Gairah Persegres Semakin Bergejolak
A
A
A
PERSEGRES - Tiga musim berturut-turut berlaga di Indonesia Super League (ISL), Persegres Gresik United belum berhasil mengangkat prestasi sepak bola Gresik. Upaya mengembalikan kejayaan seperti era Petrokimia Putra, belum ada sinyal positif.
Tiga musim terakhir, Persegres hanya menjadi tim medioker dan cenderung dalam posisi berbahaya. Ini situasi yang cukup menggelisahkan bagi publik bola Kota Pudak karena sejatinya secara finansial Persegres relatif sehat.
Musim 2014 saja Laskar Joko Samudro sanggup memakai pemain sekaliber Otavio Dutra, Shohei Matsunaga, Pedro Javier,serta Gustavo Chena. Itu mengindikasikan Persegres memiliki daya belanja yang tergolong lumayan.
Tapi prestasi ternyata tak berbanding lurus dengan daya beli. Prestasi terbaik Persegres dalam tiga musim terakhir adalah papan tengan di musim 2012-2013. Sedangkan dua musim lainnya berujung di bibir degradasi.
Lantas, bagaimana proyeksi Persegres selanjutnya? Tim berkostum kuning menyatakan masih memiliki gairah membangun kekuatan secara serius musim depan. Rendahnya prestasi tiga musim terakhir dianggap bukan alasan untuk 'kehilangan selera'.
"Tentu semuanya ada evaluasi, kenapa musim ini kesulitan bersaing. Setelah evaluasi, baru ada langkah-langkah untuk membangun tim. Persegres masih sangat bersemangat di ISL dan akan membangun kekuatan yang lebih baik," ujar Manajer Persegres Bagoes Cahyo Yuwono.
Salah satu aspek yang bakal diperhatikan manajemen adalah pemilihan pelatih. Untuk ketiga musim secara berturut-turut, tim pujaan Ultrasmania selalu tidak tepat dalam memilih pelatih, sehingga harus diganti di tengah musim.
Alfredo Vera adalah pelatih ke-8 Persegres sejak bermain di ISL pada 2011-2012. "Pemilihan pelatih tentunya selalu melalui banyak pertimbangan. Tapi prosesnya kemudian di luar harapan. Itu juga akan menjadi catatan penting kami," tambah Bagoes.
Terkait rencana skuad untuk musim depan, Persegres masih menunggu evaluasi yang dilakukan pelatih dan manajemen. Namun ada keinginan manajemen mempertahankan sejumlah pemain asli Gresik, di antaranya David Faristian dan Kacung Munif
Tiga musim terakhir, Persegres hanya menjadi tim medioker dan cenderung dalam posisi berbahaya. Ini situasi yang cukup menggelisahkan bagi publik bola Kota Pudak karena sejatinya secara finansial Persegres relatif sehat.
Musim 2014 saja Laskar Joko Samudro sanggup memakai pemain sekaliber Otavio Dutra, Shohei Matsunaga, Pedro Javier,serta Gustavo Chena. Itu mengindikasikan Persegres memiliki daya belanja yang tergolong lumayan.
Tapi prestasi ternyata tak berbanding lurus dengan daya beli. Prestasi terbaik Persegres dalam tiga musim terakhir adalah papan tengan di musim 2012-2013. Sedangkan dua musim lainnya berujung di bibir degradasi.
Lantas, bagaimana proyeksi Persegres selanjutnya? Tim berkostum kuning menyatakan masih memiliki gairah membangun kekuatan secara serius musim depan. Rendahnya prestasi tiga musim terakhir dianggap bukan alasan untuk 'kehilangan selera'.
"Tentu semuanya ada evaluasi, kenapa musim ini kesulitan bersaing. Setelah evaluasi, baru ada langkah-langkah untuk membangun tim. Persegres masih sangat bersemangat di ISL dan akan membangun kekuatan yang lebih baik," ujar Manajer Persegres Bagoes Cahyo Yuwono.
Salah satu aspek yang bakal diperhatikan manajemen adalah pemilihan pelatih. Untuk ketiga musim secara berturut-turut, tim pujaan Ultrasmania selalu tidak tepat dalam memilih pelatih, sehingga harus diganti di tengah musim.
Alfredo Vera adalah pelatih ke-8 Persegres sejak bermain di ISL pada 2011-2012. "Pemilihan pelatih tentunya selalu melalui banyak pertimbangan. Tapi prosesnya kemudian di luar harapan. Itu juga akan menjadi catatan penting kami," tambah Bagoes.
Terkait rencana skuad untuk musim depan, Persegres masih menunggu evaluasi yang dilakukan pelatih dan manajemen. Namun ada keinginan manajemen mempertahankan sejumlah pemain asli Gresik, di antaranya David Faristian dan Kacung Munif
(wbs)