Di Lapangan Tak Peduli Saudara
A
A
A
SEMARANG - Ada yang menarik dalam laga PSIS Semarang kontra PSCS Cilacap malam ini. Pertandingan derby Jateng tersebut mempertemukan adik kakak, yang membela kedua tim, yakni Welly Siagian di PSIS dan Julia Mardianus Siagian, di Laskar Nusakambangan.
Saudara kandung tersebut akan terlibat perseteruan pribadi, karena keduanya dipaksa bentrok di lapangan hijau membela tim masing-masing. Jika Welly menempati posisi bek kanan, kakaknya di bek kiri.
Baik Welly maupun Julia, sebenarnya bukan kali ini saja mereka bertemu. Jauh sebelumnya, keduanya pernah sama-sama membela PSCS Cilacap sejak berkompetisi di amatir, yakni DIvisi III, Divisi II dan Divisi 1. Ketika menimba di Sekolah Sepakbola (SSB) Mitra Muda dan SSB Praja Putra milik pemerintah daerah, juga bersama-sama. Welly dengan Julia hanya beda usia 2 tahun.
Setelah itu, Welly memutuskan untuk pindah ke Persibas Banyumas di Divisi II dan memperkuat tim Pra PON Jateng dan PON pada 2012, sebelum akhirnya kembali ke Cilacap lagi dan musim ini berlabuh ke PSIS. Sementara, sang kakak tetap setiap setia membela PSCS, hingga saat ini.
“Saya sejak kecil sudah main bola dengan kakak saya, bergabung bersama
PSCS juga dan akhirnya saya memilih suasana baru di PSIS,” kata Welly
Siagian, saat ditemui SINDO.
Sehari menjelang pertandingan, usai latihan pagi, pemain berusia 25 tahun itu menyempatkan bertemu dengan kakaknya di Hotel Grasia Semarang, tempat skuad PSCS menginap. Pertemuan tersebut tidak lama, karena Julia sedang ada urusan dengan teman-temannya.
“Tadi sudah bertemu dan berbicara sebentar. Selama ini saya juga terus komunikasi, karena dia baru saja punya momongan,” katanya.
Welly mengakui, bertemu dengan kakak kandung dalam pertandingan di lapangan hijau bukan hal yang ringan. Beban psikologis pasti tetap dirasakannya. Namun demikian, ia berjanji tetap akan bermain lepas jika diberi kepercayaan oleh pelatih untuk tampil.
“Kalau dengan kakak, pasti ada perasaan sungkan. Tapi ini sepakbola, di lapangan kita bermusuhan, di luar tetap saudara,” paparnya.
Dari sisi gaya permainan, pemain kelahiran 7 Juli 1989 itu sudah paham karakter kakaknya.
Saudara kandung tersebut akan terlibat perseteruan pribadi, karena keduanya dipaksa bentrok di lapangan hijau membela tim masing-masing. Jika Welly menempati posisi bek kanan, kakaknya di bek kiri.
Baik Welly maupun Julia, sebenarnya bukan kali ini saja mereka bertemu. Jauh sebelumnya, keduanya pernah sama-sama membela PSCS Cilacap sejak berkompetisi di amatir, yakni DIvisi III, Divisi II dan Divisi 1. Ketika menimba di Sekolah Sepakbola (SSB) Mitra Muda dan SSB Praja Putra milik pemerintah daerah, juga bersama-sama. Welly dengan Julia hanya beda usia 2 tahun.
Setelah itu, Welly memutuskan untuk pindah ke Persibas Banyumas di Divisi II dan memperkuat tim Pra PON Jateng dan PON pada 2012, sebelum akhirnya kembali ke Cilacap lagi dan musim ini berlabuh ke PSIS. Sementara, sang kakak tetap setiap setia membela PSCS, hingga saat ini.
“Saya sejak kecil sudah main bola dengan kakak saya, bergabung bersama
PSCS juga dan akhirnya saya memilih suasana baru di PSIS,” kata Welly
Siagian, saat ditemui SINDO.
Sehari menjelang pertandingan, usai latihan pagi, pemain berusia 25 tahun itu menyempatkan bertemu dengan kakaknya di Hotel Grasia Semarang, tempat skuad PSCS menginap. Pertemuan tersebut tidak lama, karena Julia sedang ada urusan dengan teman-temannya.
“Tadi sudah bertemu dan berbicara sebentar. Selama ini saya juga terus komunikasi, karena dia baru saja punya momongan,” katanya.
Welly mengakui, bertemu dengan kakak kandung dalam pertandingan di lapangan hijau bukan hal yang ringan. Beban psikologis pasti tetap dirasakannya. Namun demikian, ia berjanji tetap akan bermain lepas jika diberi kepercayaan oleh pelatih untuk tampil.
“Kalau dengan kakak, pasti ada perasaan sungkan. Tapi ini sepakbola, di lapangan kita bermusuhan, di luar tetap saudara,” paparnya.
Dari sisi gaya permainan, pemain kelahiran 7 Juli 1989 itu sudah paham karakter kakaknya.
(wbs)