Kutukan Peraih Ballon dOr (1)
A
A
A
RIO DE JANEIRO - FIFA Ballon d'Or adalah sebuah penghargaan sepak bola yang diberikan setiap tahun kepada pemain yang dianggap telah melakukan yang terbaik sepanjang musim kompetisi. Penghargaan ini diberikan berdasarkan voting yang dilakukan oleh pelatih dan kapten tim internasional, serta wartawan dari seluruh dunia.
Penghargaan ini dimulai pada tahun 2010 setelah penghargaan Ballon d'Or dan Pemain Terbaik Dunia FIFA pria digabungkan. Tapi ada sisi menarik yang menyelimuti penghargaan ini, meskipun Ballon d’Or adalah penghargaan paling bergengsi yang menjadi impian setiap pemain sepakbola dunia, namun di sisi lain ada semacam “kutukan” yang menyertai peraih bola emas ini.
Sejak pertama kali penghargaan ini dianugerahkan oleh France Football pada tahun 1956, para pemain yang meraih Ballon d’Or di tahun sebelum Piala Dunia digelar dinilai selalu gagal mengantarkan tim nasionalnya menjadi juara dunia.
Yang terbaru, Cristiano Ronaldo peraih Ballon d’Or 2013 sekaligus kapten tim nasional Portugal gagal bersinar di Piala Dunia 2014 dan timnya harus tersingkir setelah gagal lolos ke babak 16 besar.
Berikut fakta-faktanya:
Pemenang Ballon d’Or 1957: Alfredo Di Stefano (Real Madrid)
Pemain kelahiran Buenos Aires, Argentina ini tampil cemerlang bersama Real Madrid. Dia pernah membela tim nasional Argentina dan Kolombia, namun pada tahun 1956 Alfredo Di Stefano mendapat kewarganegaraan Spanyol dan memulai debutnya di kualifikasi Piala Dunia. Tapi sayang, kesuksesan Di Stefano di tingkat klub bersama Real Madrid tidak membuatnya membantu tim Matador lolos ke Piala Dunia 1958 di Swedia.
Pemenang Ballon d’Or 1961: Omar Sivori (Juventus)
Omar Sivor merupakan pemain kelahiran Argentina namun di Piala Dunia 1962 Sivori memilih memperkuat tim nasional negara lain, yaitu Italia. Legenda Klub Juventus ini gagal meloloskan Italia dari babak fase grup di Piala Dunia yang diadakan di Cile.
Pemenang Ballon d’Or 1965: Eusebio (Benfica)
Mantan pemain sepak bola berkebangsaan Portugal yang menjadi top skor pada Piala Dunia 1966 ini gagal membawa Portugal menjadi juara. Seleccao das Quinas-julukan Portugal- kalah dari tuan rumah Inggris di babak semifinal. Eusebio pun harus puas hanya mengantar Portugal menempati peringkat ketiga di Piala Dunia yang akhirnya dijuarai oleh Bobby Charlton dan kawan-kawan itu.
Pemenang Ballon d’Or 1969: Gianni Rivera (AC Milan)
Gianni Rivera sukses membawa AC Milan berjaya di Eropa, tapi sayang salah satu legenda AC Milan ini gagal mengantarkan tim berjuluk Gli Azzurri menjadi juara Piala Dunia 1970. Di final yang diadakan di Meksiko City, Rivera menjadi pemain cadangan dan hanya tampil di enam menit terakhir. Italia pun tak dapat membendung kehebatan Pele cs dan harus merelakan Brazil merengkuh trofi nya yang ketiga.
Pemenang Ballon d’Or 1973: Johan Cruyff (Ajax/Barcelona)
Johan Cruyff yang kala itu didapuk menjadi kapten tim Oranje menjadi nyawa dari permainan total football yang diusung oleh pelatih Belanda, Rinus Michels. Belanda pun menjadi tim yang diuggulkan untuk menjadi juara Piala Dunia 1974. Nyatanya, Belanda kalah dari tuan rumah Jerman Barat dan Cruyff harus puas hanya membawa balanda menjadi juara kedua Piala Dunia 1974.
