Jejak Beckenbauer Cs di Manaus
Jejak Beckenbauer Cs di Manaus
A
A
A
MANAUS - Manaus bukan kota sepak bola. Namun, cabang olahraga paling populer di seluruh penjuru dunia itu meninggalkan jejak di sana.
Dokumentasi tentang sepak bola di Manaus sudah ada sejak awal abad 20. Pada 1913, berdiri Manaos Athletic Club yang khusus diperkuat pemain asal Inggris. Sejak itu demam sepak bola mulai menjalar ke penjuru kota.
Di sini peran Inggris harus disebut. Maklum, bangsa itulah yang membawa sepak bola ke Manaus. Bukan sekedar itu saja, pengaruh Inggris, dan Eropa pada umumnya, turut terlihat pada budaya, arsitektur, dan pertumbuhan Manaus.
Pada 9 Maret 1980, Manaus mendapat kesempatan menjamu tamu agung. New York Cosmos, klub Amerika Serikat yang pernah diperkuat Franz Beckenbauer, Pele, Johan Cruyff, Carlos Alberto, dan Giorgio Chinaglia datang ke Manaus untuk mengikuti laga eksebisi melawan klub lokal Fast Club.
Beckenbauer, Carlos Alberto, dan Chinaglia tercatat membela Cosmos. Sedangkan Fast mengandalkan Clodoaldo Santana, anggota skuad Brasil saat menjuarai Piala Dunia 1970. Pertandingan tersebut berakhir 0-0
Laporan pers menunjukkan sekitar 57.000 orang menyaksikan langsung partai yang digelar di Estadio Vivaldo Lima tersebut. Angka ini lebih tinggi dari jumlah penonton saat tim nasional Brasil tampil di Manaus dan masih menjadi rekor hingga sekarang. Vivaldo Lima sendiri sudah dirubuhkan. Situsnya menjadi dasar untuk membangun Arena Amazonia.
Kehadiran Piala Dunia kini diharapkan dapat mengembalikan antusiasme sepak bola di Manaus. Saat ini klub-klub sepak bola mereka berkutat di divisi rendah sistem kompetisi sepak bola Brasil. Manaos Athletic Club atau Fast bertarung di turnamen regional dan bukan nasional.
"Klub di sini tidak bagus. Tapi saya yakin sepak bola Manaus bakal bangkit setelah memiliki Arena Amazonia," kata Karol, salah seorang penduduk asli kota berusia 344 tahun tersebut.
Dokumentasi tentang sepak bola di Manaus sudah ada sejak awal abad 20. Pada 1913, berdiri Manaos Athletic Club yang khusus diperkuat pemain asal Inggris. Sejak itu demam sepak bola mulai menjalar ke penjuru kota.
Di sini peran Inggris harus disebut. Maklum, bangsa itulah yang membawa sepak bola ke Manaus. Bukan sekedar itu saja, pengaruh Inggris, dan Eropa pada umumnya, turut terlihat pada budaya, arsitektur, dan pertumbuhan Manaus.
Pada 9 Maret 1980, Manaus mendapat kesempatan menjamu tamu agung. New York Cosmos, klub Amerika Serikat yang pernah diperkuat Franz Beckenbauer, Pele, Johan Cruyff, Carlos Alberto, dan Giorgio Chinaglia datang ke Manaus untuk mengikuti laga eksebisi melawan klub lokal Fast Club.
Beckenbauer, Carlos Alberto, dan Chinaglia tercatat membela Cosmos. Sedangkan Fast mengandalkan Clodoaldo Santana, anggota skuad Brasil saat menjuarai Piala Dunia 1970. Pertandingan tersebut berakhir 0-0
Laporan pers menunjukkan sekitar 57.000 orang menyaksikan langsung partai yang digelar di Estadio Vivaldo Lima tersebut. Angka ini lebih tinggi dari jumlah penonton saat tim nasional Brasil tampil di Manaus dan masih menjadi rekor hingga sekarang. Vivaldo Lima sendiri sudah dirubuhkan. Situsnya menjadi dasar untuk membangun Arena Amazonia.
Kehadiran Piala Dunia kini diharapkan dapat mengembalikan antusiasme sepak bola di Manaus. Saat ini klub-klub sepak bola mereka berkutat di divisi rendah sistem kompetisi sepak bola Brasil. Manaos Athletic Club atau Fast bertarung di turnamen regional dan bukan nasional.
"Klub di sini tidak bagus. Tapi saya yakin sepak bola Manaus bakal bangkit setelah memiliki Arena Amazonia," kata Karol, salah seorang penduduk asli kota berusia 344 tahun tersebut.
(aww)
Explore More