Gatot Jadi Kandidat Ketua Umum
A
A
A
JAKARTA - Nama Panglima Kostrad Letjen TNI Gatot Nurmantyo mencuat sebagai kandidat Ketua Umum Pengurus Besar Forki periode 2014-2018 pada Kongres Forki XIV di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, 12-13 Juli. Bahkan, informasi itu disampaikan langsung Ketua Umum Demisioner Hendardji Soepandji, kemarin.
Menurut Hendardji yang memimpin Forki periode 2010-2014, induk organisasi karate ini butuh regenerasi baik di level level bawah maupun di level atas. Karena itu, dia sangat berharap ada tokoh lain yang mampu meneruskan kepemimpinannya di Forki demi karate menjadi lebih baik.
”Saya tidak bersedia dicalonkan dan dipilih kembali. Dan, saya merasa Pak Gatot cocok sebagai pengganti. Saya sudah bicara dengan beliau (Gatot), dan beliau bersedia memimpin Forki ke depan. Dia masih muda dan punya kemampuan luar biasa. Dia juga karateka sejak berpangkat Letnan Dua dan mengembangkan karate di kesatuannya,” kata Hendardji.
Tapi, Hendardji tetap menyerahkan sepenuhnya masalah itu kepada Kongres. Sebab, dia tahu Kongres adalah keputusan tertinggi di tubuh Forki. Tapi, dia berharap semua bisa diputuskan secara musyawarah dan mufatkat.
Di sisi lain, Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman menyambut baik Kongres Forki XIV. Dia berharap Kongres ini bisa menghasilkan keputusan yang mampu mengantarkan Forki menjadi organisasi yang semakin besar dan melahirkan para atlet karate nasional andal dengan prestasi membanggakan.
Menyinggung kepemimpinan Hendardji untuk periode 2010-2014, Tono menyatakan apresiasi yang sangat mendalam. Dia menilai, mantan Komandan Pusat Polisi Militer TNI tersebut sudah mampu membawa dan mengangkat karate Indonesia ke level yang lebih tinggi.
”Di saat adanya keterbatasan anggaran dari pemerintah, Pak Hendardji mampu menjalankan program kerjanya secara maksimal,” ujar Tono.
Faktanya demikian. Forki di bawah kepemimpinan Hendardji sangat kondusif. Selain aktif mengirimkan karateka ke berbagai event internasional, Forki juga aktif menggelar kejuaraan dunia. Bahkan, Indonesia sudah tiga kali menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia WKF Premier League, yakni pada 2012-2014. Belum lagi Kejuaraan Piala KSAD, serta kejuaraan junior Piala Mendagri dan Mendikbud, selalu menjadi agenda rutin PB Forki. Bahkan, dalam tiga tahun terakhir ini, Indonesia juga aktif dalam Federasi Karate Asia Tenggara (SEAKF), termasuk terpilihnya Hendardji sebagai Presiden SEAKF pada 2012.
Semua program itu dilakukan karena kinerja bagus Hendardji, termasuk keberhasilannya menggandeng Bank BRI sebagai bapak angkat. Alhasil, hampir seluruh program pembinaan karate baik junior maupun senior, bisa terselenggara dengan maksimal.
”Kami telah berupaya maksimal untuk mengangkat karate ke level lebih baik. Dan, kami sangat berterima kasih kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga dan KONI Pusat yang telah mendukung kami. Terpenting, kami juga berterima kasih kepada Dirut Bank BRI Bapak Sofyan Basyir yang telah mendukung program Forki sejak 2010 hingga 2014 ini,” kata Hendardji.
Dari sisi prestasi, Forki di bawah kepemimpinan Hendardji juga mampu melahirkan banyak prestasi baik level regional maupun dunia. Di level regional misalnya, Indonesia mampu menjadi juara umum SEA Games 2011 Jakarta-Palembang dengan merebut 10 medali emas, 2 perak, dan 4 perunggu. Sementara di level Asia, karateka Indonesia mampu menjadi juara Asia lewat aksi menawan Yolanda Asmuruf di Kejuaraan Karate Asia AKF di Tashkent, Uzbekistan, pada 2012.
Yang menarik, di masa Hendardji pula karate Indonesia mampu menyentuh prestasi dunia. Terbukti, lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di Turki saat tim kata beregu putra dan putri Indonesia merebut medali emas pada Kejuaraan Dunia WKF Premier League di Istanbul, Turki, pada 2011. Bahkan, prestasi sama ditunjukkan trio kata putra dengan merebut medali emas pada WKF Premier League 2012 di Jakarta. Bahkan, Indonesia mampu menjadi juara umum WKF Premier League 2012 Jakarta dengan merebut 4 medali emas, 4 perak, dan 7 perunggu. Sedangkan di level SEAKF, Indonesia mampu menjadi juara umum pada event 2012 di Bangkok, Thailand, dengan 9 emas, 8 perak, dan 12 perunggu.
Di level pembinaan junior, Indonesia juga mengalami kemajuan cukup pesat. Selain terus menjaga konsistensi penyelenggaraan kejuaraan junior Piala Mendagri dan Mendikbud, Forki juga aktif mengikuti kejuaraan junior internasional. Bahkan, Merah Putih mampu merebut 1 medali emas pada Kejuaraan Karate Asia Kadet dan Junior di Hong Kong pada 2010. Sementara pada event Asian junior tahun lalu, Indonesia merebut 2 perak dan 4 perunggu.
