Striker Laskar Wong Kito Rela Jadi Stopper
Striker Laskar Wong Kito Rela Jadi Stopper
A
A
A
PALEMBANG - Striker Sriwijaya FC, Rishadi Fauzi, siap menempati posisi stopper jika memang dirinya diberikan kepercayaan oleh Pelatih Kepala Subangkit. Kesanggupan itu diungkapkan Rishadi setelah dirinya mendapatkan kabar jika pelatih Laskar Wong Kito berencana untuk mencoba kemampuannya dalam bertahan.
Apalagi eks penggawa Persita Tangerang ini mengakui, jika sebelum menjadi seorang striker, dia merupakan seorang stopper. Pemain kelahiran 4 Juli 1990 ini menjelaskan, saat masih menempuh pendidikan di sekolah sepak bola (SSB) dan tim junior, dia sempat beberapa bulan menjalani peran itu. Hingga akhirnya pelatih yang mendidiknya saat itu memiliki pandangan lain dan memindahkan posisinya sebagai penyerang.
''Dulu saat awal-awal main bola dan masih di SSB saya memang menampati posisi sebagai stopper. Sekitar jaman SD atau SMP, selain itu saya juga pernah menjadi stopper saat di tim junior, sudah cukup lama juga. Tapi kalau pelatih menginginkan saya menjadi stopper lagi, saya siap,”ungkapnya.
Rishadi mengatakan, dia sangat memahami kenapa hingga akhirnya pelatih Laskar Wong Kito berencana menempatkan dirinya di posisi pemain bertahan. Meskipun diakuinya, butuh waktu agar dia mendapatkan feeling dalam menjalankan tugas barunya itu di Laskar Wong Kito
''Kondisi tim kita memang sedang krisis pemain belakang, karna itulah saya sangat mengerti dan memahami kenapa akhirnya pelatih memiliki pemikiran untuk memaksimalkan pemain yang ada, agar kita bisa mendapatkan poin dari kandang Persijap Jepara nanti,’tuturnya.
Sementara itu, Pelatih SFC, Subangkit membenarkan jika dirinya berencana melakukan eksperimen terhadap Rishadi Fauzi, dengan menjadikannya sebagai pemain bertahan. menurut pelatih yang akrab disapa Cak Su ini, mantan penggawa Timnas Indonesia U-23 itu memiliki kriteria yang cocok untuk dijadikan penghalang bagi juru gedor lawan.
"Rishadi memiliki kriteria yang dibutuhkan untuk jadi pemain belakang. Dia memiliki skill yang lumayan dalam memotong arah atas, postur tubuhnya juga tinggi dan punya kecepatan. Selain itu mental bertahannya juga bagus dan kuat,"jelasnya.
Apalagi eks penggawa Persita Tangerang ini mengakui, jika sebelum menjadi seorang striker, dia merupakan seorang stopper. Pemain kelahiran 4 Juli 1990 ini menjelaskan, saat masih menempuh pendidikan di sekolah sepak bola (SSB) dan tim junior, dia sempat beberapa bulan menjalani peran itu. Hingga akhirnya pelatih yang mendidiknya saat itu memiliki pandangan lain dan memindahkan posisinya sebagai penyerang.
''Dulu saat awal-awal main bola dan masih di SSB saya memang menampati posisi sebagai stopper. Sekitar jaman SD atau SMP, selain itu saya juga pernah menjadi stopper saat di tim junior, sudah cukup lama juga. Tapi kalau pelatih menginginkan saya menjadi stopper lagi, saya siap,”ungkapnya.
Rishadi mengatakan, dia sangat memahami kenapa hingga akhirnya pelatih Laskar Wong Kito berencana menempatkan dirinya di posisi pemain bertahan. Meskipun diakuinya, butuh waktu agar dia mendapatkan feeling dalam menjalankan tugas barunya itu di Laskar Wong Kito
''Kondisi tim kita memang sedang krisis pemain belakang, karna itulah saya sangat mengerti dan memahami kenapa akhirnya pelatih memiliki pemikiran untuk memaksimalkan pemain yang ada, agar kita bisa mendapatkan poin dari kandang Persijap Jepara nanti,’tuturnya.
Sementara itu, Pelatih SFC, Subangkit membenarkan jika dirinya berencana melakukan eksperimen terhadap Rishadi Fauzi, dengan menjadikannya sebagai pemain bertahan. menurut pelatih yang akrab disapa Cak Su ini, mantan penggawa Timnas Indonesia U-23 itu memiliki kriteria yang cocok untuk dijadikan penghalang bagi juru gedor lawan.
"Rishadi memiliki kriteria yang dibutuhkan untuk jadi pemain belakang. Dia memiliki skill yang lumayan dalam memotong arah atas, postur tubuhnya juga tinggi dan punya kecepatan. Selain itu mental bertahannya juga bagus dan kuat,"jelasnya.
(aww)
Explore More