Diberi sanksi, Rusia ajukan banding

Kamis, 21 Juni 2012 - 17:21 WIB
Diberi sanksi, Rusia ajukan banding
Diberi sanksi, Rusia ajukan banding
A A A
Sindonews.com - Rusia mulai bereaksi atas sanksi yang dijatuhkan UEFA kepada akibat ulah pendukungnya selama Piala Eropa 2012. Negeri Beruang Merah itu memutuskan untuk mengajukan banding.

Rusia mengalami banyak hal buruk saat berada di Polandia dan Ukraina. Pasukan Dick Advocaat itu harus tersingkir secara tragis. Mereka menjadi korban peraturan baru yang diterapkan UEFA soal tie-breaker. Lalu, mendapat sorotan lantaran beberapa pendukungnya berbuat anarkis yang berujung denda dan pengurangan enam poin untuk kualifikasi Piala Eropa 2016. Rentetan sanksi itu membuat negara pecahan Uni Soviet itu bereaksi.

Melalui federasi sepak bola-nya (RFU), Rusia melayangkan protes agar hukuman itu dibatalkan atau dikurangi. Mereka menilai hukuman itu terlalu berlebihan. Apalagi, kabarnya tidak ada diskusi ketika UEFA mengambil kebijakan ini. “Hukuman ini terlalu berlebihan. Hal ini sama sekali tidak bisa diterima. Karena itu kami akan mengajukan banding dan berharap kami bisa mendapatkan keadilan. Setidaknya hukuman itu bisa dikurangi,” ujar Presiden RFU Sergey Fursenko, dikutip rt.

Rusia sebenarnya tidak terlalu mempedulikan mengenai denda yang mencapi 120.000 euro. Yang dipermasalahkan adalah pengurangan poin. Sebab, Rusia akan memulai kualifikasi Piala Eropa 2016 dengan nilai – 6 (minus enam). Itu bisa menyulitkan langkah mereka untuk bisa masuk putaran final di Prancis.

Asumsi itu tidak berlebihan. Faktanya, Rusia harus berjuang mati-matian untuk bisa ikut serta di Piala Eropa 2012 walau akhirnya bisa menjuarai Grup B saat kualifikasi. Bisa dibayangkan betapa sulitnya jika Rusia mendapat pengurangan poin. “Kami akan melakukan apa saja agar hukuman ini (pengurangan poin) dibatalkan atau dikurangi. Sebab, pengurangan poin ini terlalu berat bagi kami. Semoga saja upaya kami membuahkan hasil positif,” tambah Fursenko.

Sayangnya, masalah yang dihadapi RFU bukan hanya itu. RFU juga dipusingkan oleh kasus yang melilit Andrei Arshavin. Pasalnya, striker Arsenal itu terancam dipecat dari timnas setelah mengeluarkan kritikan tajam kepada fans. Dia dituduh telah mencoreng nama baik timnas. Arshavin menilai tersingkirnya Rusia dari persaingan bukan karena kesalahan pemain, tapi akibat ulah pendukung.

Menurut dia, para pendukung hanya mengkritik perjuangan para pemain saat di lapangan. Tidak pelak, pernyataannya menjadi perdebatan hangat di dalam negeri. “Saya percaya pemain seprti itu tidak pantas berada dalam timnas. Pemain timnas harus bisa menjadi contoh pda para pendukung. Sebab, mereka punya kewajiban yang harus dilaksanakan,” ujar Anggota Kehormatan RFU Vyacheslav Koloskov.

Menteri Olah Raga Rusia Vitaly Mutko sampai turun tangan atas masalah ini. Dia ikut mengkritik perbuatan Arshavin dan mendukung jika RFU memberinya sanksi. Sebab, apa yang dilakukannya tidak mencerminkan seorang pemain yang membela timnas.

“Mereka (pemain timnas) yang tampil di timnas harus mengingat satu hal. Mereka bermain bukan untuk diri sendiri. Tapi, mereka bermain untuk negara dan para pendukungnya. Karena itu hal tersebut (komentar Arshavin) tidak bisa ditolerir,” pungkas Mutko.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9087 seconds (0.1#10.140)