Kasta kedua berlumur dosa

Jum'at, 09 Mei 2014 - 18:22 WIB
Kasta kedua berlumur...
Kasta kedua berlumur dosa
A A A
Sindonews.com - Ketika kompetisi baru berjalan sebulan, tim-tim Divisi Utama Jawa Timur (Jatim) sudah berombongan menerima sanksi dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Sanksi diberikan karena kasta kedua kompetisi Indonesia itu berlumur dosa berdasar sidang Komdis pada Kamis (8/5) lalu.

Sebanyak lima tim mendapat sanksi beragam, yakni Persekap Pasuruan, Persida Sidoarjo, Deltras Sidoarjo, Perseta Tulungagung, serta Persid Jember. Kebanyakan sanksi berupa denda, namun paling berat diterima Persekap Pasuruan karena juga ditambah sanksi satu kali pertandingan tanpa penonton.

Hukuman untuk panitia pelaksana (Panpel) Persekap Pasuruan merujuk pada laga Pusamania Borneo FC pada 3 Mei lalu. Saat itu penonton melakukan pelemparan terhadap asisten wasit 2 dan bahkan ada pemukulas terhadap wasit yang dilakukan penonton tak dikenal. Persekap juga diganjar denda Rp25 juta.

Sanksi untuk Persekap diperlengkap dengan hukuman terhadap gelandang asing Kim Sang Duk yang berkelahi dengan pemain Martapura FC Brima Pepito Sanusie. Pemain asal Korea Selatan itu mendapat sanksi denda Rp10 juta. Tim-tim lain rata-rata juga menerima sanksi denda.

Panpel Persida Sidoarjo diharuskan membayar Rp50 juta karena penonton yang rasis, melakukan pelemparan ke lapangan dan membakar kembang api. Sanksi itu merujuk pada pertandingan derby menghadapi tim sekota yakni Deltras Sidoarjo pada 29 April yang lalu.

Dalam pertandingan panas itu, Asisten Pelatih Deltras Yono Karpono juga diganjar hukuman denda Rp50 juta serta larangan memasuki stadion saat timnya bertanding sebanyak tiga kali. Hukuman itu diberikan karena Yono memaki wasit dengan menggunakan kata-kata yang tidak pantas.

Tak sampai di situ, Deltras juga mendapat sanksi karena supporter melakukan tindakan rasi dan pelemparan botol air mineral dan menyalakan kembang api. Deltras dihadiahi sanksi denda Rp50 juta serta larangan bagi supporternya untuk hadir di laga tandang selama tiga bulan.

Perseta Tulungagung mendapat sanksi dianggap kalah 1-4, dikurangi tiga angka, serta denda sebesar Rp50 juta karena menolak melanjutkan laga lawan PS Mojokerto Putra. Denda sebesar Rp50 juta juga diterima Persid Jember karena menghina wasit di pertandingan lawan Persebo Bondowoso pada 4 Mei 2014.

“Banyaknya tindakan yang melanggar aturan menjadi bukti bahwa Divisi Utama masih jauh dari sepakbola profesional. Mereka masih bertindak semaunya dan pola pikirnya masih sangat tradisional. Mereka harusnya sadar bahwa kompetisi Divisi Utama adalah pembelajaran jika mereka masuk ke ISL,” kata Hadi Santoso, pengamat sepakbola di Surabaya.

Ironisnya tindakan kurang profesional tidak hanya dilakukan supporter, tapi juga pemain dan official tim. “Komdis memang selayaknya memberikan sanksi tegas. Karena jika dibiarkan, budaya seperti itu akan bertahan selamanya dan tidak akan membuat sepakbola nasional lebih maju,” ujar Hadi.

Selain di level Divisi Utama, tim ISL Jawa Timur juga tak lepas dari sanksi. Persepam Madura United kembali menerima sanksi karena aksi pelemparan botol ke lapangan di laga menjamu Persiram Raja Ampat. Persepam diganjar denda Rp75 juta. Tim lain yang dihampiri sanksi adalah Arema Cronus karena kiper Kurnia Meiga dihukum larang bertanding dua laga dan denda Rp50 juta.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6717 seconds (0.1#10.140)