Menurut Hendardji yang memimpin Forki periode 2010-2014, induk organisasi karate ini butuh regenerasi baik di level level bawah maupun di level atas. Karena itu, dia sangat berharap ada tokoh lain yang mampu meneruskan kepemimpinannya di Forki demi karate menjadi lebih baik.
”Saya tidak bersedia dicalonkan dan dipilih kembali. Dan, saya merasa Pak Gatot cocok sebagai pengganti. Saya sudah bicara dengan beliau (Gatot), dan beliau bersedia memimpin Forki ke depan. Dia masih muda dan punya kemampuan luar biasa. Dia juga karateka sejak berpangkat Letnan Dua dan mengembangkan karate di kesatuannya,” kata Hendardji.
Tapi, Hendardji tetap menyerahkan sepenuhnya masalah itu kepada Kongres. Sebab, dia tahu Kongres adalah keputusan tertinggi di tubuh Forki. Tapi, dia berharap semua bisa diputuskan secara musyawarah dan mufatkat.
Di sisi lain, Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman menyambut baik Kongres Forki XIV. Dia berharap Kongres ini bisa menghasilkan keputusan yang mampu mengantarkan Forki menjadi organisasi yang semakin besar dan melahirkan para atlet karate nasional andal dengan prestasi membanggakan.
Menyinggung kepemimpinan Hendardji untuk periode 2010-2014, Tono menyatakan apresiasi yang sangat mendalam. Dia menilai, mantan Komandan Pusat Polisi Militer TNI tersebut sudah mampu membawa dan mengangkat karate Indonesia ke level yang lebih tinggi.
”Di saat adanya keterbatasan anggaran dari pemerintah, Pak Hendardji mampu menjalankan program kerjanya secara maksimal,” ujar Tono.
Faktanya demikian. Forki di bawah kepemimpinan Hendardji sangat kondusif. Selain aktif mengirimkan karateka ke berbagai event internasional, Forki juga aktif menggelar kejuaraan dunia. Bahkan, Indonesia sudah tiga kali menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia WKF Premier League, yakni pada 2012-2014. Belum lagi Kejuaraan Piala KSAD, serta kejuaraan junior Piala Mendagri dan Mendikbud, selalu menjadi agenda rutin PB Forki. Bahkan, dalam tiga tahun terakhir ini, Indonesia juga aktif dalam Federasi Karate Asia Tenggara (SEAKF), termasuk terpilihnya Hendardji sebagai Presiden SEAKF pada 2012.
Semua program itu dilakukan karena kinerja bagus Hendardji, termasuk keberhasilannya menggandeng Bank BRI sebagai bapak angkat. Alhasil, hampir seluruh program pembinaan karate baik junior maupun senior, bisa terselenggara dengan maksimal.
”Kami telah berupaya maksimal untuk mengangkat karate ke level lebih baik. Dan, kami sangat berterima kasih kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga dan KONI Pusat yang telah mendukung kami. Terpenting, kami juga berterima kasih kepada Dirut Bank BRI Bapak Sofyan Basyir yang telah mendukung program Forki sejak 2010 hingga 2014 ini,” kata Hendardji.
Dari sisi prestasi, Forki di bawah kepemimpinan Hendardji juga mampu melahirkan banyak prestasi baik level regional maupun dunia. Di level regional misalnya, Indonesia mampu menjadi juara umum SEA Games 2011 Jakarta-Palembang dengan merebut 10 medali emas, 2 perak, dan 4 perunggu. Sementara di level Asia, karateka Indonesia mampu menjadi juara Asia lewat aksi menawan Yolanda Asmuruf di Kejuaraan Karate Asia AKF di Tashkent, Uzbekistan, pada 2012.
Yang menarik, di masa Hendardji pula karate Indonesia mampu menyentuh prestasi dunia. Terbukti, lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di Turki saat tim kata beregu putra dan putri Indonesia merebut medali emas pada Kejuaraan Dunia WKF Premier League di Istanbul, Turki, pada 2011. Bahkan, prestasi sama ditunjukkan trio kata putra dengan merebut medali emas pada WKF Premier League 2012 di Jakarta. Bahkan, Indonesia mampu menjadi juara umum WKF Premier League 2012 Jakarta dengan merebut 4 medali emas, 4 perak, dan 7 perunggu. Sedangkan di level SEAKF, Indonesia mampu menjadi juara umum pada event 2012 di Bangkok, Thailand, dengan 9 emas, 8 perak, dan 12 perunggu.
Di level pembinaan junior, Indonesia juga mengalami kemajuan cukup pesat. Selain terus menjaga konsistensi penyelenggaraan kejuaraan junior Piala Mendagri dan Mendikbud, Forki juga aktif mengikuti kejuaraan junior internasional. Bahkan, Merah Putih mampu merebut 1 medali emas pada Kejuaraan Karate Asia Kadet dan Junior di Hong Kong pada 2010. Sementara pada event Asian junior tahun lalu, Indonesia merebut 2 perak dan 4 perunggu.
(wbs)