Usia Dibatasi, PSTI Seleksi Ulang Atlet Pra PON
A
A
A
SEMARANG - Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Jateng berencana menggelar seleksi ulang terhadap atlet yang diproyeksikan turun dalam Pra PON. Seleksi diulang diberlakukan lantaran ada pembatasan usia atlet maksimal 27 tahun, saat turun dalam PON 2016 mendatang, yang diputuskan dalam Rakernas PP PSTI, 31 Agustus lalu.
Sebenarnya sudah ada tim Pra PON bayangan yang dibentuk, terdiri dari 12 putra dan 12 putri, yang disaring dari seleksi sebelum ada Rakernas. Karena usianya masih acak, sehingga perlu ada seleksi lagi.
"Sebelumnya seleksi dari umum dan tidak ada batasan usia. Jadi kemungkinan ada seleksi ulang, masih akan kami rapatkan dengan pengurus 27 September mendatang," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PSTI Jateng Rasiwan, kemarin. Rasiwan menjelaskan, seleksi lagi kemungkinan akan dilakukan antara 3-6 bulan ke depan. Jika ada atlet bagus dari luar, akan tetap dimasukkan menjadi tim bayangan.
"Kami tetap ada promosi dan degradasi. Pemantapan tim dilakukan desentralisasi, paling tidak sebulan sebelum dimulai Pra PON, tim inti harus sudah terbentuk," terangnya.
Dia mengaku heran dengan pembatasan usia tersebut, karena tidak hanya sekali ini saja. Pada PON 2012, usia sudah dibatasi 25 tahun. Tapi dalam PON mendatang, berubah menjadi 27 tahun. Imbas dalam pembatasan usia pada PON 2012, satu
generasi emas Jateng hilang, padahal mereka merupakan kelahiran 1983
dan masih sangat potensial.
Ia menuding ada oknum-oknum dari daerah lain yang berupaya merubah usia, demi kepentingan prestasi di wilayahnya. "Atlet takraw itu sedikit. Mencetaknya juga sulit, " sesalnya.
Menurut dia, mengacu pada Sea Games dan Asean Games, selama ini tidak ada pembatasan usia. Padahal itu jenjang even olahraga di atasPON. Jadi sebenarnya, berapapun usia atlet di PON, tidak menghalangi untuk turun dalam kejuaraan di tingkat Asean dan Asia.
"Ini sudah melanggar HAM, menghalangi prestasi olahraga. Saya rasa keputusan pembatasan usia yang diambil secara voting itu sudah tidak bisa berubah," paparnya.
Sebenarnya sudah ada tim Pra PON bayangan yang dibentuk, terdiri dari 12 putra dan 12 putri, yang disaring dari seleksi sebelum ada Rakernas. Karena usianya masih acak, sehingga perlu ada seleksi lagi.
"Sebelumnya seleksi dari umum dan tidak ada batasan usia. Jadi kemungkinan ada seleksi ulang, masih akan kami rapatkan dengan pengurus 27 September mendatang," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PSTI Jateng Rasiwan, kemarin. Rasiwan menjelaskan, seleksi lagi kemungkinan akan dilakukan antara 3-6 bulan ke depan. Jika ada atlet bagus dari luar, akan tetap dimasukkan menjadi tim bayangan.
"Kami tetap ada promosi dan degradasi. Pemantapan tim dilakukan desentralisasi, paling tidak sebulan sebelum dimulai Pra PON, tim inti harus sudah terbentuk," terangnya.
Dia mengaku heran dengan pembatasan usia tersebut, karena tidak hanya sekali ini saja. Pada PON 2012, usia sudah dibatasi 25 tahun. Tapi dalam PON mendatang, berubah menjadi 27 tahun. Imbas dalam pembatasan usia pada PON 2012, satu
generasi emas Jateng hilang, padahal mereka merupakan kelahiran 1983
dan masih sangat potensial.
Ia menuding ada oknum-oknum dari daerah lain yang berupaya merubah usia, demi kepentingan prestasi di wilayahnya. "Atlet takraw itu sedikit. Mencetaknya juga sulit, " sesalnya.
Menurut dia, mengacu pada Sea Games dan Asean Games, selama ini tidak ada pembatasan usia. Padahal itu jenjang even olahraga di atasPON. Jadi sebenarnya, berapapun usia atlet di PON, tidak menghalangi untuk turun dalam kejuaraan di tingkat Asean dan Asia.
"Ini sudah melanggar HAM, menghalangi prestasi olahraga. Saya rasa keputusan pembatasan usia yang diambil secara voting itu sudah tidak bisa berubah," paparnya.
(wbs)