Tiki Taka Belum Mati
A
A
A
PARIS - Mantan pelatih tim nasional Prancis, Gerard Houiller yakin bila gaya bermain yang identik dengan Spanyol yakni tiki taka belum mati, meski skuat asuhan Vicente del Bosque dipermak habis oleh Belanda 5-1 di laga pembuka Grup B Piala Dunia 2014, beberapa hari lalu. Meski kalah telak, namun Houiller menegaskan gaya bermain dari kaki ke kaki itu belum habis.
"Saya tidak berpikir gaya yang mereka (Spanyol) mainkan sudah tak relevan. Spanyol bermain bagus di babak pertama, mungkin di babak kedua mereka kemasukan banyak gol. Terkadang Anda harus mengakui bila tidak ada tim yang selalu memang. Sehingga sangat sulit untuk mengatakan gaya yang mereka mainkan sudah berakhir. Keindahan dalam sepak bola mempunyai siklus," ucap Houiller seperti dilansir Football-Espana, Minggu (15/6).
Spanyol sendiri datang ke Brazil musim panas ini sebagai juara bertahan empat tahun lalu di Afrika Selatan. Tapi sayang skuat berjuluk La Furia Roja itu harus digilas pada partai pembuka. Sempat unggul lebih dulu lewat gol Xabi Alonso dari titip putih, sebelum disamakan Robin van Persie. Namun Spanyol justru dibombardir pada babak kedua dengan empat gol.
"Terkadang sangat sulit bagi seorang pelatih untuk tetap menjaga motivasi di Spanyol setelah meraih tiga trofi terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Spanyol berada di atas segalanya. Untungnya satu kekalahan akan membuat Anda sadar, bila mampu meraih hasil yang lebih baik," tandasnya.
"Saya tidak berpikir gaya yang mereka (Spanyol) mainkan sudah tak relevan. Spanyol bermain bagus di babak pertama, mungkin di babak kedua mereka kemasukan banyak gol. Terkadang Anda harus mengakui bila tidak ada tim yang selalu memang. Sehingga sangat sulit untuk mengatakan gaya yang mereka mainkan sudah berakhir. Keindahan dalam sepak bola mempunyai siklus," ucap Houiller seperti dilansir Football-Espana, Minggu (15/6).
Spanyol sendiri datang ke Brazil musim panas ini sebagai juara bertahan empat tahun lalu di Afrika Selatan. Tapi sayang skuat berjuluk La Furia Roja itu harus digilas pada partai pembuka. Sempat unggul lebih dulu lewat gol Xabi Alonso dari titip putih, sebelum disamakan Robin van Persie. Namun Spanyol justru dibombardir pada babak kedua dengan empat gol.
"Terkadang sangat sulit bagi seorang pelatih untuk tetap menjaga motivasi di Spanyol setelah meraih tiga trofi terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Spanyol berada di atas segalanya. Untungnya satu kekalahan akan membuat Anda sadar, bila mampu meraih hasil yang lebih baik," tandasnya.
(akr)