Hobi masak yang doyan sate kambing
A
A
A
Sindonews.com - Julio Alcorse digadang-gadang bisa menjadi mesin gol PSIS musim ini. Pemain yang musim lalu membela tim Persijap Jepara selama ini sudah menunjukkan progres yang cukup baik. Turun dua kali dalam laga uji coba, telah memberi kontribusi satu gol, pada saat menjamu PS Angkatan Darat (AD) beberapa waktu lalu.
Performanya saat memperkuat Laskar Kalinyamat juga cukup mumpuni. Tampil dalam 11 kali pertandingan, mampu mengoleksi 6 gol. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, karena sudah memasuki 32 tahun, pemain asal Argentina, 17 September 1981 ini, masih menunjukkan sentuhan-sentuhan bola yang cukup baik. Heading bolanya bisa diandalkan.
Di balik kepiawaiannya mengolah si kulit bundar, bekas pemain Persibo Bojonegoro dan PSMS Medan ini rupanya juga memiliki hobi memasak. Setiap harinya, dia rela repot-repot memasak sendiri untuk makan sehari-hari di mess Mahesa Jenar, di kompleks Stadion Jatidiri, Semarang.
Masakannya pun harus sesuai dengan lidah orang Argentina, yakni hanya senang dengan dua rasa, asin dan sedikit manis. Maklum, dia rela memasak karena lagipula manajemen tidak menyediakan makan bagi pemain setiap harinya.
“Sejak umur 15 tahun di Argentina saya mulai belajar memasak. Seusia itu saya mencuci baju sendiri dan membersihkan rumah juga,” kata Julio Alcorse mengawali obrolan dengan SINDO, Senin (14/4).
Sayur kesukaannya adalah chicken soup dipadukan dengan nasi. Senin (14/4) malam lalu dirinya sudah berbelanja bahan sup, seperti kol, wortel dan ayam untuk segera dimasak. Kendati di negaranya nasi kurang begitu familier, karena sudah lama tinggal di Indonesia, mau tidak mau akhirnya dia tetap makan nasi juga. Sebenarnya penduduk Argentina juga makan nasi, namun porsinya sangat sedikit.
“Kita tidak makan pedas, asin iya sedikit manis. Kadang kalau ingin makan sesuai keinginan saya, istri saya mempersilakan saya untuk memasak sendiri,” tuturnya.
Untuk mengusir kebosanan memasak sendiri, ayah satu anak ini juga sesekali makan masakan khas Indonesia. Baik itu mi goreng, sate kambing, nasi goreng dan sop buntut. Di negaranya tidak ada sate kambing, adanya kambing guling atau kambing bakar.
“Asal tidak pedas saja. Saya juga tetap makan chicken steak, pasta, salad, pizza,” beber pemain yang pernah melanglang buana sebagai pesepakbola di Swiss dan Spanyol ini.
Untuk menjaga kondisi tubuh mendekati pertandingan, biasanya dia memperbanyak mengonsumsi buah-buahan, yang mudah dicerna oleh tubuh. Jika makan nasi, harus dicerna sampai 7 jam. Ini juga diberlakukan bagi pemain sepak bola di Inggris dan Italia.
Performanya saat memperkuat Laskar Kalinyamat juga cukup mumpuni. Tampil dalam 11 kali pertandingan, mampu mengoleksi 6 gol. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, karena sudah memasuki 32 tahun, pemain asal Argentina, 17 September 1981 ini, masih menunjukkan sentuhan-sentuhan bola yang cukup baik. Heading bolanya bisa diandalkan.
Di balik kepiawaiannya mengolah si kulit bundar, bekas pemain Persibo Bojonegoro dan PSMS Medan ini rupanya juga memiliki hobi memasak. Setiap harinya, dia rela repot-repot memasak sendiri untuk makan sehari-hari di mess Mahesa Jenar, di kompleks Stadion Jatidiri, Semarang.
Masakannya pun harus sesuai dengan lidah orang Argentina, yakni hanya senang dengan dua rasa, asin dan sedikit manis. Maklum, dia rela memasak karena lagipula manajemen tidak menyediakan makan bagi pemain setiap harinya.
“Sejak umur 15 tahun di Argentina saya mulai belajar memasak. Seusia itu saya mencuci baju sendiri dan membersihkan rumah juga,” kata Julio Alcorse mengawali obrolan dengan SINDO, Senin (14/4).
Sayur kesukaannya adalah chicken soup dipadukan dengan nasi. Senin (14/4) malam lalu dirinya sudah berbelanja bahan sup, seperti kol, wortel dan ayam untuk segera dimasak. Kendati di negaranya nasi kurang begitu familier, karena sudah lama tinggal di Indonesia, mau tidak mau akhirnya dia tetap makan nasi juga. Sebenarnya penduduk Argentina juga makan nasi, namun porsinya sangat sedikit.
“Kita tidak makan pedas, asin iya sedikit manis. Kadang kalau ingin makan sesuai keinginan saya, istri saya mempersilakan saya untuk memasak sendiri,” tuturnya.
Untuk mengusir kebosanan memasak sendiri, ayah satu anak ini juga sesekali makan masakan khas Indonesia. Baik itu mi goreng, sate kambing, nasi goreng dan sop buntut. Di negaranya tidak ada sate kambing, adanya kambing guling atau kambing bakar.
“Asal tidak pedas saja. Saya juga tetap makan chicken steak, pasta, salad, pizza,” beber pemain yang pernah melanglang buana sebagai pesepakbola di Swiss dan Spanyol ini.
Untuk menjaga kondisi tubuh mendekati pertandingan, biasanya dia memperbanyak mengonsumsi buah-buahan, yang mudah dicerna oleh tubuh. Jika makan nasi, harus dicerna sampai 7 jam. Ini juga diberlakukan bagi pemain sepak bola di Inggris dan Italia.
(wbs)