Penghargaan ini dimulai pada tahun 2010 setelah penghargaan Ballon d'Or dan Pemain Terbaik Dunia FIFA pria digabungkan. Tapi ada sisi menarik yang menyelimuti penghargaan ini, meskipun Ballon d’Or adalah penghargaan paling bergengsi yang menjadi impian setiap pemain sepakbola dunia, namun di sisi lain ada semacam “kutukan” yang menyertai peraih bola emas ini.
Sejak pertama kali penghargaan ini dianugerahkan oleh France Football pada tahun 1956, para pemain yang meraih Ballon d’Or di tahun sebelum Piala Dunia digelar dinilai selalu gagal mengantarkan tim nasionalnya menjadi juara dunia.
Yang terbaru, Cristiano Ronaldo peraih Ballon d’Or 2013 sekaligus kapten tim nasional Portugal gagal bersinar di Piala Dunia 2014 dan timnya harus tersingkir setelah gagal lolos ke babak 16 besar.
Berikut fakta-faktanya:
Pemenang Ballon d’Or 1957: Alfredo Di Stefano (Real Madrid)
Pemain kelahiran Buenos Aires, Argentina ini tampil cemerlang bersama Real Madrid. Dia pernah membela tim nasional Argentina dan Kolombia, namun pada tahun 1956 Alfredo Di Stefano mendapat kewarganegaraan Spanyol dan memulai debutnya di kualifikasi Piala Dunia. Tapi sayang, kesuksesan Di Stefano di tingkat klub bersama Real Madrid tidak membuatnya membantu tim Matador lolos ke Piala Dunia 1958 di Swedia.
Pemenang Ballon d’Or 1961: Omar Sivori (Juventus)
Omar Sivor merupakan pemain kelahiran Argentina namun di Piala Dunia 1962 Sivori memilih memperkuat tim nasional negara lain, yaitu Italia. Legenda Klub Juventus ini gagal meloloskan Italia dari babak fase grup di Piala Dunia yang diadakan di Cile.
Pemenang Ballon d’Or 1965: Eusebio (Benfica)
Mantan pemain sepak bola berkebangsaan Portugal yang menjadi top skor pada Piala Dunia 1966 ini gagal membawa Portugal menjadi juara. Seleccao das Quinas-julukan Portugal- kalah dari tuan rumah Inggris di babak semifinal. Eusebio pun harus puas hanya mengantar Portugal menempati peringkat ketiga di Piala Dunia yang akhirnya dijuarai oleh Bobby Charlton dan kawan-kawan itu.
Pemenang Ballon d’Or 1969: Gianni Rivera (AC Milan)
Gianni Rivera sukses membawa AC Milan berjaya di Eropa, tapi sayang salah satu legenda AC Milan ini gagal mengantarkan tim berjuluk Gli Azzurri menjadi juara Piala Dunia 1970. Di final yang diadakan di Meksiko City, Rivera menjadi pemain cadangan dan hanya tampil di enam menit terakhir. Italia pun tak dapat membendung kehebatan Pele cs dan harus merelakan Brazil merengkuh trofi nya yang ketiga.
Pemenang Ballon d’Or 1973: Johan Cruyff (Ajax/Barcelona)
Johan Cruyff yang kala itu didapuk menjadi kapten tim Oranje menjadi nyawa dari permainan total football yang diusung oleh pelatih Belanda, Rinus Michels. Belanda pun menjadi tim yang diuggulkan untuk menjadi juara Piala Dunia 1974. Nyatanya, Belanda kalah dari tuan rumah Jerman Barat dan Cruyff harus puas hanya membawa balanda menjadi juara kedua Piala Dunia 1974.
(bbk)