Presiden Tegaskan Sepak Bola Brazil Bebas dari Politik
Sabtu, 12 Juli 2014 - 13:28 WIB

Presiden Tegaskan Sepak Bola Brazil Bebas dari Politik
A
A
A
BRASILIA - Presiden Brazil, Dilma Rousseff membantah keras adanya efek politis dari kekalahan memalukan 1-7 timnas Brazil dari Jerman di semi final Piala Dunia 2014.
"Ada sebuah tradisi di Brazil bahwa Anda tidak boleh mencampuri sepak bola dengan politik. Apa yang menjadi hal serius adalah kehilangan Piala Dunia di lapangan," kata Rousseff di Reuters, Sabtu (12/7).
Seperti diketahui, pemerintahan Rousseff sempat dikecam lantaran menganggarkan 11 miliar dolar atau sekitar Rp 127 trilun untuk pembangunan infrastruktur untuk Piala Dunia. Padahal, kondisi kehidupan sebagian masyarakat Brazil masih jauh dari kata layak.
Belakangan, protes itu menurun lantaran penampilan timnas Brazil yang mencapai semi final Piala Dunia. Namun, segalanya berubah ketika Jerman dengan perkasa melumat Neymar dkk. 7-1 di semi final. Kekalahan Brazil terburuk sepanjang sejarah.
Survei sendiri menunjukkan, Rousseff memang tetap memimpin perolehan suara pasca protes dan kekalahan tersebut. Rousseff tetap berada di atas lawannya, Aecio Neves dari partai Sosial Demokrat Brazil jelang pemilihan umum 5 Oktober mendatang. Meskipun, secara perlahan jarak perolehan suara antara kedua politisi itu menipis.
"Ada sebuah tradisi di Brazil bahwa Anda tidak boleh mencampuri sepak bola dengan politik. Apa yang menjadi hal serius adalah kehilangan Piala Dunia di lapangan," kata Rousseff di Reuters, Sabtu (12/7).
Seperti diketahui, pemerintahan Rousseff sempat dikecam lantaran menganggarkan 11 miliar dolar atau sekitar Rp 127 trilun untuk pembangunan infrastruktur untuk Piala Dunia. Padahal, kondisi kehidupan sebagian masyarakat Brazil masih jauh dari kata layak.
Belakangan, protes itu menurun lantaran penampilan timnas Brazil yang mencapai semi final Piala Dunia. Namun, segalanya berubah ketika Jerman dengan perkasa melumat Neymar dkk. 7-1 di semi final. Kekalahan Brazil terburuk sepanjang sejarah.
Survei sendiri menunjukkan, Rousseff memang tetap memimpin perolehan suara pasca protes dan kekalahan tersebut. Rousseff tetap berada di atas lawannya, Aecio Neves dari partai Sosial Demokrat Brazil jelang pemilihan umum 5 Oktober mendatang. Meskipun, secara perlahan jarak perolehan suara antara kedua politisi itu menipis.
(wbs)