Hitzfeld Saved by Joker

Senin, 16 Juni 2014 - 08:48 WIB
Hitzfeld Saved by Joker
Hitzfeld Saved by Joker
A A A
ZURICH - Kredo Ottmar Hitzfeld ke Brasilia belum berubah, sebagaimana empat tahun lalu di Afrika Selatan. ''Setiap pertadingan adalah partai final,''katanya. Tidak terkecuali ketika menghadapi Ekuador, di putaran pertama Piala Dunia 2014, Minggu (14/6).

Jikapun ada yang berubah dari Hitzfeld, adalah penampilannya. Pelatih asal Lorrach, Jerman ini, kini tampil lebih santai. Perlengkapan keberangkatannya ke Brasilia, sebagaimana yang disaksikan KORAN SINDO di Bandara Kloten, Zurich, hanya cabin lugagge, koper kecil yang bisa digelindingkan. Isinya, hanya beberapa potong pakaian.''Dan coklat Swiss,''katanya kepada wartawan.

Meski targetnya perdelapan final, jika pun harus angkat koper di putaran awal, Hitzfeld seperti tak kehilangan apa-apa. Setelah menangani Swiss, Hitzfeld memang akan pensiun di rumah tetirahnya di kawasan Pegunungan Alpen. Satu koper kecil itu, sudah pas jika akhirnya Swiss tak bisa melewati Grup E.

Tapi Hitzfeld tetaplah Hitzfeld. Sesantai santainya, pelatih termahal Swiss ini, tidak bisa menyembunyikan ketegangannya ketika anak asuhnya, di menit ke-22, harus melihat bagaimana Enner Valencia, penyerang Ekuador, melalui sundulan kepalanya, membobol gawang Diego Benaglio. ''Josip....Josip....tetaplah di posisi itu,''teriaknya dari pinggir lapangan.

Josip Drmic, penyerang harapan die Nati, diharapkan Hitzfeld tidak terlalu turun membela lini belakang. Tak hanya itu, sesekali tangannya juga memberikan isyarat kepada Lichsteiner, untuk terus melakukan tekanan dari kiri luar.

Siulan dari mulutnya, juga sesekali muncul darinya. Ekuador, yang diperkirakan akan dihadapi dengan mudah, malah menyulitkan Heidiland sejak awal.Hingga turun minum, ketegangan Hitzfeld tidak berkurang.''Kalian memberikan peluang kepada Ekuador jika bermain begitu,''katanya di ruang ganti, sebagaimana yang diakuinya kepada SF2, televisi Swiss.

Babak kedua, instruksinya berjalan cukup bagus. Admir Memehdi, pengganti Valentin Stocker, baru dua menit masuk lapangan, sudah mencetak gol melalui sundulan kepalanya. Drmic pun beberapa kali mulai membahayakan gawang lawan. Sampai akhirnya pada menit ke-70, penyerang harapan Swiss ini berhasil mencetak gol, meski dianulir wasit karena dianggap offside.

Drmic kemudian digantikan Haris Seferovic, joker kedua setelah Admir Memehdi. Tak banyak terlihat hasilnya. Seferovic, hanya terlihat berlari memburu bola. Barulah ketika menginjak menit 93, melalui counter attack yang dimotori Valon Behrami, umpan datar Ricardo Rodriguez berhasil dicocor Serefovic, sekaligus mengendorkan ketegangan Hitzfeld. Dua joker yang dipasangnya, sama sama mencetak gol.''Bin fast explodiert...saya hampir meledak," aku Hitzfeld.

Serefovic, tak kalah meluap gembiranya. "Lama tak terlihat, begitu ada umpan, langsung jadi gol. Dan di menit akhir, gol itu jadi sangat luar biasa, " kata Serefovic.

Di Lucuerne, Swiss Tengah, seperempat jam setelah pertandingan usai, terdengar pawai mobil dengan membunyikan klaksonya. Ribut? Sama sekali tidak. Kota terbesar di Swiss Tengah itu kemudian senyap kembali seperti biasa.

Pertandingan melawan Prancis, 22 Juni mendatang, setelah kemenangan ini, kata Hitzfeld akan lebih mudah. Melawan Prancis, meski diakuinya tidak mudah, kemenangan atas Ekuador akan menjadi suntikan moral untuk anak asuhnya. Meski Prancis terbilang tangguh, melawan Swiss, anak asuh Didier Deschamp sering kesulitan. Jika sampai menang, Hitzfeld mau tak mau, harus menambah isi kopernya sesampai di Brasilia.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9670 seconds (0.1#10.140)