Kemacetan Lalu Lintas Bikin Penyelenggara Sakit Kepala
A
A
A
SAO PAULO - Demonstrasi, pemogokan alat transportasi dan kemacetan lalu lintas merupakan tiga permasalahan pokok yang membuat pihak penyelenggara Piala Dunia 2014 sakit kepala. Betapa tidak, munculnya masalah itu hanya berselang tiga hari tepat pembukaan event empat tahunan itu digelar.
Pekan lalu, sekitar 3,5 juta masyarakat Brazil yang menggunakan sistem transportasi umum (stasiun) di Sao Paulo terdampar saat jam sibuk atau kerja. Aksi itu terjadi ketika pihak operator kereta api dan komuter melakukan pemogokan massal.
Walhasil, penumpang yang sudah membeli tiket itu pun meluapkan kekesalannya dengan menendang pintu di beberapa stasiun setelah mereka mengetahui bahwa sarana angkutan tersebut tidak beraktivitas. Bahkan Stasiun terdekat dengan stadion Arena Corinthians yang akan menjadi tuan rumah pertandingan pembukaan Piala Dunia pada 12 Juni, juga rusak oleh penumpang. Kekesalan mereka bertambah ketika mencoba beralih menggunakan angkutan umum (bus).
Pasalnya, semua penumpang harus menunggu selama satu jam untuk mendapatkan bus tersebut. Hal itu yang dirasakan Silvia Rodgrigues da Silva, salah satu pemilik kedai kopi di sekitar stasiun di Sao Paulo.
Begitu pula dengan kemacetan lalu lintas yang menjadi perhatian pemerintah Brazil. Dilansir Independent, Selasa (10/6), TV lokal setempat memberitakan bahwa pihak kepolisian Sao Paulo dibuat pusing saat berusaha mengatasi kemacetan pada jam sibuk.
"Dana yang didapat pemerintah Brazil memang sudah berada di tangan, namun uang itu tidak digunakannya untuk membangun infrastruktur atau memperlebar jalan," kata salah satu sopir taksi.
Dengan kata lain, upaya pemerintah untuk mengembalikan reputasi di mata masyarakat Brazil, dengan menghelat Piala Dunia tak berarti apa-apa.
Pekan lalu, sekitar 3,5 juta masyarakat Brazil yang menggunakan sistem transportasi umum (stasiun) di Sao Paulo terdampar saat jam sibuk atau kerja. Aksi itu terjadi ketika pihak operator kereta api dan komuter melakukan pemogokan massal.
Walhasil, penumpang yang sudah membeli tiket itu pun meluapkan kekesalannya dengan menendang pintu di beberapa stasiun setelah mereka mengetahui bahwa sarana angkutan tersebut tidak beraktivitas. Bahkan Stasiun terdekat dengan stadion Arena Corinthians yang akan menjadi tuan rumah pertandingan pembukaan Piala Dunia pada 12 Juni, juga rusak oleh penumpang. Kekesalan mereka bertambah ketika mencoba beralih menggunakan angkutan umum (bus).
Pasalnya, semua penumpang harus menunggu selama satu jam untuk mendapatkan bus tersebut. Hal itu yang dirasakan Silvia Rodgrigues da Silva, salah satu pemilik kedai kopi di sekitar stasiun di Sao Paulo.
Begitu pula dengan kemacetan lalu lintas yang menjadi perhatian pemerintah Brazil. Dilansir Independent, Selasa (10/6), TV lokal setempat memberitakan bahwa pihak kepolisian Sao Paulo dibuat pusing saat berusaha mengatasi kemacetan pada jam sibuk.
"Dana yang didapat pemerintah Brazil memang sudah berada di tangan, namun uang itu tidak digunakannya untuk membangun infrastruktur atau memperlebar jalan," kata salah satu sopir taksi.
Dengan kata lain, upaya pemerintah untuk mengembalikan reputasi di mata masyarakat Brazil, dengan menghelat Piala Dunia tak berarti apa-apa.
(dka)