6 momen kontroversial dalam sejarah Piala Dunia

Senin, 05 Mei 2014 - 16:05 WIB
6 momen kontroversial dalam sejarah Piala Dunia
6 momen kontroversial dalam sejarah Piala Dunia
A A A
Sindonews.com - Perhelatan Piala Dunia memang selalu menyajikan momen-momen yang tidak akan pernah dilupakan hingga kini. Bahkan momen di Piala Dunia bisa merembet ke masalah ras dan politik.

Berikut ini adalah momen-momen yang selalu di abadikan dan selalu di ingat hingga kini:

1. Brazil v Polandia, Piala Dunia 1938

Insiden unik terjadi di Piala Dunia 193 kala Brazil melawan Polandia. Pelakunya adalah Leonidas da Silva. Setelah keluar lapangan karena cedera, pemain yang memiliki julukan Sang ‘Permata Hitam kembali masuk ke dalam lapangan.

Namun, ia masuk ke lapangan tanpa menggunakan sepatunya. Alhasil wasit yang menyadari kejadian tersebut memintanya untuk mengenakan kembali sepatunya meskipun Leonidas sudah mencetak gol. Brasil kemudian menang 6-5. Ini membuat namanya dikenang secara unik dalam sejarah Piala Dunia.

2. Italia v Amerika Serikat, Piala Dunia 1934

Perhelatan Piala Dunia 1934 ternyata ada muatan politis untuk menyebarkan paham fasisme ke seluruh dunia. Bukti lainnya adalah keberpihakan para pengadil kepada tuan rumah.

Yang jelas tim Italia saat itu terdiri dari satu orang Brasil, satu orang Uruguay, dan empat orang Argentina. Hal tersebut adalah atas perintah dari Musolini yang meyuruh mereka untuk melakukan “tugas Negara.” Dan lebih arogannya lagi Musolini mengancam akan membunuh semua pemain Italia jika negaranya tidak menjuarai Piala Dunia, tapi akhirnya Italia pun menjuarainya.

Satu hal yg paling menarik adalah ketika persiapan pertandingan pembukaan antara Italia kontra Amerika Serikat. Wasit dan para asistennya memberikan penghormatan ala Nazi kepada Musolini yang ada di yacht-nya.

3. Brazil v Swedia, Piala Dunia 1958

Turnamen yang berlangsung di Swedia ini menjadi debut pertama buat anak muda bernama Pele. Ia masuk skuat Brazil pada usia 17 tahun, namun Pele hanya menjadi pemain cadangan dalam dua pertandingan awal.

Melihat permainannya yang bagus, rekan-rekannya meminta kepada pelatih untuk menurunkannya dari awal ketika melawan USSR, dan dia pun membayar kepercayaan itu dengan tuntas. Sebuah gol di perempat final atas Wales, diikuti dengan hattrick di semifinal atas Prancis (5-2). Satu gol dibuatnya pada pertandingan final ketika menang 2-1 atas tuan rumah, melalui solo run yang indah.

Ketika peluit akhir dibunyikan rekan2nya langsung mengangkatnya, dan Pele pun menangis, karena dia mengingat reaksi dari ayahnya ketika Brasil gagal menjadi juara pada tahun 1950. Kini dia membawa Brasil juara untuk pertama kalinya.

4. Korea Selatan vs Italia, Piala Dunia 2002

Piala Dunia kerap dipenuhi dengan sejumlah momen kontroversial yang terkadang kerap menguntungkan tuan rumah.

Pada tahun 2002, tuan rumah sangat diuntungkan dengan beberapa wasit terutama wasit asal Ekuador Bryon Moreno, yang memberikan hadiah penalti kepada Korea Selatan dan keputusannya mengusir Francesco Totti keluar lapangan karena dianggap melakukan diving.

Fans Spanyol juga dibuat bingung dengan dua gol sah yang dianulir sebelum Korea memenangi adu penalti.

5. Belanda v Jerman, Piala Dunia 1990

Kejadian memalukan terjadi ketika Belanda melawan Jerman di putaran kedua Piala Dunia 1990. Dalam laga itu, pemain De Oranje, Frank Rijkaard tertangkap kamera meludahi Rudi Voller. Mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan tidak membuat Voller geram. Justru ia menerima semua itu dengan sportif.

6. Kuwait v Prancis, Piala Dunia 1984

Ketika Perancis, yang dipimpin oleh trio maut yang terdiri dari Michel Platini, Jean Tigana dan Alain Giresse, unggul atas Kuwait pada tahun 1982, tak seorang pun terkejut. Kecuali satu orang, yaitu Sheikh Fahad Al-Ahmad Al-Sabag, Ketua FA Kuwait yang marah karena bunyi peluit dari kerumuman penonton membuat para pemainnya terganggu.

Marah, ia langsung menyerbu masuk ke lapangan, memerintahkan para pemainnya untuk meninggalkan lapangan. Saat itu Kuwait tengah tertinggal 1-3, namun Perancis berhasil mencetak gol melalui Alain Giresse di akhir babak kedua. Namun para pemain Kuwait memprotes gol tersebut karena mereka sempat berhenti bermain sebelum Giresse mencetak gol setelah mendengar suara peluit dari bangku penonton.
(dka)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4184 seconds (0.1#10.140)