Mengaku Dicurangi, Pelatih PBR Menangis
A
A
A
JAKARTA - Pelatih Pelita Bandung Raya (PBR), Dejan Antonic menangis dalam sesi konferensi pers usai pertandingan melawan Persija Jakarta, Kamis (14/8). Bahasa tubuh pelatih Serbia itu menunjukkan dirinya seolah dicurangi.
Pada pertandingan yang menentukan nasib keduanya untuk lolos ke babak delapan besar Indonesia Super League musim ini berakhir imbang dengan skor 1-1. Tim tamu mencetak gol lebih dulu melalui eks penyerang Persija, Bambang Pamungkas di menit ke-67. Sedangkan Persija menyamakan kedudukan melalui kaki Ponaryo Astaman setelah mendapat hadiah penalti di masa waktu ekstra.
Hasil tersebut rupanya dianggap cukup kontroversial bagi Dejan. Pasalnya selama pertandingan timnya merasa dirugikan dengan keputusan wasit Prasetyo Hadi yang juga memberi PBR hadiah kartu merah kepada Hermawan.
Usai pertandingan, Dejan yang mewakili PBR dalam sesi jumpa pers menangis dihadapan wartawan yang menunggu. Menurutnya, timnya sia-sia datang ke Jakarta jika hasilnya merugikan timnya.
"Saya selalu respect kepada lawan jika mainnya lebih bagus dari Kami. Saya malu dengan hasil ini, terutama keputusan yang memberi kartu merah dan waktu tambahan enam menit," ucap Dejan dengan mata berkaca-kaca.
"Saya datang ke sini untuk bermain, tetapi jika hasilnya seperti ini, buat apa saya bertanding," sambungnya.
Pada pertandingan yang menentukan nasib keduanya untuk lolos ke babak delapan besar Indonesia Super League musim ini berakhir imbang dengan skor 1-1. Tim tamu mencetak gol lebih dulu melalui eks penyerang Persija, Bambang Pamungkas di menit ke-67. Sedangkan Persija menyamakan kedudukan melalui kaki Ponaryo Astaman setelah mendapat hadiah penalti di masa waktu ekstra.
Hasil tersebut rupanya dianggap cukup kontroversial bagi Dejan. Pasalnya selama pertandingan timnya merasa dirugikan dengan keputusan wasit Prasetyo Hadi yang juga memberi PBR hadiah kartu merah kepada Hermawan.
Usai pertandingan, Dejan yang mewakili PBR dalam sesi jumpa pers menangis dihadapan wartawan yang menunggu. Menurutnya, timnya sia-sia datang ke Jakarta jika hasilnya merugikan timnya.
"Saya selalu respect kepada lawan jika mainnya lebih bagus dari Kami. Saya malu dengan hasil ini, terutama keputusan yang memberi kartu merah dan waktu tambahan enam menit," ucap Dejan dengan mata berkaca-kaca.
"Saya datang ke sini untuk bermain, tetapi jika hasilnya seperti ini, buat apa saya bertanding," sambungnya.
(bbk)