LSJP 2014 jadi pabrik pemain bola Jabar
A
A
A
Sindonews.com -Liga Supersoccer Jala Pasundan (LSJP) 2014 hadir di Jawa Barat. Even ini dilangsungkan untuk mencetak bibit-bibit atlet unggulan dari Jabar agar bisa ikut bersaing di kancah Nasional.
LSJP adalah kompetisi sepak bola yang baru pertama kalinya akan digelar dan diharapkan menjadi ajang bergengsi tingkat kecamatan se-Jawa Barat. Kompetisi ini akan dimulai di wilayah priangan timur pada 25 April-9 Mei 2014 mendatang dan diikuti oleh 16 kota dan kabupaten se-Jawa Barat, yaitu Garut, Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Banjar-Pangandaran, Subang, Purwakarta, Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Sumedang, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Cimahi-Kabupaten Bandung Barat dan Cianjur.
Sedangkan untuk Sukabumi serta Bogor tidak masuk ke area even di Jabar. Bila dilihat dari market perusahaan, daerah tersebut masuk ke wilayah DKI Jakarta. Pasalnya, akses mobilitas lebih dekat ke daerah tersebut.
Ketua Panitia LSJP 2014, Tommy Apriantono menjelaskan, di era 80-an sampai dengan 90-an, Jawa Barat tidak pernah absen mengirimkan pemain di kancah persepakbolaan tingkat nasional.
Bahkan,kata Direktur Sport Science PSSI 2011-2012 itu, Jawa Barat pernah dinobatkan sebagai ''Provinsi Sepak Bola''. Namun saat ini, keprihatinan muncul ketika di Jawa Barat minim bibit-bibit Baru yang hadir di kancah persepakbolaan nasional.''Atlet potensial itu diciptakan, bukan hanya dinanti,''tegasnya.
Hal yang menjadi poin penting dari LSJP 2014 ini, lanjut Tommy adalah ketika melihat pemain-pemain dari dua klub asal Jabar yang berlaga di Kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2014, yakni Persib dan Pelita Bandung Raya (PBR) sedikit pemain asal Jawa Barat.
Terkesan mereka enggan merekrut pemain asal Jabar dengan alasan kualitas dan jam terbang pemain yang masih minim. Posisi kunci dipegang oleh bukan orang asli tatar pasundan.''Dengan adanya LSJP ini diharapkan bisa menjembatani kemunduran sepak bola Jabar. Kami mencoba memberikan jalan keluar terhadap pemasalahan tersebut,ā€¯terangnya.
Terkait batasan usia, Tommy mengatakan para pemain yang berlaga di LSJP 2014 dipastikan maksimal berusia 19 tahun atau kelahiran 1995-1996. Pada kesempatan itu juga, pihaknya menyiapkan pengawas yang memberikan report dari talent scouting yang terdiri dari 32 orang.
Tiap kota ditempatkan dua orang. Untuk final secara keseluruhan sendiri akan dilakukan tepat di Hari Olahraga Nasional (Haornas), September 2014 mendatang. ''Apalagi di 2016 mendatang Jabar akan menjadi tuan rumah PON. Kami tentunya berharap hasil dari event ini bisa memberikan kontribusi untuk kepantingan PON Jabar, ke depannya bisa mendapat tempat di Persib U-21,''ungkapnya.
Jika even ini berjalan sukses, bukan hal yang mustahil akan kembali di gelar di tahun depan dan bisa melahirkan lebih banyak lagi atlet sepak bola Jabar berprestasi.
LSJP adalah kompetisi sepak bola yang baru pertama kalinya akan digelar dan diharapkan menjadi ajang bergengsi tingkat kecamatan se-Jawa Barat. Kompetisi ini akan dimulai di wilayah priangan timur pada 25 April-9 Mei 2014 mendatang dan diikuti oleh 16 kota dan kabupaten se-Jawa Barat, yaitu Garut, Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Banjar-Pangandaran, Subang, Purwakarta, Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Sumedang, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Cimahi-Kabupaten Bandung Barat dan Cianjur.
Sedangkan untuk Sukabumi serta Bogor tidak masuk ke area even di Jabar. Bila dilihat dari market perusahaan, daerah tersebut masuk ke wilayah DKI Jakarta. Pasalnya, akses mobilitas lebih dekat ke daerah tersebut.
Ketua Panitia LSJP 2014, Tommy Apriantono menjelaskan, di era 80-an sampai dengan 90-an, Jawa Barat tidak pernah absen mengirimkan pemain di kancah persepakbolaan tingkat nasional.
Bahkan,kata Direktur Sport Science PSSI 2011-2012 itu, Jawa Barat pernah dinobatkan sebagai ''Provinsi Sepak Bola''. Namun saat ini, keprihatinan muncul ketika di Jawa Barat minim bibit-bibit Baru yang hadir di kancah persepakbolaan nasional.''Atlet potensial itu diciptakan, bukan hanya dinanti,''tegasnya.
Hal yang menjadi poin penting dari LSJP 2014 ini, lanjut Tommy adalah ketika melihat pemain-pemain dari dua klub asal Jabar yang berlaga di Kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2014, yakni Persib dan Pelita Bandung Raya (PBR) sedikit pemain asal Jawa Barat.
Terkesan mereka enggan merekrut pemain asal Jabar dengan alasan kualitas dan jam terbang pemain yang masih minim. Posisi kunci dipegang oleh bukan orang asli tatar pasundan.''Dengan adanya LSJP ini diharapkan bisa menjembatani kemunduran sepak bola Jabar. Kami mencoba memberikan jalan keluar terhadap pemasalahan tersebut,ā€¯terangnya.
Terkait batasan usia, Tommy mengatakan para pemain yang berlaga di LSJP 2014 dipastikan maksimal berusia 19 tahun atau kelahiran 1995-1996. Pada kesempatan itu juga, pihaknya menyiapkan pengawas yang memberikan report dari talent scouting yang terdiri dari 32 orang.
Tiap kota ditempatkan dua orang. Untuk final secara keseluruhan sendiri akan dilakukan tepat di Hari Olahraga Nasional (Haornas), September 2014 mendatang. ''Apalagi di 2016 mendatang Jabar akan menjadi tuan rumah PON. Kami tentunya berharap hasil dari event ini bisa memberikan kontribusi untuk kepantingan PON Jabar, ke depannya bisa mendapat tempat di Persib U-21,''ungkapnya.
Jika even ini berjalan sukses, bukan hal yang mustahil akan kembali di gelar di tahun depan dan bisa melahirkan lebih banyak lagi atlet sepak bola Jabar berprestasi.
(aww)