Cuaca panas jadi lawan baru tim Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Ternyata lawan yang harus dihadapi tim Piala Thomas dan Uber Indonesia bukan hanya datang dari negara peserta. Cuaca panas yang mencapai 38 derajat juga menjadi musuh baru yang harus mampu dijinakan.
Kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menganggu persiapan anggota tim yang sudah hari berada di Negara Indira Gandhi itu. "Di India panasnya agak beda, nyelekit di kulit, dan sekarang cuacanya ditambah angin yang cukup kencang. Jadi kami diminta untuk jaga kondisi, dengan banyak minum air putih, minum vitamin dan istirahat yang cukup," kata Greysia Polii, pemain ganda putri dilansir badmintonindonesia, Jumat (16/5).
Sebenarnya soal panas tidak menjadi persoalan buat semua pemain. Sebab Jakarta juga cukup, namun rata-rata cuaca hanya berkisar 33 derajat.
Sementara itu, manajer tim Piala Thomas Christian Hadinata mengatakan hal yang harus diwaspadai justru perubahan cuaca dari suhu dalam ruangan ke luar ruangan. "Para atlet justru harus waspada dengan perubahan suhu di dalam dan luar ruangan, harus bisa jaga kondisi. Di ruangan kan AC nya dingin sekali, saat keluar langsung panas terik. Kadang perubahan cepat seperti ini berpengaruh di tubuh kita, kalau tidak fit bisa gampang sakit," jelas Christian.
"Pemain tentunya pernah menghadapi cuaca ekstrim saat bertanding di Korea yang bersalju. Namun saat itu suhunya konstan, segitu-gitu saja selama seminggu kami di sana. Suhu dalam ruangannya juga tidak panas sekali. Beda dengan di India yang perbedaannya cukup terasa," beber Christian.
"Pelatih sempat menginstruksikan kami membawa jaket atau handuk tebal untuk dipakai di dalam hall setelah latihan karena AC nya kencang sekali," ucap Greysia.
Jelang pertandingan para pemain dituntut untuk selalu fit agar tak mudah sakit. Karena menurut Christian, diperlukan daya tahan tubuh yang kuat buat seorang atlet agar dapat beradaptasi dengan
perubahan cuaca. Apalagi mereka setiap hari juga menjalani latihan yang menguras tenaga. "Hal yang paling penting setelah menjalankan persiapan adalah menjaga diri agar tidak sakit dan tidak cedera," tambah Christian.
Para atlet sudah berpengalaman bertanding di berbagai negara, tim ofisial yakin bahwa mereka dapat menjaga diri serta tahu apa yang terbaik untuk diri masing-masing. Akan tetapi, ofisial dan pelatih tak akan lupa untuk mengingatkan para atlet agar terus menjaga kondisi, karena pertandingan akan semakin dekat. Para pelatih pun seringkali mengingatkan anak-anak didiknya untuk mengkonsumsi vitamin dan suplemen yang sudah disiapkan oleh alhi gizi PBSI.
Kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menganggu persiapan anggota tim yang sudah hari berada di Negara Indira Gandhi itu. "Di India panasnya agak beda, nyelekit di kulit, dan sekarang cuacanya ditambah angin yang cukup kencang. Jadi kami diminta untuk jaga kondisi, dengan banyak minum air putih, minum vitamin dan istirahat yang cukup," kata Greysia Polii, pemain ganda putri dilansir badmintonindonesia, Jumat (16/5).
Sebenarnya soal panas tidak menjadi persoalan buat semua pemain. Sebab Jakarta juga cukup, namun rata-rata cuaca hanya berkisar 33 derajat.
Sementara itu, manajer tim Piala Thomas Christian Hadinata mengatakan hal yang harus diwaspadai justru perubahan cuaca dari suhu dalam ruangan ke luar ruangan. "Para atlet justru harus waspada dengan perubahan suhu di dalam dan luar ruangan, harus bisa jaga kondisi. Di ruangan kan AC nya dingin sekali, saat keluar langsung panas terik. Kadang perubahan cepat seperti ini berpengaruh di tubuh kita, kalau tidak fit bisa gampang sakit," jelas Christian.
"Pemain tentunya pernah menghadapi cuaca ekstrim saat bertanding di Korea yang bersalju. Namun saat itu suhunya konstan, segitu-gitu saja selama seminggu kami di sana. Suhu dalam ruangannya juga tidak panas sekali. Beda dengan di India yang perbedaannya cukup terasa," beber Christian.
"Pelatih sempat menginstruksikan kami membawa jaket atau handuk tebal untuk dipakai di dalam hall setelah latihan karena AC nya kencang sekali," ucap Greysia.
Jelang pertandingan para pemain dituntut untuk selalu fit agar tak mudah sakit. Karena menurut Christian, diperlukan daya tahan tubuh yang kuat buat seorang atlet agar dapat beradaptasi dengan
perubahan cuaca. Apalagi mereka setiap hari juga menjalani latihan yang menguras tenaga. "Hal yang paling penting setelah menjalankan persiapan adalah menjaga diri agar tidak sakit dan tidak cedera," tambah Christian.
Para atlet sudah berpengalaman bertanding di berbagai negara, tim ofisial yakin bahwa mereka dapat menjaga diri serta tahu apa yang terbaik untuk diri masing-masing. Akan tetapi, ofisial dan pelatih tak akan lupa untuk mengingatkan para atlet agar terus menjaga kondisi, karena pertandingan akan semakin dekat. Para pelatih pun seringkali mengingatkan anak-anak didiknya untuk mengkonsumsi vitamin dan suplemen yang sudah disiapkan oleh alhi gizi PBSI.
(bbk)