Pelti Jateng ingin pertahankan gelar
A
A
A
Sindonews.com – Pengprov Persatuan Tenis Lapangan Seluruh Indonesia (Pelti) Jateng bertekad untuk mempertahankan gelar dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Provinsi Jawa Barat. Dalam PON 2012 di Pekanbaru Riau, Jateng mampu menyabet 2 emas dari perorangan putra dan beregu putra, serta 1 perak.
Jateng tidak berani mematok target lebih lantaran ada pembatasan usia maksimal 21 tahun saat penyelenggaran even olahraga tingkat nasional itu berlangsung. Atas dasar itu, provinsi ini sudah tidak bisa lagi mengandalkan atlet senior lagi.
“Minimal, perolehan medali tetap sama dengan PON lalu,” ungkap Ketua Umum Pelti Jateng, Teguh Sedyo Utomo, kemarin.
Menurut Teguh, target tersebut cukup realistis jika melihat dari prestasi sejumlah atlet remaja yang telah disiapkan. Para pemain yang akan diturunkan nanti merupakan atlet yang mendapatkan medali emas, baik dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) atau Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas).
“Jika usianya tetap dibatasi 21 tahun seperti keputusan dari PB Pelti pada Rakernas Desember lalu, kita optimistis bisa,” tandasnya.
Dia berharap segera terbit regulasi resmi yang mengatur pembatasan usia, karena sifatnya baru keputusan di Rakernas. Ini agar para atlet dapat mempersiapkan diri dengan tidak ragu-ragu apakah masih memenuhi syarat atau tidak.
“Kan kasihan, atlet jadi terombang-ambing, perlu ada ketegasan. Ada beberapa masukan yang minta usia atlet tidak dibatasi, tapi jika ini yang disetujui, kerugian bagi Jateng karena banyak atlet berprestasi senior yang sudah membela provinsi lain,” jelasnya.
Pelti Jateng sudah melakukan seleksi atlet untuk diturunkan dalam PON. Atlet dibagi menjadi 2 tim, masing-masing tim putri dan putra. Masing-masing tim terdiri dari 5 orang, sudah termasuk 1 cadangan. Empat atlet yang sudah memastikan tiket PON adalah Antoni Susanto (Semarang) dan M Iqbal (Sukoharjo) untuk tim putra. Adapun atlet putri adalah Sindun (Pati) dan Arum (Tegal). Kekurangannya, masih dilakukan seleksi.
Jateng tidak berani mematok target lebih lantaran ada pembatasan usia maksimal 21 tahun saat penyelenggaran even olahraga tingkat nasional itu berlangsung. Atas dasar itu, provinsi ini sudah tidak bisa lagi mengandalkan atlet senior lagi.
“Minimal, perolehan medali tetap sama dengan PON lalu,” ungkap Ketua Umum Pelti Jateng, Teguh Sedyo Utomo, kemarin.
Menurut Teguh, target tersebut cukup realistis jika melihat dari prestasi sejumlah atlet remaja yang telah disiapkan. Para pemain yang akan diturunkan nanti merupakan atlet yang mendapatkan medali emas, baik dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) atau Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas).
“Jika usianya tetap dibatasi 21 tahun seperti keputusan dari PB Pelti pada Rakernas Desember lalu, kita optimistis bisa,” tandasnya.
Dia berharap segera terbit regulasi resmi yang mengatur pembatasan usia, karena sifatnya baru keputusan di Rakernas. Ini agar para atlet dapat mempersiapkan diri dengan tidak ragu-ragu apakah masih memenuhi syarat atau tidak.
“Kan kasihan, atlet jadi terombang-ambing, perlu ada ketegasan. Ada beberapa masukan yang minta usia atlet tidak dibatasi, tapi jika ini yang disetujui, kerugian bagi Jateng karena banyak atlet berprestasi senior yang sudah membela provinsi lain,” jelasnya.
Pelti Jateng sudah melakukan seleksi atlet untuk diturunkan dalam PON. Atlet dibagi menjadi 2 tim, masing-masing tim putri dan putra. Masing-masing tim terdiri dari 5 orang, sudah termasuk 1 cadangan. Empat atlet yang sudah memastikan tiket PON adalah Antoni Susanto (Semarang) dan M Iqbal (Sukoharjo) untuk tim putra. Adapun atlet putri adalah Sindun (Pati) dan Arum (Tegal). Kekurangannya, masih dilakukan seleksi.
(wbs)