Terdegradasi, Persiba Gamang Teruskan Kompetisi
A
A
A
BANTUL - Kekalahan Persiba Bantul dengan skor tipis 2-3 oleh Persela Lamongan pada Senin (2/6) lalu memberikan pukulan telak terhadap manajemen beserta timnya. Selain tak ada harapan untuk bertahan lagi di kompetisi Indonesia Super League (ISL), sisa enam pertandingan masih belum bisa dipastikan diselesaikan atau tidak.
Wakil Manajer Persiba, Bagus Nur Edy Wijaya mengakui, untuk bertahan di kasta tertinggi Liga Indonesia tersebut sangat sulit. Tim yang ada saat ini dirasa tidak bisa bersaing dengan klub-klub lain di wilayah Timur kompetisi ISL.''Kalau dengan tim seperti itu, ya pasti sangat berat untuk bertahan,''kata dia, Selasa (3/6).
Selanjutnya, harapan yang sudah hilang tersebut menimbulkan keraguan apakah akan menyelesaikan sisa enam pertandingan. Meski sudah tahu jika tidak diteruskan akan mendapatkan sanksi, namun dalam segi finansial saat ini tidak mencukupi.''Belum kita pikirkan untuk fokus ke Divisi Utama. Sekarang belum tahu apa akan diselesaikan atau tidak (sisa enam pertandingan),''ujarnya.
Apalagi, gaji pemain dan tim pelatih untuk bulan Mei lalu belum terbayarkan sampai sekarang. Ini menambah beban pikiran bagi manajemen saat ini.''Kalau untuk gaji Mei, akan kita carikan dulu. Sebelum habis Juni kita upayakan untuk sudah terbayar,''ucapnya.
Hilangnya harapan untuk bertahan di kompetisi juga diakui oleh arsitek tim, Sajuri Syahid. Dengan tim yang ada sekarang, menurutnya mau tak mau harus turun ke Divisi Utama. ''Secara psikologis anak-anak sudah capek mungkin. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin, dengan susah payah. Saya minta maaf khususnya kepada pecinta sepak bola di Bantul. Ini sudah tidak bisa tertolong lagi. Persiba mau tidak mau harus turun, kalau permainan seperti kemarin,''ucapnya.
Jika nantinya manajemen tetep memberi instruksi untuk menyelesaikan kompetisi yaitu sisa enam pertandingan, dia pun tetap akan siap. Serta, melakukan beberapa evaluasi kepada anak-anak asuhannya. .
Wakil Manajer Persiba, Bagus Nur Edy Wijaya mengakui, untuk bertahan di kasta tertinggi Liga Indonesia tersebut sangat sulit. Tim yang ada saat ini dirasa tidak bisa bersaing dengan klub-klub lain di wilayah Timur kompetisi ISL.''Kalau dengan tim seperti itu, ya pasti sangat berat untuk bertahan,''kata dia, Selasa (3/6).
Selanjutnya, harapan yang sudah hilang tersebut menimbulkan keraguan apakah akan menyelesaikan sisa enam pertandingan. Meski sudah tahu jika tidak diteruskan akan mendapatkan sanksi, namun dalam segi finansial saat ini tidak mencukupi.''Belum kita pikirkan untuk fokus ke Divisi Utama. Sekarang belum tahu apa akan diselesaikan atau tidak (sisa enam pertandingan),''ujarnya.
Apalagi, gaji pemain dan tim pelatih untuk bulan Mei lalu belum terbayarkan sampai sekarang. Ini menambah beban pikiran bagi manajemen saat ini.''Kalau untuk gaji Mei, akan kita carikan dulu. Sebelum habis Juni kita upayakan untuk sudah terbayar,''ucapnya.
Hilangnya harapan untuk bertahan di kompetisi juga diakui oleh arsitek tim, Sajuri Syahid. Dengan tim yang ada sekarang, menurutnya mau tak mau harus turun ke Divisi Utama. ''Secara psikologis anak-anak sudah capek mungkin. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin, dengan susah payah. Saya minta maaf khususnya kepada pecinta sepak bola di Bantul. Ini sudah tidak bisa tertolong lagi. Persiba mau tidak mau harus turun, kalau permainan seperti kemarin,''ucapnya.
Jika nantinya manajemen tetep memberi instruksi untuk menyelesaikan kompetisi yaitu sisa enam pertandingan, dia pun tetap akan siap. Serta, melakukan beberapa evaluasi kepada anak-anak asuhannya. .
(aww)