Fred atau Jo?

Kamis, 03 Juli 2014 - 22:12 WIB
Fred atau Jo?
Fred atau Jo?
A A A
FORTALEZA - Salah satu aspek yang membuat Brazil kurang meyakinkan di Piala Dunia 2014 adalah kemampuan mencetak gol. Bermain di rumah sendiri tak membuat BraZil dengan mudah mengalirkan gol-golnya. Kurang prospektifnya tuan rumah tercium sejak ditahan imbang tanpa gol oleh Meksiko.

Saat BraZil diuntungkan wasit Yuichi Nishimura di laga pembuka kontra Kroasia, publik masih maklum dan berharap ada performa lebih berkualitas di laga berikutnya. Ternyata nol besar, karena Brasil malah menurun dan bermain tak tentu arah. Situasi itu ternyata berlanjut hingga laga keempat kontra Chile di babak 16 besar.

Salah satunya pemicunya jelas efektivitas tim. Luis Felipe Scolari, sang pelatih, kini tidak memiliki pemain bertalenta yang dia miliki pada Piala Dunia 2002 silam. Pada masa itu dia memiliki tiga nama, Rivaldo, Ronaldo dan Ronaldinho, yang sudah cukup untuk mengguncang dunia.

Sekarang? Empat pemain depan yakni Neymar, Fred, Hulk dan Jo, tidak bisa dibandingkan dengan talenta di era 2002.Hanya Neymar yang terbilang memiliki kapasitas yang meyakinkan. Tiga lainnya hanya pemain berkualitas rata-rata dan terlihat kurang pantas menyandang predikat sebagai pemain tim sekaliber Brazil.

Dengan formasi 4-3-3, Scolari sudah memilih Neymar dan Hulk sebagai striker sayap, tentu dengan pertimbangan akselerasi serta power. Masalahnya, dia tidak memiliki striker tengah yang mumpuni. Pilihannya hanya Fred atau Jo, dua nama yang sebenarnya tidak bisa dipilih untuk turnamen selevel Piala Dunia.

Kondisi ini memaksa tim memiliki mindset yang tak mereka inginkan, yakni merasa hanya Neymar yang bisa melakukan segalanya (mencetak gol). Legenda Brazil Zico menyatakan, situasi tersebut menjadikan Brazil menjadi tim yang mudah ditebak. Tidak kreatif karena hanya menyuplai untuk Neymar.

Mencetak empat dari delapan gol yang dikoleksi Brazil, membuktikan betapa Neymar menjadi pusat kekuatan Selecao. “Brazil tak memiliki perencanaan strategi yang jelas. Tim hanya sekadar menyerang tapi tidak ada efektivitas dan tergantung sepenuhnya pada Neymar. Brazil harus stop umpan-umpan panjang untuk Neymar,” ulas Zico.

Maksudnya, Selecao harus mulai memainkan peran pemain lain seperti Fred atau Jo. Sepanjang turnamen, keduanya pemain ini tidak memiliki peran yang jelas. Fred terutama, sebagai forward centre dia malah tidak pernah terlihat di lapangan. Bukan sebagai pemantul bola, bukan tukang duel udara, juga bukan pemancing pertahan lawan.

Minimnya suplai bola, karena Neymar dan Hulk lebih suka melakukan aksi individu, membuat striker tengah menjadi menganggur. “Brazil harus mulai menata permainan dari belakang ke depan. Semua elemen harus terlibat, termasuk striker utama, sehingga tidak mudah dihafal lawan seperti sekarang,” tambah Zico.

Kolombia tentunya sudah membuat 'marking list' atau daftar tempel di lapangan. Urutan pertama adalah Neymar, kedua Hulk, ketiga mungkin Oscar. Tiga pemain ini yang cukup membahayakan. Lalu ke mana Fred dan Jo? Dengan perannya sejauh ini, keduanya bukan dianggap sebagai ancaman.

Siapa pun yang dipasang sebagai centre forward, diprediksi tak berpengaruh banyak bagi tuan rumah. Publik bakal tetap disuguhi aksi tusukan dan akselerasi Neymar-Hulk, sementara Fred atau Jo yang dipasang sebagai striker tengah, akan dilupakan dunia. Situasi yang membuat tuan rumah tidak tenang.

Namun, berdasar laporan FoxSport, Brasil sempat mencoba formasi 3-5-2 dalam sesi latihan terakhir. Dalam formasi tersebut Fred dan Jo tidak berguna, karena duet lini depan adalah Neymar dan Hulk. Sedangkan full back kanan memunculkan nama Maicon yang mengganti Dani Alves. Harapan baru bagi Brazil.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7112 seconds (0.1#10.140)