Scolari Coba Lupakan Aib
A
A
A
TERESOPOLIS - Pelatih Brazil Luiz Felipe Scolari coba melupakan aib menyusul kekalahan memalukan dari Jerman 1-7 di semifinal piala dunia. Scolari berdalih kehidupan harus terus berlangsung.
"Saya tahu apa yang terjadi kemarin. Saya tahu apa itu rasa malu. Saya merasa hal tersebut tidak akan bisa meninggalkan saya, tapi kehidupan harus berlangsung. Para pemain berhak mendapatkan kehidupan dan mereka masih jadi pemenang,"ujarnya seperti dikutip reuters, Kamis (10/7).
Scolari usai dipermak Jerman meminta kepada semua pendukung jangan menyalahkan pemain. "Hidup kami bukan untuk melakukan kekalahan dan semua merasakan hasil buruk ini. Tapi hidup yang baik tidak akan mati hanya karena sebuah kekalahan. Kami menang bersama, kami kalah bersama. Kami pun merasaka momen terindah sekaligus terburuk bersama. "
Mengenai soal masa depannya bersama Tim Samba, mantan pelatih nasional Portugal itu pun belum memikirkannya. Ia hanya memikirkan bagaimana caranya mempersiapkan anak asuhnya guna menatap perebutan tempat ketiga melawan Belanda atau Argentina.
"Saya tidak memikirkan soal masa depan sekarang. Saya hanya memikirkan bagaimana mempersiapkan pertandingan selanjutnya. Mari selesaikan kompetisi ini dan kami akan melihatnya ke depan. Kami masih mempunyai mewujudkan mimpi lainnya setelah mimpi meraih gelar juara dunia kami terhenti," tutur Scolari.
Media Brazil sudah berspekulasi soal masa depan Scolari. Mereka menempatkan sejumlah nama seperti Tite, Muricy Ramalho dan Vanderlei Luxemburgo yang difavoritkan bakal menggantikannya.
Tite saat ini tidak mempunyai klub tapi pernah membawa Corinthians menjadi juara Livertadores dan Kejuaraan Antar-Klub Dunia. Ramalho adalah sosok penting saat Sao Paulo meraih gelar Liga Brazil. Sementara Luxemburgo adalah mantan arsitek Real Madrid pernah menukangi Tim Selecao di Piala Dunia 1998.
"Saya tahu apa yang terjadi kemarin. Saya tahu apa itu rasa malu. Saya merasa hal tersebut tidak akan bisa meninggalkan saya, tapi kehidupan harus berlangsung. Para pemain berhak mendapatkan kehidupan dan mereka masih jadi pemenang,"ujarnya seperti dikutip reuters, Kamis (10/7).
Scolari usai dipermak Jerman meminta kepada semua pendukung jangan menyalahkan pemain. "Hidup kami bukan untuk melakukan kekalahan dan semua merasakan hasil buruk ini. Tapi hidup yang baik tidak akan mati hanya karena sebuah kekalahan. Kami menang bersama, kami kalah bersama. Kami pun merasaka momen terindah sekaligus terburuk bersama. "
Mengenai soal masa depannya bersama Tim Samba, mantan pelatih nasional Portugal itu pun belum memikirkannya. Ia hanya memikirkan bagaimana caranya mempersiapkan anak asuhnya guna menatap perebutan tempat ketiga melawan Belanda atau Argentina.
"Saya tidak memikirkan soal masa depan sekarang. Saya hanya memikirkan bagaimana mempersiapkan pertandingan selanjutnya. Mari selesaikan kompetisi ini dan kami akan melihatnya ke depan. Kami masih mempunyai mewujudkan mimpi lainnya setelah mimpi meraih gelar juara dunia kami terhenti," tutur Scolari.
Media Brazil sudah berspekulasi soal masa depan Scolari. Mereka menempatkan sejumlah nama seperti Tite, Muricy Ramalho dan Vanderlei Luxemburgo yang difavoritkan bakal menggantikannya.
Tite saat ini tidak mempunyai klub tapi pernah membawa Corinthians menjadi juara Livertadores dan Kejuaraan Antar-Klub Dunia. Ramalho adalah sosok penting saat Sao Paulo meraih gelar Liga Brazil. Sementara Luxemburgo adalah mantan arsitek Real Madrid pernah menukangi Tim Selecao di Piala Dunia 1998.
(bbk)