertandingan di kandang.

Direktur Utama PT. Jepara Raya Multitama, Perusahaan pengelola Persijap M Said Basalamah mengakui pendapatan tiket di SGBK Jepara memang mengalami penurunan dibandingkan pada laga-laga perdana. Menurunnya jumlah penonton ini tidak lepas dari belum maksimalnya performa Persijap, sehingga publik Jepara dan suporter mulai tidak antusias untuk menonton pertandingan.

''Memang, tipikalnya penonton di Jepara seperti itu. Saat laga kandang terakhir dengan Persik, penonton sekitar 7.000-an dan mendapat pemasukan tidak sampai Rp120 juta,''ungkap Said Basalamah, Kamis (3/4)

Menurut dia, para penonton yang tetap menyaksikan kala menjamu Persik Kediri merupakan suporter sejati. Mereka tidak peduli Persijap menang atau pun kalah tetap didukung. Seharusnya Persijap tidak hanya didukung ketika menang saja, namun juga perlu support ketika dalam kondisi terpuruk.

''Suporter adalah elemen penting untuk menjadikan tim sehat. Jika keuangan sehat, maka bisa membeli pemain bagus yang tentunya dengan harga tinggi. Karena jika tidak cocok, pemain tersebut bisa memilih tim lain yang berani dengan harga tinggi,''jelasnya.

Persijap saat ini memang berusaha lepas dari kondisi pahit, setelah bisa meraup poin penuh dengan melibas Persik Kediri 1-0. Pada pertandingan kandang selanjutnya, Persijap bakal menghadapi Semen Padang pada 12 April dan Persija Jakarta, 16 April.

Basalamah menambahkan, agar suporter antusias untuk menonton lagi Persijap harus memenangkan pada laga melawan Semen Padang dan Persija. Karena dengan penonton yang maksimal sangat membantu tim.

Sebab, setiap kali pertandingan setidaknya manajemen harus mengeluarkan anggaran sampai Rp70 juta (pengamanan, catering, panpel dan operasional pertandingan). Pada ISL 2009, Persijap pernah membukukan catatan pendapatan tiket Rp300 juta.

''Arema Cronous dan Persib Bandung, setiap laga kandang rata-rata bisa mendapatkan pemasukan Rp700-800 juta. Jika 10 kali main (kandang), pemasukan bisa sampai Rp8 miliar, sehingga bisa membeli pemain bagus, bukan minta di awal mendatangkan pemain bagus,''ucap Basalamah.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6551 seconds (0.1#10.140)