Ada Merah Putih di Arena Corinthians

Senin, 30 Juni 2014 - 12:09 WIB
Ada Merah Putih di Arena...
Ada Merah Putih di Arena Corinthians
A A A
SAO PAULO - Hampir tiga pekan berada di Brazil, saya akhirnya bersua penggemar sepak bola asal Indonesia yang menyaksikan langsung pertandingan Piala Dunia 2014. Pertemuan itu pun terjadi berkat kampanye Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI) di Arena Corinthians, Kamis (26/6).

Seorang pemuda menghampiri ketika saya berbincang dengan Dendi Satrio Trimulyanto, anggota MSBI yangmenyatakan kesiapan tanah air menggelar Piala Dunia 2022. ''Indonesia?" tanyanya.

Danang, begitu dia memperkenalkan diri, setelah saya dan Dendi mengiyakan. Dia mengaku tinggal di Jakarta Timur. Pada Piala Dunia tahun ini, Danang berkesempatan melihat empat laga tim-tim terbaik di muka bumi.

Jika bukan karena bendera Merah Putih yang dipasang Dendi, saya tidak mungkin mengira Danang satu bangsa. Sebab, begitu banyak manusia dari berbagai penjuru bangsa datang ke Brazil demi merasakan atmosfer Piala Dunia.

Danang mendapat akses masuk stadion melalui temannya yang merupakan penduduk lokal. Danang memang sengaja menitip karena karcis partai Piala Dunia dijual lebih murah bagi masyarakat setempat. Harga per lembar berkisar 250-300 Real (sekitar Rp1,25-1,5 juta). Sedangkan orang asing mesti merogoh kocek dalam-dalam jika membeli melalui jalur resmi, atau bahkan membayar tiga kali lipat di calo.

Ketika Danang seksama mendengarkan penjelasan Dendi tentang gerakan MSBI, rekan Danang penasaran apakah saya juga akan menonton langsung duel Belgia-Korea Selatan yang segera dimulai. Dia baru sadar saya bagian awak media seusai melihat kartu akreditasi.

Pemuda berambut ikal itu membaca identitas organisasi saya yang masih menggunakan nama Seputar Indonesia. Dia menanyakan apa artinya. "Sebab, bahasa Portugis mengenal sepultura, yang artinya mengubur," tuturnya.

Dia menunjuk band Brazil yang menggunakan kata tersebut untuk menyebut diri. Kelompok yang
dimaksud tidak lain Sepultura, yang sudah beberapa kali datang ke Indonesia dan konsernya menimbulkan kerusuhan pada tahun 1992.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1039 seconds (0.1#10.140)