Dugaan Suap Pancing Emosi Masyarakat Qatar
A
A
A
DOHA - Dugaan suap yang dilakukan Qatar untuk mendapatkan hak tuan rumah Piala Dunia 2022 berbuntut panjang. Masyarakat serta para pemain sepak bola junior Qatar menganggap dugaan tersebut merupakan perampasan hak untuk menjadi tuan rumah.
Seperti diketahui, Mohamed bin Hammam yang merupakan mantan anggota Komite Eksekutif FIFA sekaligus mantan pejabat tinggi asosiasi sepakbola Qatar diduga menyuap sejumlah pejabat sepakbola dunia dengan uang lima juta dollar (sekitar Rp 59 miliar) saat proses voting tuan rumah Piala Dunia 2022 dilakukan.
"Untuk mencegah kami menjadi tuan rumah Piala Dunia, yang merupakan pagelaran terbesar di dunia akan sangat mengecewakan. Saya tidak berpikir itu tindakan fair karena setiap orang telah bekerja keras," ucap Said Brahimi, pemain sepakbola timnas Qatar U-19 di Guardian, Rabu (4/6).
Kekecewaan serupa juga diutarakan salah satu pejabat olahraga Qatar. Menurut pihak yang enggan disebut namanya itu, masyarakat Qatar kini merasa frustasi dengan tuduhan itu. "Kenapa orang-orang menyerang kami seperti ini? Ini adalah hak kami untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022," pungkasnya.
Di sisi lain, para pekerja pembangunan infrastruktur penunjang Piala Dunia 2022 dilaporkan Guardian masih terus melanjutkan pekerjaannya. Meskipun, isu tersebut tetap berhembus bersamaan dengan kabar mirisnya nasib para pekerja infrastruktur tersebut.
Seperti diketahui, Mohamed bin Hammam yang merupakan mantan anggota Komite Eksekutif FIFA sekaligus mantan pejabat tinggi asosiasi sepakbola Qatar diduga menyuap sejumlah pejabat sepakbola dunia dengan uang lima juta dollar (sekitar Rp 59 miliar) saat proses voting tuan rumah Piala Dunia 2022 dilakukan.
"Untuk mencegah kami menjadi tuan rumah Piala Dunia, yang merupakan pagelaran terbesar di dunia akan sangat mengecewakan. Saya tidak berpikir itu tindakan fair karena setiap orang telah bekerja keras," ucap Said Brahimi, pemain sepakbola timnas Qatar U-19 di Guardian, Rabu (4/6).
Kekecewaan serupa juga diutarakan salah satu pejabat olahraga Qatar. Menurut pihak yang enggan disebut namanya itu, masyarakat Qatar kini merasa frustasi dengan tuduhan itu. "Kenapa orang-orang menyerang kami seperti ini? Ini adalah hak kami untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022," pungkasnya.
Di sisi lain, para pekerja pembangunan infrastruktur penunjang Piala Dunia 2022 dilaporkan Guardian masih terus melanjutkan pekerjaannya. Meskipun, isu tersebut tetap berhembus bersamaan dengan kabar mirisnya nasib para pekerja infrastruktur tersebut.
(dka)