Pembalap Downhill Jepara Tewas Akibat Terjatuh

Senin, 27 Oktober 2014 - 22:18 WIB
Pembalap Downhill Jepara...
Pembalap Downhill Jepara Tewas Akibat Terjatuh
A A A
SEMARANG - Duka menyelimuti olahraga sepeda Jawa Tengah. Atlet sepeda nasional berbakat asal Kabupaten Jepara, Nifera Ufrotun Saidatun Nila, 22, menghembuskan napas terakhir, setelah terjatuh saat mencoba trek downhill di Bukit Sulap Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, pada Sabtu (25/10) lalu.

Korban mengalami pendarahan di perut sehingga nyawanya tidak bisa tertolong dan meninggal dalam perjalanan menuju RSUD Bengkulu.

Jenazah Nifera tiba di Bandara Ahmad Yani Semarang pada Minggu (26/10) pukul 18.00 dan selanjutnya dibawa ke rumah duka.

“Ini perempuan yang dijagokan Asian Downhill Championship yang diikuti 11 negara pada 1-2 November 2014,” kata Sekretaris Jenderal Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Arrow Lalu, di bandara Ahmad Yani.

Indonesia dalam even tersebut mengirimkan 17 atlet, tiga diantaranya berasal dari Jateng. Selain Nifera, ada Nining Purwaningsih dan Khoiful Muqib.

Sebelum turun dalam pertandingan resmi, pebalap downhill beberapa kali mencoba lintasan yang melintasi perbukitan dengan medan yang curam.

Kepala Bidang Pembinaan Prestasi ISSI Jateng Seno Sudono Sudamar mengatakan, downhill itu tidak hanya mengandalkan ketahanan tubuh saja, melainkan dari sisi tehnikal juga sangat menentukan. Karena itu, sebelum turun dalam pertandingan resmi, harus mencoba medan.

“Semakin hapal lintasan, harus sering mencoba. Jadi kita kirim dulu ke sana,” kata Seno, yang ikut mengantarkan jenazah ke Jepara.

Seno menjelaskan, korban bisa mengatasi lintasan dari tengah ke bawah. Tapi ketika akan melintas dari atas ke bawah, terjatuh.

“Di sana banyak batu-batu. Korban mengalami pendarahan di perut akibat terkena stang sepeda, sementara protektor dipasang dari dada ke atas,” ucapnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua KONI Jateng Hartono mengaku sangat kehilangan atlet yang sudah dibina sejak kecil dan digadang-gadang untuk turun dalam PON 2016 di Provinsi Jawa Barat. Tapi, ternyata Tuhan berkehendak lain.

“Jateng merasa kehilangan atlet berbakat. Patriot olahraga telah berpulang, meninggal dalam tugas negara, Innalillahi Wa Innailaihi Raajiun,” kata Hartono.

Menurut dia, perjuangan ini perlu dihargai dan dihormati. Sayang, korban belum mendapatkan asuransi. Hal ini akan menjadi perhatian KONI ke depan.

“Harusnya atlet itu diasuransikan oleh cabang olahraga masing-masing. Pada Pelatda 2015, semua atlet akan diasuransikan, ini tugas kita, untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal seperti ini,” jelasnya. (arif purniawan)
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1095 seconds (0.1#10.140)