Jateng Krisis Pelatih Anggar
A
A
A
SEMARANG - Provinsi Jawa Tengah masih minim pelatih untuk cabang olahraga anggar. Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) Jateng terpaksa mendatangkan pelatih dari Jakarta. Dalam waktu dekat, juga datang dari Singapura.
Ketua IKASI Jateng Kukuh Birowo mengatakan, anggar memiliki kategori tiga senjata, masing-masing degen, sabel, dan floret. Untuk yang flores, ini tidak ada pelatihnya. “Kalau di daerah, satu pelatih ini pegang tiga senjata. Harusnya tidak boleh, satu pelatih ini satu senjata,” kata Kukuh Birowo.
Untuk menghadapi Kejurnas, pihaknya sudah mendatangkan pelatih sabel dari Jakarta. Adapun untuk degen, sudah diambilkan dari Solo. “Pelatih dari Solo itu dulunya bekas atlet degen,” jelasnya.
Menurut dia, untuk Pra PON mendatang, IKASI juga akan mendatangkan pelatih dari Rusia. Karena di Jateng ini pelatih sangat minim. Dirinya berharap agar dalam PON 2016 Jateng bisa membawa pulang medali, karena pada 2012 lalu pulang dengan tangan hampa. “Padahal 2008 lalu kita raih 2 emas,” jelasnya.
Menurut Kepala Dinas Pemuda dan Olahgraga Jateng Budi Santoso, mulai 2015 seharusnya anggar sudah harus memiliki tempat latihan yang representatif. “Kita usahakan mereka bisa menyewa tempat untuk latihan, supaya tidak latihan di tempat terbuka,” tuturnya.
Budi mengatakan, mulai 2014 cabang olahraga anggar sudah masuk dalam program Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar (PPLP) yang dipusatkan di Jatidiri. dari PPLP tersebut, diharapkan bisa muncul bibit-bibit atlet anggar berbakat. “Saat ini yang masuk baru 10 atlet dan baru latihan di halaman parkir gedung KONI Jateng,” ujarnya.
Ketua IKASI Jateng Kukuh Birowo mengatakan, anggar memiliki kategori tiga senjata, masing-masing degen, sabel, dan floret. Untuk yang flores, ini tidak ada pelatihnya. “Kalau di daerah, satu pelatih ini pegang tiga senjata. Harusnya tidak boleh, satu pelatih ini satu senjata,” kata Kukuh Birowo.
Untuk menghadapi Kejurnas, pihaknya sudah mendatangkan pelatih sabel dari Jakarta. Adapun untuk degen, sudah diambilkan dari Solo. “Pelatih dari Solo itu dulunya bekas atlet degen,” jelasnya.
Menurut dia, untuk Pra PON mendatang, IKASI juga akan mendatangkan pelatih dari Rusia. Karena di Jateng ini pelatih sangat minim. Dirinya berharap agar dalam PON 2016 Jateng bisa membawa pulang medali, karena pada 2012 lalu pulang dengan tangan hampa. “Padahal 2008 lalu kita raih 2 emas,” jelasnya.
Menurut Kepala Dinas Pemuda dan Olahgraga Jateng Budi Santoso, mulai 2015 seharusnya anggar sudah harus memiliki tempat latihan yang representatif. “Kita usahakan mereka bisa menyewa tempat untuk latihan, supaya tidak latihan di tempat terbuka,” tuturnya.
Budi mengatakan, mulai 2014 cabang olahraga anggar sudah masuk dalam program Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar (PPLP) yang dipusatkan di Jatidiri. dari PPLP tersebut, diharapkan bisa muncul bibit-bibit atlet anggar berbakat. “Saat ini yang masuk baru 10 atlet dan baru latihan di halaman parkir gedung KONI Jateng,” ujarnya.
(wbs)