Anas Urbaningrum Jagokan Belanda

Senin, 07 Juli 2014 - 19:29 WIB
Anas Urbaningrum Jagokan Belanda
Anas Urbaningrum Jagokan Belanda
A A A
JAKARTA - Hiruk pikuk dan ueforia pagelaran Piala Dunia 2014 menarik perhatian berbagai kalangan. Begitu juga mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Di sela-sela persidangan kasus dugaan suap dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Senin (7/7) Anas memberikan penilaian terhadap empat semifinalis: Brasil vs Jerman dan Argentina vs Belanda.

Sebagai penikmat sepakbola Anas menilai, semifinalis itu jelas mewakili dua kekuatan besar, Eropa dan Amerika Latin. Perseteruan keduanya membuat calon finalis yang akan berlaga 12 Juli 2014 nanti sangat sulit diprediksi.

"Kan sudah dua Amerika Latin, dua Eropa. Kalau sudah semifinal itu sulit diprediksi siapa yang menang," kata Anas usai menjalani persidangan.

Diisi dengan skuat yang hampir keseluruhan merata, keempatnya punya peluang hampir sama lolos ke final. Anas menguraikan, secara teknis keempat kesebelasan tersebut punya kualitas yang berimbang. Brazil kata dia, punya keunggulan nonteknis karena tuan rumah.

Sama seperti Korea Selatan (Korsel) dalam Piala Dunia 2002 yang kualifikasi teknisnya dulu sebagai tuan rumah kalah dengan yang lain. Tapi toh bisa tembus semifinal waktu itu. "Brazil diuntungkan faktor nonteknis. Secara teknis samalah kualitasnya keempatnya, sama-sama punya tradisi juara. Semua punya tradisi juara," bebernya.

Lalu siapa yang menang dalam partai Argentina vs Belanda hingga final menurut Anas? Mantan Ketua Umum PB HMI mengaku sejak dulu sebenarnya dia suka tim Belanda.

Tapi dia membenarkan, Belanda kendalanya ada pada kualifikasi teknis. Sementara Brazil memegang teknis dan nonteknis. Argentina punya kendala teknis. Tetapi mungkin secara nonteknis ada keunggulan sedikit yang dimiliki Tim Tango. Karena Lionel Messi dkk bermain di udara Amerika Latin.

"Jerman punya tradisi juara yang kuat. Jadi memang cocoklah ini empat kesebelan ini sudah pas masuk semifinal. (Tapi) saya dari dulu sebenarnya suka tim Belanda," tuturnya disertai senyum.

Disinggung apakah selama menghuni Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Jakarta Timur Cabang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di ruang bawah tanah gedung tersebut, Anas masih menyunggingkan senyumnya. Anas sempat punya cita-cita untuk nonton bareng (nobar) dengan tahanan, tapi sampai kemarin belum tercapai. Dia juga memastikan tidak bisa menyaksikan semifinal hingga final. "Nggak bisa nonton. Sudah ajuin tv, (tapi) nggak dikasih. Ya kan dipertimbangkan (sama KPK) bukan dipenuhi," ucapnya.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5918 seconds (0.1#10.140)