Kekalahan Telak Ganggu Iniesta
A
A
A
SALVADOR - Kekalahan yang dialami Spanyol ternyata mengganggu Andres Iniesta. Seniman lapangan hijau itu menilai meski kekalahan merupakan konsekwensi dari sebuah pertandingan, tetap saja ia sulit untuk melupakannya.
Buat Iniesta kekalahan telak 1-5 dari Belanda mungkin tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Bagaimana tidak, Spanyol merupakan salah satu yang dijagokan di Brazil apalagi mereka datang dengan label juara bertahan.
Tapi bayangan itu akhirnya menjadi kenyataan. Iniesta tidak bisa berbuat banyak. Kelihaiannya mengolah brazuca (bola resmi piala dunia) dihancurkan oleh permainan trenggina anak asuh Louis van Gaal.
"Kami harus memenangkan dua pertandingan lagi. Kekalahan itu hanya sebuah keseimbangan, walau teramat sulit kami terima. Kami segera mempersiapkan diri ke pertandingan selanjutnya. Kami tidak bisa melupakan Belanda mempermalukan kami," tegasnya dikutip sportmole, Sabtu (14/6).
Spanyol yang tergabung di Grup B masih menyisakan dua pertandingan melawan Chile dan Australia. Kemenangan menjadi harga mati kala menjalani pertandingan sisa tersebut jika ingin bertahan di Brazil. Buat Tim Matador kekalahan telak tersebut adalah yang kedua. Mereka pernah mengalami hal serupa kala dibenamkan Skotlandia dengan skor 2-6 pada 1963.
Buat Iniesta kekalahan telak 1-5 dari Belanda mungkin tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Bagaimana tidak, Spanyol merupakan salah satu yang dijagokan di Brazil apalagi mereka datang dengan label juara bertahan.
Tapi bayangan itu akhirnya menjadi kenyataan. Iniesta tidak bisa berbuat banyak. Kelihaiannya mengolah brazuca (bola resmi piala dunia) dihancurkan oleh permainan trenggina anak asuh Louis van Gaal.
"Kami harus memenangkan dua pertandingan lagi. Kekalahan itu hanya sebuah keseimbangan, walau teramat sulit kami terima. Kami segera mempersiapkan diri ke pertandingan selanjutnya. Kami tidak bisa melupakan Belanda mempermalukan kami," tegasnya dikutip sportmole, Sabtu (14/6).
Spanyol yang tergabung di Grup B masih menyisakan dua pertandingan melawan Chile dan Australia. Kemenangan menjadi harga mati kala menjalani pertandingan sisa tersebut jika ingin bertahan di Brazil. Buat Tim Matador kekalahan telak tersebut adalah yang kedua. Mereka pernah mengalami hal serupa kala dibenamkan Skotlandia dengan skor 2-6 pada 1963.
(bbk)