Hublot Wakili Swiss di Partai Final

Kamis, 03 Juli 2014 - 12:25 WIB
Hublot Wakili Swiss di Partai Final
Hublot Wakili Swiss di Partai Final
A A A
NYON - Timnas Swiss memang tersingkir dari Piala Dunia 2014. Tapi Swiss yang lain, masih bertahan, bahkan akan tampil hingga ke final. Semua tak lepas dari kecerdikan Jean Claude Biver, warga Nyon, Swiss Barat. Biver-lah yang bisa mempertahankan Swiss bercokol di Brasilia hingga babak final.

Melalui Hublot, pabrik jam tangan mewah yang diproduksi Biver, Swiss selalu tampil hingga ke final, terutama jika terjadi pergantian pemain. Asisten wasit, akan mengangkat papan digital pergantian pemain berlogo Hublot, dan jutaan mata menyaksikan merek jam mahal itu selama 20 detik.

Setelah Rolex, Omega atau Longines menguasai cabang olahraga elite, Hublot nyaris tak mendapatkan tempat. Biver kemudian memasukkannya ke olahraga rakyat, yakni sepak bola. ''Memang sepak bola bukan olahraga elitis, tapi justru itu kami masuk," katanya.

Sasaran Biver, tentu bukan penonton biasa, tapi kelas VIP dan tribun kehormatan. "Kami ingin memang yang eksklusif," katanya.

Hublot pun memiliki hak tunggal sebagai sponsor resmi FIFA hingga 2022, sedangkan di UEFA, kontrak Hublot sampai 2016. Bintang sepak bola, seperti Jose Mouhrino dan Pele, juga wasit Inggris Howard Webb, menjadi bintang iklannya. Hublot juga masuk sebagai sponsor FC Bayern Muenchen.

Berapa rata-rata harga jam ini? Penelusuran KORAN SINDO di Swiss memang menunjukkan ekslusifnya merek ini. Produksinya terbatas, hanya sekitar 40 ribu keping per tahun, jumlah yang kecil untuk ukuran pabrik jam kelas internasional. Itu pun jumlah produksi untuk semua tipe jam ini. Harganya, rata rata 25 ribu swiss franch, setara Rp 270 juta.

Masuknya Hublot ke FIFA, tak lepas dari kedekatan Biver dengan Bos FIFA Sepp Blatter. Sebelum menjadi presiden FIFA, Sepp Blatter adalah rekan senasib Biver. Hanya Blatter bekerja di Longines, sementara Biver di Omega. Di industri jam Swiss inilah, keduanya sudah saling kenal.

Hanya saja, konsumen jam mewah Swiss, seperti Rolex, Breitling, ICW, atau Hublot adalah orang kaya di dunia ketiga, tidak tekecuali Indonesia. Jam tangan orang Swiss sendiri, adalah jam kelas Swatch, atau bahkan yang tak bermerek. "Yang mahal itu untuk turis," kata Dani, salah satu warga Swiss.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7689 seconds (0.1#10.140)